NovelToon NovelToon
Noda Red Pertama

Noda Red Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Monika terpaksa menikah dengan Herman, pria itu selalu dingin dan cuek tidak peduli. Tidak ada cinta dalam rumah tangga mereka, yang ada hanya keterpaksaan.

Setelah pernikahan, begitu banyak cobaan yang Monika hadapi. Suami yang selalu dingin dan mertua yang tidak menerima kehadiran nya, bahkan usaha mereka untuk menyingkirkan Monika dari hidup Herman.

Sebelum nya Monika sempat menolak keras saat Herman datang untuk melamarnya. Alasan pernikahan mereka bukan cuma karena malam yang pernah mereka habiskan bersama tanpa di sengaja, tetapi juga karena Adik Monika sendiri.

Ternyata, tanpa Monika ketahui, selama ini dia sudah menyakiti sang adik dan bahkan hampir membunuhnya. Adiknya itu adalah wanita yang sangat Herman cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikah dengan Herman

Herman ingin keluar dari mobilnya, sebelum itu ia memandang dari kejauhan seorang wanita yang lebih dulu keluar dari mobil.

Dia adalah monika, wanita itu dengan penuh percaya diri mengeluarkan sebelah kakinya lebih dulu yang terlihat amat mulus. Memperlihatkan atas lutut yang bersinar bagaikan sebuah lukisan.

Di wajahnya bahkan tidak terlihat kesedihan seperti keluar dari perusahaan Mario tadi, herman menyipitkan matanya, memperjelas indra penglihatan bahwa wanita itu sudah berubah seperti bunglon.

"Secepat itu?" tanya herman tak percaya.

Pria itu tersenyum penuh arti seakan menusuk seorang wanita yang saat ini tengah berjalan memasuki gedung perusahaan milik surya.

Sekarang Herman sedang berada di luar kendaraannya sambil bersandar di samping mobil.

"Aku sudah di luar, jangan membuat ku bosan menunggu terus," kata herman berbicara melalui sambungan telepon.

Iya menghubungi surya agar pria baya itu tidak semakin membuat herman jenuh.

"Cih, membosankan!" gerutunya saat Surya malah menyuruh dirinya untuk memasuki perusahaan dan berbicara dengan resepsionis.

Ia seperti telah kehilangan harga diri karena hal bodoh ini, tetapi demi cintanya pada Ananda, Pria itu bertekad untuk membuat wanita pemilik hati bahagia tanpa penghalang.

Pria itu dengan gagah dan penuh wibawa berjalan tegak tanpa menoleh ke kanan kiri, Ia memasuki perusahaan yang telah didahului oleh Monika. Banyak karyawan yang berlalu lalang di sana memperhatikan dirinya, tetapi Herman seakan hanya berjalan seorang diri tanpa melihat siapapun.

"Maaf, dengan Pak herman?" tanya seorang resepsionis saat Herman mencari Surya.

Awalnya resepsionis itu sangat terpukau dengan pria yang saat ini berdiri di depannya, terlihat begitu matang dan juga penuh wibawa. Tapi dengan cepat iya mengendalikan diri agar tetap profesional dalam bekerja.

"Benar," ujar Herman membenarkan.

"Mari ikuti saya pak."

Resepsionis itupun akhirnya menuntun Herman agar bisa menemui Surya.

Herman hanya tersenyum malas, kejadiannya seperti terulang lagi seperti saat di perusahaan Mario sebelumnya.

"Nak Herman. Mari silahkan duduk."

Surya mempersilahkan Herman untuk duduk.

Herman pun berjalan dengan wajah sedikit bingung di wajahnya.

Mendengar perkataan Surya yang berbeda membuat pria itu tersenyum mengejek dalam hati, tapi itulah yang dirinya inginkan dari pria baya itu, ia lalu duduk tepat di depan surya.

Di sana bukan ruang kerja, seperti sebuah ruang khusus, terlihat dari isinya yang seperti ruang tamu.

"Kapan pernikahan kami?"

Baru saja duduk, tapi Herman sudah bertanya tentang inti dari permasalahan mereka. Ia belum tahu saja jika Surya memanggil nya untuk hal ribet akan masalah ini.

"Monika belum tahu. Mungkin juga pernikahan tidak bisa di percepat. Kamu mungkin juga tahu kalau Monika itu."

Surya tidak tahu harus memperjelas seperti apa.

Herman hanya tersenyum saja, pria itu seakan tidak memiliki masalah apapun dalam suatu hal.

"Kenapa, dia tidak akan setuju?" tanya Herman dengan tebakan yang tepat.

"Ya, kemungkinan besarnya seperti itu. Tapi seperti nya akan berbeda jika kita menggunakan perusahaan sebagai alasan."

Surya sudah memikirkan ini semalaman. Namun kemungkinan Monika setuju juga sangat tipis.

"Atur saja," ucap Herman.

Sebenarnya dia awalnya ingin menggunakan cara itu, tapi setelah mengetahui watak Monika, dirinya menjadi tidak yakin. Namun dia juga penasaran, apakah Monika masih tetap ingin mengejar Mario setelah apa yang sudah pria itu lakukan padanya pagi ini?

"Kita akan berbicara padanya sekarang," kata Surya.

"Tunggu, kita panggil dulu Monika ke sini," lanjutnya.

Surya pun menghubungi sekretaris nya, dan mengatakan agar memberitahu Monika untuk menemui Surya sekarang.

"Ada apa, Pah? Monik tuh lagi mau meriksa hasil laporan proyek."

Tidak berselang lama Monika sudah muncul sambil sedikit menggerutu.

Dia ingin sibuk bekerja untuk melupakan apa yang telah terjadi dan dia dapat dari Mario hari ini. Dirinya benar-benar sedih jika terus memikirkan nya.

"Sini, Nak. Duduk di samping Papa," panggil Surya dan anaknya itu berjalan anggun mendekati Surya. Walau dirinya sedang galau, tapi Monika tetap bisa tampil cantik.

Dirinya belum sadar jika di sana ada Herman, ia tahu Surya sedang berbicara dengan seseorang, tapi dia tidak tahu jika itu adalah Herman.

"Kau!"

Belum sempat wanita itu mendudukkan dirinya, padanya sudah tertuju pada tampang Herman dan berujar seketika.

"Monika, duduk dulu."

Surya menarik pelan tangan Monika karena wanita itu sudah berada di dekat nya. Ia tidak tahu jika kedua anak itu memiliki permasalahan yang lebih serius selain pertemuan kemarin siang.

"Pah, untuk apa orang itu ada di sini?"

Dengan kesal Monika menatap nyalang Herman yang saat ini bahkan tetap menampakkan wajah tenang nya.

"Sayang, jangan berbicara begitu pada Herman. Dia bisa berada di sini kapan saja," kata Surya.

"Papa bicara apa sih? Pokoknya Monik tidak suka dia ada di sini. Ucapan Papa juga seakan-akan orang inilah pemilik perusahaan ini," ujar Monika kesal. Ia juga melihat Herman yang justru terkesan menertawakan dirinya.

"Itu benar. Perusahaan ini bahkan sudah bisa di sebut miliknya."

Monika memicingkan mata pada Surya saat kata-kata itu keluar. Tidak mungkin Monika tidak tahu apa-apa. Jelas-jelas Surya sedang berusaha mempermainkan dirinya.

"Papa jangan mengada-ada. Monik tahu kita hampir tumbang. Tapi Hero Grup yang memberi bantuan. Bukan orang itu!" tunjuk Monika tepat di depan wajah Herman.

Pria itu tidak marah atau apapun, dia hanya mau menjadi penonton saja antara Ayah dan anak di depannya ini.

"Dia pewaris Hero Grup."

Perkataan Surya membuat Monika terdiam.

"Apa...?"

Tangan wanita itu berangsur turun dengan pelan yang tadinya menunjuk kasar wajah Herman.

Perusahaan Surya memang memiliki sebuah masalah besar. Jika tidak ada suntikan dana dari Hero Grup, Mungkin dari kemarin mereka sudah gulung tikar.

Orang kepercayaan Surya sendiri yang melakukan kecurangan secara besar-besaran. Membuat kerugian di semua bidang yang di korupsi oleh orang tak bertanggung jawab itu.

"Benar, Nak. Herman ingin mengambil alih perusahaan ini jika kita tidak mengembalikan suntikan dana mereka," kata Surya.

Sejujurnya dia tidak rela jika mengatakan kebohongan ini, Herman tidak pernah mengatakan itu. Tetapi hal ini terpaksa Surya katakan.

"Dia akan melupakan semua itu kalau_"

Surya tidak sanggup mengatakannya, bagaimana perasaan Monika kalau tahu saat ini Surya sedang bermain kebohongan dengan dirinya.

"Kalau apa, Pah?" tanya Monika sambil menatap tajam Herman. Apa yang ingin orang ini lakukan? Berani sekali dia mengancam.

"Kamu menikah dengan Herman."

"Tidak!" tolak Monika cepat.

Ia bahkan langsung berdiri dan tidak sudi lagi duduk lebih lama di sana.

"Papa ingin menjual ku padanya? Aku ini anak mu, Pah. Bukan barang!" lanjutnya marah.

"Kau, atas dasar apa ingin menikahi ku, hah! Atas dasar apa?!"

Monika bahkan beralih meneriaki Herman.

Tapi percayalah, pria itu tidak terpancing sedikit pun. Dia bahkan terlihat menikmati tontonan yang tersaji tersebut. Karena Herman sudah tahu akan seperti ini, tebakannya sungguh tidak salah.

Maaf, kemarin tidak sempat update. Teks sudah siap, tapi tidak sengaja kehapus 😅

Semoga berkenan memberikan dukungan kepada penulis berupa like 👍 kalian. Author sangat mengharapkan nya 🙏

Terimakasih sebelumnya 🙏 🙏 🙏

1
AbiManyu
🌹🌹untuk mu thorr
Jumli: makasih banyak kak 🙏
total 1 replies
AbiManyu
wahh ada apa ini
Atha Diyuta
nah gtu Monika smoga kamu bisa insaf
Atha Diyuta
hadeh apa kabar nih kalau tau yg nikah bukan hrman SMA ananda tp Herman SMA monika
Atha Diyuta
mungkin karna luka yang ditoreh Surya begitu dalam hingga Salma enggan untuk kmbali
LapCuk
Lah dirimu juga ada-ada aja Mon. pakek acara jadi CEO segala 😆.

iklan+ mawar 🌹 & permintaan update 🥳
LapCuk
hahaha😆
LapCuk
Akhirnya tahu ya Mak... makanya lain kali jangan asal percaya aja
LapCuk
Buruan bawa pulang binikmu Her... terus hukum aja diatas kasur 😆
LapCuk
Mia ini gak jelas bener jadi ibu mertua.
jahat banget.
LapCuk
Harus tadi sekuat tenaga Mon namparnya😆
Jumli: kuat kok. keras banget malah🤣🤣🤭
total 1 replies
Elok Oren
Kapan lah Herman ini bisa di taklukan Monika 😌
Jumli: dikit lagi kok. sabar aja kak😁🤭
total 1 replies
Elok Oren
hadehhh Herman Herman... jangan diami Mulu lah 😌
Elok Oren
sabar ya Monika, setelah ini kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah
Elok Oren
Hahahaa Monika kok di lawan, ya kalah lah 🤣🤣🤣
Elok Oren
bagus Monika 🥰🥰
Elok Oren: iya bener kak, kirain Monika kena tampar sama Mia 🤭
Jumli: sebelum nya kakak ngira Monika yang kena tampar nggak 😁
total 2 replies
LapCuk
Kalau sampai Monika di tampar, balas aja Mon.

hadiah meluncur+ permintaan update 🥳
Jumli: Makasih banyak kak 🙏
total 1 replies
LapCuk
Lah nggak sadar diri bibit pelakor ini.
LapCuk
Nggak nyadar juga sih Emak ini. anak udah punya istri, tapi masih sibuk dijodohkan ma lainnya
LapCuk
Hukuman membawa nikmat kalau ini mah😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!