NovelToon NovelToon
World Without End. Final Re:Make

World Without End. Final Re:Make

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Light Novel / Fantasi / Anime / Solo Leveling / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?

Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.

selamat membaca

kritik dan saran di tunggu ya. 😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Quest 1. Defeat The Boss Colon. Start

Old House and Poisonous Rats

​Rumah yang dimaksud oleh Tim berada di sebelah kanan dari arah gerbang tempat Keyz keluar tadi. Bangunannya cukup besar, dua lantai, tapi tampak seperti nyaris runtuh. Seluruh dindingnya terbuat dari papan kayu yang telah menghitam dimakan waktu. Beberapa bagian retak, sebagian lagi berlubang, dan atapnya sudah lama hilang, menyisakan rangka kusam yang menjulur ke langit. Pintu rumah itu membelakangi gerbang, menggantung setengah terbuka, berderit setiap kali angin berembus melewatinya.

​Keyz melangkah pelan. “Permisi…”

​Suara itu tenggelam dalam keheningan yang mencekam. Di dalam, udara terasa pengap dan berdebu, tercium jelas bau kayu lapuk dan jamur tua. Lantai kayunya bergemeretak seiring langkah kakinya, sementara perabotan di dalamnya telah lapuk, hancur dimakan rayap. Bayangan-bayangan panjang menari di dinding karena cahaya yang menembus celah papan.

​Belum sempat Keyz melangkah lebih jauh—

​“Brak!!”

​Sebuah hantaman keras menyeruduk dadanya. Napas Keyz langsung tersengal, isi perutnya serasa terangkat ke tenggorokan. Tubuhnya terhuyung ke belakang.

​Seekor Colon—makhluk berkepala besar menyerupai biji pohon Ek—muncul dari kegelapan. Cangkangnya berlapis lendir hijau pekat, dengan rahang tajam yang bergetar seperti pisau logam. Matanya berkilat merah, menatap Keyz penuh kebencian.

​Keyz menahan napas, berusaha menahan rasa sakit yang menjalar dari perut. Tapi kali ini ia sudah siap. Begitu Colon itu melompat kembali hendak menyerang, Keyz melangkah ke samping dan menebas dengan cepat ke arahnya.

​“Slash!!”

​Suara kayu bergemeletak keras menggema singkat. Colon itu terhuyung, lalu jatuh ke lantai dengan suara berat. Keyz menghela napas panjang. Tanpa membuang waktu, ia mengumpulkan semua item yang ditinggalkannya—fragmen kulit keras, biji kacang, sepotong kayu manis, dan serpihan kecil berkilau yang entah apa gunanya.

​Keyz bergerak ke ruangan berikutnya.

​Udara di sana lebih lembap, dan bau busuk mulai terasa. Dari balik reruntuhan meja kayu, lima Colon bermunculan, dan terlihat satu monster tikus raksasa yang disebut Venom Rat berada di tengah-tengah ruangan itu.

​Keyz langsung mengenalinya dari katalog monster yang diberikan oleh Baf dan kawan-kawan—buku itu benar-benar bermanfaat.

​Venom Rat itu sebesar anak sapi. Gigi depannya menguning, panjang, dan tajam seperti belati. Bulu hitamnya kasar, berdiri seperti jarum. Cairan lengket menetes dari moncongnya, menimbulkan suara mendesis setiap kali menetes ke lantai.

​Keyz tahu—itu racun. Air liurnya yang mematikan.

​Ia menarik napas dalam-dalam.

​Untuk menghadapi mereka, Keyz perlu memisahkan Colon dari Venom Rat. Ia mengambil batu kecil dan melemparkannya ke arah pintu antar ruang.

​“Takk!”

​Suara itu bergema singkat—dan berhasil. Seekor Colon bereaksi, muncul dengan tergesa. Begitu ia melewati ambang pintu, Keyz langsung menebas.

​“Slash!”

​Kepalanya terpisah seketika. Keyz mengumpulkan item yang jatuh, lalu mengulangi taktik itu satu per satu, hingga Colon terakhir roboh. Ruangan kembali tenang.

​Kini tinggal Venom Rat.

​Anehnya, dari tadi ia tidak bergerak. Keyz mendekat sedikit, memperhatikan.

​Ternyata… ia sedang tidur.

​Napasnya berat dan panjang, seperti dengkuran yang terpendam di dada binatang buas. Ini kesempatan langka.

​Keyz menguatkan cengkraman pedangnya, bersiap, lalu berlari ke arahnya dan menebas—

​“Sat!”

​Tebasannya hanya mengenai udara. Venom Rat itu melompat ke samping dengan kecepatan mengejutkan. Matanya terbuka lebar, memantulkan amarah liar. Ia mendesis, dan dalam sekejap menyerang balik.

​“Set!”

​Kali ini Keyz hampir tidak sempat menghindar—gigi depannya menggores pipinya.

​“Sialan!!”

​Rasa panas menjalar seketika di wajahnya. Racunnya—ia bisa merasakannya menjalar dan membakar kulit. Pandangannya mulai kabur, suara di telinganya berdengung.

​Venom Rat menyerang lagi.

​Tapi kali ini Keyz menunggu—menunggu momen yang tepat. Saat ia membuka rahang untuk menggigit, Keyz mengarahkan pedang lurus ke depan dan menusuk.

​“Crashh!!”

​Pedangnya menembus mulut monster itu, menancap hingga ke tengkuk. Venom Rat menjerit nyaring, tubuhnya bergetar hebat, lalu roboh dengan dentuman berat.

​Keyz berdiri terpaku sejenak, terengah. Udara di dalam rumah ini berbau darah dan racun.

​Ketika napasnya mulai teratur, ia memeriksa tubuh monster itu. Ada beberapa item yang tertinggal: sebotol cairan berminyak berwarna keemasan, dua gigi depan yang menjijikkan, dan sehelai bulu hitam besar yang kaku seperti kawat.

​Dengan rasa enggan, Keyz mengumpulkannya satu per satu.

​Minyak itu—entah apa gunanya—ia tuangkan ke dalam botol kecil dan menutupnya dengan rapat.

​Lalu Keyz berdiri diam sejenak, menatap sekeliling ruangan yang berantakan dan sunyi, hanya menyisakan sisa kabut debu pertempuran mereka dan bau tajam dari racun Venom Rat.

Nay's Fragrant Smell

​Keyz berjalan terhuyung-huyung menaiki tangga menuju lantai dua. Setiap anak tangga berderit di bawah kakinya, rapuh seperti siap patah kapan saja. Udara di atas terasa lebih pengap—penuh debu dan aroma busuk kayu lapuk yang tercampur dengan darah monster.

​Di lantai dua, hanya ada satu ruangan.

​Dan di sanalah Boss Colon menunggunya.

​Beberapa Colon biasa tampak berkeliaran di sekitarnya—makhluk-makhluk konyol berbentuk seperti biji pohon Ek. Tapi Boss Colon berbeda. Kepalanya jauh lebih besar, berbentuk bulat dengan permukaan keras seperti batu lumut. Dari bawah kepalanya menjulur dua tangan kecil, bergerak pelan namun mengerikan, seolah selalu siap mencengkeram mangsa.

​Tubuh Keyz semakin melemah. Racun dari Venom Rat masih mengalir di nadinya, membuat pandangan bergetar dan kaki terasa berat seperti besi. Tapi ia tahu, jika ia terlalu membuang-buang waktu, ia pasti akan mati sebelum Quest ini selesai.

​Jadi, tanpa berpikir panjang—ia menyerbu mereka.

​Keyz melompat ke atas mereka. Bermanuver di udara. Salto dua tiga kali sebelum akhirnya ia menghujamkan tubuhnya ke lantai.

​“Meteor Break!!”

​Blar!!!!

​Suara ledakannya mengguncang seluruh rumah. Lantai kayu berserakan. Efeknya tidak terlalu besar seperti tadi karena tubuhnya sudah semakin lemah. Cahaya biru menyilaukan sekejap, lalu gelombang kejut menghancurkan perabotan di sekitarnya. Para Colon langsung terlempar dan mati seketika, lalu memuai seperti asap. Tak lama kemudian. Lantai kayu tak sanggup menahan dampaknya—kraakk!—semuanya runtuh.

​Debu dan serpihan kayu beterbangan ke udara. Keyz berdiri terhuyung di antara kepulan debu, menjadikan pedangnya sebagai tumpuan.

​Napas terasa berat. Dada panas. Tapi sebelum ia sempat mengatur langkah—

​“Brak!!”

​Sebuah hantaman keras menghantam kepalanya dari arah kanan. Dunia berputar. Keyz terpental ke belakang, menabrak dinding kayu hingga papan-papan itu hancur berserakan. Tubuhnya terlempar keluar dari rumah bobrok itu, jatuh dari lantai dua dan menghantam tanah dengan keras.

​Belum sempat berdiri, Boss Colon sudah meluncur keluar dari reruntuhan, menerjang seperti bola kacang raksasa.

​Keyz reflek mengangkat pedang dan menangkis—clanggg!—suara logam menggema keras. Tapi kekuatan monster itu luar biasa. Ia kembali terpental ke belakang dan membentur dinding luar kota.

​“Uaghhh!!”

​Rasa panas menjalar dari dalam dadanya. Mulutnya terasa asin—ia memuntahkan darah, dan itu banyak sekali. Tubuhnya bergetar, pandangannya semakin kabur. Luka dari serangan tadi ditambah racun Venom Rat membuat seluruh tubuhnya mati rasa.

​“Sialan…” desisnya pelan. “Andaikan aku punya tameng seperti Beasthlord... Ah, aku lupa, aku kan dikasih tameng sama Virgo... kenapa nggak aku bawa sih? Dasar bodoh!!”

​Keyz masih sempat menggerutu ketika Boss Colon kembali menerjang. Tubuh besarnya bergetar, tanah bergetar di bawahnya. Keyz mengguling ke samping secepat yang ia bisa—dan tepat pada detik berikutnya,

​“BLARR!!!”

​Ledakan dahsyat menggema saat kepala Boss Colon menghantam dinding batu kota. Tembok itu pecah, batu-batunya berhamburan, dan kepala monster itu tersangkut di sela retakan besar.

​Keyz terdiam sesaat, menatap pemandangan absurd itu. Lalu tertawa pelan.

​“Hahaha...adegan pertarungan yang konyol.”

​Dengan sisa tenaga, ia mengayunkan pedang, menebas kacang raksasa yang tersangkut itu.

​Suara gemeretak daging dan cangkang bercampur jadi satu—dan Boss Colon pun mati seketika, meledak menjadi kepulan asap.

​Dari kejauhan terdengar suara panik.

​“Ledakan apa barusan!?” Itu suara Nay. Tak lama, gadis itu berlari menghampirinya dengan wajah pucat. “Keyz!!! Kamu terluka!!!”

​“Hahaha... cuma luka kecil,” jawab Keyz sambil mencoba berdiri. Tapi dunia berputar. Lututnya tak mampu menahan berat badan sendiri. Pandangan makin gelap, dan tubuhnya jatuh ke tanah.

​Gelap.

​Ia perlahan pingsan.

​“Sial…” gumamnya dalam kesadaran yang perlahan memudar. “Andaikan saja Flip ada di sini... dia pasti langsung menyembuhkanku dengan heal-nya...”

​Suara hatinya terdengar jauh, mengambang dalam kabut gelap yang menelan segalanya.

​“Flip... Beasthlord... kalian di mana...? Aku... Membutuhkan kalian...”

Dan gelap.

1
Surya
keren ini transmigrasi ke dunia game kah?
PiaPia_PipiOlipia
woh ada cerita tambahannya 💪💪💪
PiaPia_PipiOlipia
wuih. puluhan bab sekaligus. ini mah setara dengan satu buku.😍😍😍😍
PiaPia_PipiOlipia
Bagus
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gess
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!