NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16 : Fakta Atau Cerita Belaka

Yvaine segera menarik Veyra ke dalam pelukannya, mencoba meredam gejolak amarah yang belum padam. Tubuh adiknya masih tegang, napasnya tersengal seakan setiap detik bisa meledak kembali. Yvaine membisikkan kata-kata pelan di telinganya, menuntun Veyra keluar dari aula sebelum emosinya kembali tak terkendali.

Sementara itu, Lyanna tetap berdiri di tempatnya. Tatapannya tidak lepas dari Kaelor, sorot matanya dingin, merendahkan, seolah keberadaan bangsawan itu tak lebih dari noda di tengah istana.

Perlahan, ia menoleh ke arah Marius. Ekspresinya tenang, namun jelas terlihat api yang ia tahan di balik tatapannya. Dengan suara yang terukur, ia berkata,

“Kami siap menerima hukuman apa pun, tanpa keringanan sedikit pun. Namun lakukanlah dengan adil, Ayah. Hukum orang yang pantas dihukum... jangan biarkan seseorang dibebaskan hanya karena ia memiliki ikatan penting dengan kerajaan.”

Setelah itu, pandangannya kembali mengarah pada Kaelor. Nada suaranya berubah lebih tajam, nyaris seperti bilah yang menusuk.

“Kau beruntung, Tuan Kaelor... beruntung kami yang membawamu ke istana. Aku bisa membayangkan sendiri, apa yang akan pria itu lakukan pada tubuhmu sebagai hukuman jika bukan kami yang lebih dulu menyeretmu ke sini. Karena itulah alasan Veyra begitu membencinya.”

Tanpa menunggu jawaban, Lyanna berbalik. Langkahnya tenang, anggun, namun meninggalkan beban berat yang menggantung di udara. Aula istana terdiam membisu saat ia melangkah pergi, menyisakan ketegangan yang tak seorang pun berani pecahkan.

Marius menatap punggung ketiga putrinya yang perlahan menghilang dari aula. Dalam hatinya, ia tak pernah menyangka... sikap keras kepala dan pemberontakan mereka terhadap aturan justru berubah menjadi bentuk pembelaan yang tak bisa diabaikan.

Ia menarik napas panjang, namun udara di dalam aula terasa begitu berat, menekan dadanya. Jemarinya terangkat ke pelipis, memijat kening yang berdenyut karena pusing, seakan beban kerajaan kini menumpuk di pundaknya.

Suasana hening itu akhirnya dipecahkan oleh salah satu menteri yang memberanikan diri bersuara.

“Yang Mulia... apa yang harus kita lakukan? Tindakan mereka sungguh tidak dapat dimaafkan. Apalagi mereka berani membuat cerita yang tidak masuk akal di hadapan seluruh istana.”

Menteri lain segera menyambung dengan nada lebih keras, “Benar, Yang Mulia! Jika dibiarkan, sikap mereka akan menjadi preseden buruk bagi kerajaan. Yang Mulia harus segera menindaki perbuatan para putri itu.”

Marius menurunkan tangannya perlahan. Wajahnya tetap tegas, meski sorot matanya jelas menyimpan badai yang ditahannya. Ia menghembuskan napas berat sebelum berkata dengan suara rendah namun jelas, menggema di seluruh aula.

“Hukuman... akan tetap aku jatuhkan kepada mereka. Tidak ada putri istana yang bebas dari konsekuensi.”

Namun kata-katanya tidak berhenti di sana. Tatapan tajamnya kini beralih, menancap lurus pada sosok Kaelor yang masih berlutut, dengan Arion berdiri menjaga di belakangnya.

“Tetapi... sebelum itu, aku ingin memastikan sesuatu.” Suaranya menurun, nyaris serupa ancaman yang membuat ruangan kian mencekam.

“Apakah kisah yang mereka bawa hanyalah cerita belaka... atau fakta yang selama ini kau sembunyikan dariku, Tuan Kaelor?”

Hening memenuhi aula beberapa detik. Kaelor menegang, alisnya naik menandakan keberatan. “Apa maksud Yang Mulia?” suaranya mendesak. Beberapa menteri segera bersuara, membela bangsawan itu, “Apakah Yang Mulia meragukan pengabdiannya selama bertahun-tahun, hanya karena sebuah kisah tak masuk akal?”

Marius menatap mereka satu per satu dengan tenang, lalu menurunkan suaranya sehingga semua yang hadir otomatis mencondongkan perhatian. “Aku sama sekali tidak meremehkan jasa Tuan Kaelor,” ucapnya jelas. “Namun itu tak lantas membuat kita menutup masalah tanpa bukti yang pasti.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!