cinta adrian dan nisa
Nisa adalah gadis biasa, dari keluarga serdahana, yang memiliki cita-cita yang tinggi, ingin melanjutkan kuliah di kota, ia membulatkan tekadnya untuk pergi ke kota dan menempuh pendidikan disana, tetapi kehidupan di kota tidak semudah yang ia bahayangkan, ia harus berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Adrian malik adalah pria tampan, kaya, cuek, cool, dan arogan ia merupakan salah satu pewaris tatah perusahan ternama di kota B. Siapa saja yang melihatnya akan terpanah dengan ketampanannya, dengan wajah tampan membuatnya menjadi playboy ķelas kakap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurlila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Hening tak ada yang bersuara. Adrian dan Nisa fokus pada pekerjaan mereka masing-masing. Nisa meraih tali rambut miliknya yang berada di dalam tas lalu menguncir rambutnya ala cepol. Saat berkerja Nisa lebih nyaman kalau rambutnya di ikat.
Adrian yang melihat tengkuk leher jenjang dan putih milik Nisa membuat ia menelan salivanya beberapa kali.
Apa kau ingin menggodaku. Adrian
Adrian menggeleng-geleng kepalanya beberapa kali untuk berusaha mengusir fantasi liar yang ada dipikirannya.
"Buat kan aku kopi." Ucap Adrian tanpa melihat kearah Nisa.
"Baik tuan." Nisa bangkit dari duduknya melangkah menuju pantry.
Setelah kepergian Nisa, Adrian menghentikan aktivitasnya, menghembuskan napas panjang sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi. Adrian memijat keningnya perlahan dan memejamkan mata.
Sepuluh menit kemudian Kevin kembali dengan membawah kresek yang berisi makanan. Menaruhnya di atas meja, setelah beberapa menit Kemudian Nisa datang dengan nampan berisi dua cangkir kopi.
Kenapa dua? Karena Nisa sangat pengertian, ia membuat kopi untuk Kevin walau Kevin tak memintanya.
"Tuan ini kopinya." Ucap Nisa sembari meletakkan cangkir kopi diatas meja.
"Ini untukmu pak Kevin." Ucap Nisa sembari meletakkan cangkir kopi didepan Kevin
"Ah, buatku? Terima kasih." Kevin mengambil cangkir tersebut dan menimun kopi buatan Nisa.
Nisa menyajikan makanan diatas meja, bekerja sebagai pelayan di restoran selama empat tahun membuat ia cukup ahli dalam menyiapkan makanan. Menu yang berbeda-beda tersuguh dihadapan mereka masing-masing. Satu kesenangan bagi Kevin dan Nisa, karena hari ini mereka tak perluh mengeluarkan uang. Adrian lah yang membayar semuanya.
Disela-sela makan, Kevin mengajak Nisa mengobrol, sedangkan Adrian hanya menjadi pendengar yang baik.
"Apa kau sudah punya kekasih.?" Satu pertanyaan yang keluar dari mulut Kevin membuat raut wajah Nisa sedikit berubah. Pertanyaan Kevin sungguh berat untuk ia jawab, boro-boro punya kekasih pacaran saja tidak pernah.
Adrian memperhatikan raut wajah Nisa yang sedikit berubah. Pertanyaan yang sedari tadi dijawabnya dengan lancar, untuk kali ini butuh waktu lama menjawabnya. Adrian berpikir jika Nisa tidak nyaman dengan sikap Kevin.
"Hentikan sikap sok akrabmu itu. Kau membuatnya tidak nyaman." Ucap Adrian datar.
"Sejak kapan kau memerhatikan kenyamanan seseorang?" Tanya Kevin kepada Adrian. Bukannya menjawab Adrian menatap tidak suka Kearah Kevin, melihat tatapan Adrian membuat Kevin mencuit.
Pukul 21.00
Akhirnya semua pekerjaan telah selesai. Semua keperluan untuk rapat besok telah disusun rapi.
"Akhirnya selesai juga." Ucap Kevin sambil menggeliat tubuhnya.
Setelah selasai dan merapikan kembali ruang presider. Nisa, Adrian dan Kevin keluar ruangan, mengayuhkan langkah lebar meluju lift.
Ting (pintu lift terbuka)
Kini tibalah mereka di lobby. Ternyata bukan mereka saja yang lembur, terlihat di lobby ada beberapa karyawan. Sepertinya mereka baru selesai bekerja dan hendak pulang.
"Selamat malam tuan," Sapa mereka ketika berpapasan dengan CEO. Adrian tak menjawab, ia terus berjalan dengan ekspresi dingin. Nisa yang mengekori Adrian dari belakang hanya menggeleng-geleng kepala, kenapa ada manusia seperti Adrian dibumi ini, sangat dingin, sombong dan menyebalkan, pikir Nisa.
Malam ini Sepertinya cuaca kurang bersahabat. Langit begitu gelap tanpa bintang berkilau diatas sana. Kilatan cahaya diatas sana semakin rapat, bahkan sesekali terdengar suara gemuruh petir. Hujan turun begitu deras membahasi bumi.
"Hujan sangat deras, aku akan mengantarmu pulang." Ucap Adrian datar.
"Tak usah repot-repot tuan, saya bisa pulang naik taksi." Nisa menolak tawaran Adrian.
"Saya tidak suka dibantah." Ucap Adrian kemudian melangkah menuju basement kantor diikuti Kevin dari belakang.
"Baiklah tuan, " menghembus kan napas dalam. "Sepertinya kali ini saya akan merepotkan anda lagi." Guman Nisa mengikuti Adrian.
Nisa terpengangah setelah tiba di basement, sepertinya ini parkiran Khusus CEO, ada beberapa mobil-mobil mewah disana. Adrian melangkah menuju salah satu mobil lamborghini. Membuka pintu dan masuk kedalam. Nisa masih mematung disamping mobil.
Tiiiin...
Adrian membunyikan klason mobil berkali-kali, ia merasa jengkel dengan ekspresi Nisa.
"Apa kau akan tidur disini? Masuklah." Adrian stengah berteriak.
"Baik tuan."
Tiiin...
"Apa lagi," ucap Nisa kesal
"Duduk didepan, disampingku. Apa kau tuli?" Adrian menegaskan sembari berteriak.
Nisa mendengus. "Kenapa anda terus berteriak. Apa tenggorakanmu tidak sakit, dasar menyebalkan." gerutunya.
"Jangan menggerutu dibelakangku, aku mendengarnya."
"Cih," Nisa membuka pintu depan mobil dan duduk manis disamping Adrian.
Mobil mulai melaju membela derasnya hujan. 15 menit kemudian sampailah mereka didepan gang. Adrian menepihkan mobilnya disisi jalan, dilihatnya gang tergenang banjir akibat derasnya hujan.
"Terima kasih atas tumpangannya tuan." Ucap Nisa yang hendak turun. Tapi tiba-tiba Adrian menggengam tangannya.
"Apa matamu buta? Lihatlah jalanannya tergenang banjir?" Ucap Adrian.
Nisa mengedarkan pandangannya keluar jendela mobil, benar saja jalanan menuju kosnya tergenang banjir, kira-kira tinggi air sampai selutut. Nisa menghembuskan napas dalam,
"Tidak masalah tuan, saya sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini."
Tanpa persetujuan Nisa dengan sigap ia langsung memundurkan mobilnya, menginjak gas meninggalkan tempat itu. Ia memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan menuju kediamannya.
"Loh tuan, kok malah jalan lagi?"
"Aku mau turun. Apa kau tuli? Aku bilang aku mau turun."
Adrian hanya diam tak menggubris pertanyaan Nisa. "Tuan mau bawa saya kemana. Apa kau ingin menculik ku?" Tanya Nisa emosi
"Ikut saja, nanti kamu bakalan tau."
Selama perjalan Nisa terus berteriak meminta Adrian untuk menghentikan mobilnya, seperti tuli Adrian seolah-olah tidak mendengar terikan Nisa. Kini sampailah mereka diarea parkir di basement apartemen mewah, di kawasan elit kota. Nisa menatap bingun pada area parkiran mobil mewah itu.
"Kenapa saya di bawah disini, tuan.?"
"Jangan banyak tanya. Ikut aku"
"Aku tidak mau. Aku mau pulang."
Adrian mendengus. "Jangan keras kepala, aku hanya tidak tega melihat bawahanku tinggal didaerah yang terdampak banjir"
"Tapi...." belum selesai bicara Adrian sudah pergi meninggalkan Nisa.
"Hei, mau kemana kau.?" Nisa berteriak. Adrian tidak peduli dengan teriakan Nisa ia terus melangkah kan kakinya menuju lobby.
"Dasar pria aneh, aku tidak butuh dikasihani oleh pria sepertimu." Nisa sangat kesal tak ada pilihan lain selain mengekori Adrian dari belakang.
Nisa yang masih bingun terus mengekori Adrian yang melangkah gontai dihadapannya. Mereka berdua berada di koridor apartemen. Adrian membuka pintu apartemen dengan menggunakan kartu miliknya.
"Masuklah. Untuk malam ini kau akan menginap disni."
"Aku tidak mau."
"Kenapa kau begitu keras kepala?" Ucap Adrian emosi.
"Cih, aku tidak mau satu ruangan dengan pria yang bukan muhrim." Ucap Nisa memandang sinis kearah Adrian.
Adrian memijat pangkal hidungnya. Nisa adalah wanita keras kepala yang tidak mudah untuk dibujuk begitu saja.
Menghembus pelan. "Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu. Kau bukan tipe ku jadi, buang jauh-jauh pikiran kotormu itu." Ucap Adrian langsung melangkah masuk kedalam apartemen.
"Cih, aku cukup tau diri tuan, tapi tidak kah ini terlalu berlebihan." Gumannya. Dengan terpaksa Nisa masuk kedalam apartemen Adrian.
Nisa merasa takjub dengan dekorasi ruangan itu. Begitu luas dengan barang-barang mewah yang tertata rapi.
Disinilah Nisa sekarang diapartemen mewah, besar dilantai paling atas gedung yang hanya orang-orang tertentu yang bisa tinggal disana.
update terus yaaa ka
msih gntung ini critanya thorr blum selesai kpn up nya..
crazy up pliss...