Ketika seorang gadis yang hidupnya hanya untuk membalaskan dendam kematian keluarganya, tapi hati gadis itu ditakdirkan untuk mencintai pembunuh keluarganya. Akankah gadis itu memilih memaafkan pembunuh keluarganya atau terus pada tujuan utamanya yaitu balas dendam? Ikuti keseruannya yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Zylva menatap Raka yang seperti bertarung dan pisaunya bergantian. Kemudian sambil memejamkan matanya Zylva langsung menyayat leher mamanya Raka.
"MAMA!!!"
Setelah itu Zylva langsung menjatuhkan pisaunya. Matthew, Gibran, dan Reygan sudah tidak menahan Raka. Cowok itu menghampiri mamanya yang sedang sakaratul maut dan memeluknya erat-erat. Matanya merah, seperti akan menangis tetapi tidak keluar air mata.
"Sorry. Tapi Lo layak ngerasain apa yang pernah gue rasain." ucap Zylva dalam hatinya sambil menatap Raka penuh kasihan.
Setelah peristiwa itu, Hubungan Zylva dan Raka mulai merenggang. Zylva dilarang keluar rumah oleh Matthew. Karena para mafioso Dark Wolf yang mencari tahu siapa pembunuh queen mereka.
Raka juga tidak masuk sekolah karena dilarang oleh papanya. Walaupun tidak menyayangi putranya itu, Frans akan melindunginya karena dia satu-satunya penerus Mafia Dark Wolf.
Seminggu telah berlalu. Baik Zylva ataupun Raka masih belum diperbolehkan keluar rumah. Bagaimana sekolah keduanya? Mereka sekolah secara online. Dan itu sangat mengekang mereka yang pada dasarnya mereka memiliki jiwa petualang.
Malam ini Zylva duduk sendirian di balkon kamarnya. Menikmati langit malam yang indah ditemani secangkir teh hangat. Banyak bintang bertaburan, bulan yang terlihat sangat terang, dan langit yang cerah tanpa mendung.
"Gue biasa sendiri di Alaska. Kenapa sekarang terasa sepi?" batin Zylva bertanya-tanya sambil melihat bulan.
Ya, selama seminggu ini terasa ada sesuatu yang hilang di hidupnya. Tapi dia tidak tahu apa itu. Padahal dirumah ada Matthew, Reygan, Gibran, dan Varrel. Tetapi tetap saja terasa sepi.
"Gue kenapa sih?" gumam Zylva.
Entah bagaimana tiba-tiba gadis itu teringat ketika dia jalan-jalan ke taman air bersama Raka. Terbesit sedikit kerinduan dihatinya.
"Zylva! Ayo makan malam!" panggil Reygan.
Mendengar panggilan Reygan, Zylva segera masuk kedalam dan turun untuk makan malam bersama.
"Lo kenapa?" tanya Varrel.
"Hm? Apa?" Zylva tidak mengerti.
"Seminggu terakhir Lo kayak zombie tahu nggak. Gak ada energi." celetuk Gibran yang di angguki oleh Varrel dan Reygan.
"Nggak tuh, biasa aja." jawab Zylva. Kemudian memasukkan makanan lagi ke mulutnya.
Matthew menatap adiknya yang tengah fokus memakan makan malamnya. Walau Zylva mengatakan tidak ada apa-apa, Matthew tahu jelas penyebab adiknya tidak bersemangat akhir-akhir ini.
"Besok tanggal 1 Maret. Dan Raka ulang tahun pada tanggal 2 Maret." ucap Matthew tiba-tiba.
Mendengar apa yang disampaikan Kakaknya, Zylva dan yang lainnya langsung mematung. Mereka tidak sadar waktu berlalu begitu cepat.
"Gue tahu Lo paham maksud gue." ucap Matthew lagi sambil menatap Zylva.
Zylva mengangguk. Kemudian langsung meletakkan alat makannya dan pergi dari ruang makan.
Melihat Zylva yang seperti itu. Mereka semua juga meletakkan alat makan mereka. Baik Matthew atau sepupunya yang lain tidak ada yang melanjutkan makannya. Bahkan Gibran yang perutnya keroncongan sejak tadi menjadi tidak berselera makan.
"Matt." panggil Varrel.
"Hm?"
"Zylva jatuh hati sama Raka." ucap Varrel.
"Siapa yang nggak tahu itu?" tanya Matthew.
"Udah kelihatan banget kalau mereka emang saling suka." sahut Gibran.
"Mereka gak akan bisa bersatu." ucap Reygan memberi pendapat.
Setelah Reygan mengatakan hal itu, mereka bertiga dengan kompak menoleh bersamaan ke arah Matthew.
"Lo gak berniat batalin rencana kita kan?" tanya Reygan.
"Zylva pertama kalinya ngerasain jatuh cinta. Gue gak mau ngehancurin hatinya." jawab Matthew. Ya, mana ada seorang kakak yang tega menghancurkan hati adik perempuannya disaat hati adiknya tersebut sudah pernah hancur sehancur hancurnya.
"Matt, Lo udah lupa siapa yang bunuh orang tua Lo?!" tanya Reygan sedikit emosi.
"Gue gak akan lupa. Tapi gue bisa apa? Coba posisiin diri Lo sebagai gue. Dimana Lo punya adik, yang jiwanya udah hancur kemudian dia merasakan jatuh cinta pertama kalinya. Lo tega hancurin itu?" tanya Matthew kepada Reygan. Cowok itu tidak ragu bicara panjang demi adik kesayangannya.
Reygan diam tidak bisa menjawab. Dirinya sendiri juga tidak akan tega untuk menentang hubungan itu jika dia berada diposisi Matthew.
"Gue setuju sama kak Matt. Lagian dia bukan otak dari pembunuhan itu." ucap Gibran memberi pendapat.
"Hm. Gue gak nyuruh dan gak ngelarang dia buat menjalin hubungan dengan Raka. Tergantung keputusannya." ucap Matthew.
Sedangkan Varrel, sejak tadi cowok itu hanya diam menyimak pembicaraan para sepupunya. Ada rahasia yang ia ketahui, dia tidak akan mengungkapkan hal itu sekarang. Karena bisa menggagalkan rencana yang sudah mereka susun. Dia akan membongkar rahasia itu tepat setelah Raka di habisi.
*
Kita ke Zylva. Gadis itu kembali ke balkon melihat bulan yang masih cerah seperti tadi. Besok dia harus membunuh targetnya yang ketiga, yakni papa dari Raka. Dan lusa dia harus melaksanakan tugas terakhirnya yaitu menghabisi Raka, lalu kembali ke Alaska. Dadanya terasa sesak ketika mengingat dia akan membunuh Raka tepat di hari ulang tahun cowok itu.
"Ada yang salah dengan gue." gumamnya.
Zylva menyambar jaket kulitnya dan juga kunci motornya kesayangannya. Gadis itu turun dan berpamitan untuk jalan-jalan keluar mencari udara segar. Dia berpikir ada yang salah dengan otaknya, kenapa harus merasa kasihan untuk membunuh orang yang sudah membantai keluarganya sendiri?
"Otak Lo pasti koslet Zylva." batin Zylva sembari mengemudikan motornya keluar dari area rumahnya.
Disisi lain Raka ada di sebuah tempat yang menurutnya spesial. Ya, dia berada di taman air tempat dimana dia jalan-jalan bersama Zylva seminggu yang lalu. Tepatnya dia ada di gazebo yang sama dengan minggu lalu. Tempat dimana dia melihat sisi cute dari seorang Zylva.
"Setelah mama, siapa lagi? Papa?" tanya Raka dalam hatinya sambil menatap bulan.
"Gak bisa ya skip aja urutannya langsung gue gitu?" gumam Raka.
Cowok itu mengeluarkan handphonenya dan melihat foto Zylva yang ia ambil secara diam-diam Minggu lalu. Gadis difoto itu terlihat manis sedang bermain dengan ikan koi.
"Beautiful." ucapnya melihat foto tersebut.
Jarinya menggeser layar handphonenya, terlihatlah foto selfi yang Zylva ambil sendiri dengan menggunakan handphonenya karena terciduk memotret gadis itu diam-diam. Tidak ada senyum di foto tersebut. Tetapi tetap terlihat cantik.
"Pasti lebih cantik kalau senyum." gumam Raka.
Cowok itu memencet tombol kamera. Berniat memotret keindahan langit malam ini dari taman tersebut. Tetapi dia dikejutkan oleh seseorang yang terlihat di layar handphonenya.
"Zylva..." Raka menurunkan handphonenya.
...***...
...Bersambung......