Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17: Meja Makan
Paul dan Gerry mendudukan Akin dikursi depan meja makan yamg ada diluar ruang spa itu. Gerry meletakkan in healer yang dia bawa kemana mana dihidung Akin, niat hati agar cepat sadar.
5 menit kemudian Akin membuka kedua matanya perlahan. Gerry dan Paul bernapas lega karena Akin sudah sadar.
"Akhirnya kau sadar juga." seru Gerry.
Akin menatap pakaiannya yang sudah berganti menjadi sebuah kimono,kemudian beralih menatap meja makan yang sudah terhidang makanan diatasnya dan berakhir menatap Paul dan Gerry bergantian.
"Bagaimana aku bisa sampai sini?? Dimana nona Ella???" Akin bertanya seraya menatap Gerry dan Paul bergantian.
Paul dan Gerry lebih memilih mendudukan diri mereka terlebih dahulu dikursi yang ada disitu baru menjawab pertanyaan Akin.
Akhirnya Paul yang akan menjelaskan.
"Jadi... tadi nona Gabriella memanggil kami,kemudian dia berkata bahwa kau pingsan dalam sauna,terus kami yang membawamu sampai sini." jelas Paul menunjuk dirinya dan Gerry lah yang sudah membawanya kemeja makan.
"Dan...nona Gabriella sendiri sedang bersama tuan Noah didalam" Paul menunjuk kebagian dalam spa.
Akin menganggukkan kepalanya. Dia melihat kembali ke meja makan yang terdapat sarapan berupa roti dan selai,ada juga telor dan beberapa sayuran dan juga saos jika ingin membuatnya seperti sandwich.
Akin memandang makanan itu dengan mata berbinar.
"Apa ini disiapkan untuk kita???" Tanya nya antusias sambil menatap Paul dan Gerry bergantian.
Paul dan Gerry saling menatap satu sama lain kemudian tergelak.
Paul menghentikan tawanya.
"Tentu saja...bukan!!" Paul menatap Akin,bisa bisanya dia berpikir makanan itu untuk mereka.
"Itu disiapakan untuk Nona muda dan tuan muda" lanjut Paul. Akin memasang wajah sedih karena tidak jadi sarapan,padahal dia sudah merasakan perutnya mulai kelaparan.
"Kalau kalian lapar,kalian boleh memakannya" ucap seseorang yang baru keluar dari ruang spa.
Akin,Paul dan Gerry menoleh kearah itu dan langsung berdiri menunduk sopan.
"Maaf,Nona." ucap Paul mewakili Akin dan
Gabriella berjalan kearah mereka dan mendudukkan dirinya di salah satu kursi. Kemudian dia menyuruh para pengawalnya untuk duduk.
"Ayo,duduk!!" Perintahnya.
Para pengawal itu akhirnya menurut dan mendudukkan diri mereka dikursi yang masih kosong. Akin duduk tepat disebelah Gabriella.
Gabriella mengambil piring dan roti beserta selainya.
"Ayo ,makan sesuka kalian" ucap Gabriella menatap para pengawalnya. Mereka mengangguk bersamaan.
Baru saja Akin,Paul dan Gerry akan mengambil roti, datang seorang wanita yang tak disukai Gabriella.
"Hay,semua" sapa wanita itu. Para pengawal langsung bersedia untuk berdiri tapi ditahan oleh Gabriella.
"Tidak perlu menyambutnya" ucap Gabriella menatap wanita itu dengan tatapan tak suka. Para pengawal akhirnya tidak jadi berdiri.
Wanita itu hanya tersenyum sinis menatap Gabriella.
"Aku ingin bergabung bersama kalian." ucap wanita itu kemudian langsung duduk dikursi kosong sebelah Akin.
Gabriella menatap tidak suka pada wanita itu.
"Alea,apa aku mengizinkanmu untuk duduk??" Tanyanya ketus.
Ya,wanita itu adalah Alea,sepupu Gabriella,anak dari Tuan Alex.
Alea tidak menyahuti Gabriella dan lebih memilih menyapa Akin yang duduk disebelahnya.
"Hay,Akin... kita bertemu kembali." sapanya sambil tersenyum kepada Akin.
Akin tersenyum canggung pada Alea."hay,Nona" jawabnya canggung.
Gabriella mendengus melihat Alea yang menyapa Akin. Dia kembali melanjutkan makannya yang terganggu.
"Akin dimana rotimu??" Tanya Alea yang melihat piring Akin masih kosong.
"Sini biar kuambilkan" Alea mengambil selotong roti dan meletakkannya dipiring Akin.
Akin tersenyum canggung."terimakasih,Nona"
Gabriella menatap tak suka pada perlakuan Alea kepada Akin.
"Kau tidak perlu melakukannya,dia mempunyai tangan dan bisa mengambilnya sendiri" ucap Gabriella ketus.
Alea tersenyum sinis."aku lupa,kalau cara kalian memperlakukan para pengawal berbeda denganku." Jawab Alea. Dia mengambil sepotong roti untuk dirinya sendiri.
Kemudian Gabriella mengambil sepotong telur dan diletakkan dipiring Akin."makanlah yang banyak agar kau semakin kuat" Gabriella melanjutkan makannya. Akin menatap piringnya yang sudah terisi makanan dan memakannya perlahan.
Gabriella menatap Paul dan Gerry yang hanya terdiam menunduk tanpa mengambil makanan apapun.
"Kalian juga...makanlah yang banyak!!!" Perintahnya pada Paul dan Gerry.
Mereka mengangguk."baik,Nona."
Paul dan Gerry akhirnya mengambil roti mereka masing masing dan mengoleskannya dengan selai.
Suasana dimeja makan itu sangat canggung,belum lagi Gabriella dan Alea yang terus berdebat.
"Mmmm...Ella,apakah kau sudah berlatih untuk mengangkat tangan dalam acara lelang besok malam??" taya Alea memulai perdebatan lagi.
Gabriella menatap Alea sekilas lalu tetap melanjutkan makannya.
"Aku tidak terlalu peduli dengan acara itu,lagipula.. Ayahku menyuruhku datang hanya untuk sekedar formalitas" ucapnya santai.
Alea kembali bertanya."bukankah itu pembukaan pers pertamamu kepada publik??"
Gabriella tersenyum sinis."ternyata sangat cepat tersebar, yah" Gabriella tidak menatap Alea sama sekali dan tetap fokus oada makanannya.
Alea menatap Gabriella dengan tatapan tak terbaca.
Para pengawal hanya diam mendengar perdebatan 2 orang wanita itu,mereka fokus dengan makanannya masing masing.
Tukkkkkk....
Awww....
Alea meringis kesakitan dan menoleh melihat siapa yang memukulnya.
Gabriella,Akin,Gerry dan Paul ikut menoleh keorang itu.
Noah berdiri dihadapan Alea dengan sebuah nampan besi ditangannya. Dia menatap marah kearah Alea. Kemudian beralih kepada orang orang yang sedang duduk disana.
"Siapa??? Siapa yang mengizinkannya duduk disini???" Noah berteriak kesal.
Semuanya hanya diam menatap Noah yang sedang kesal.
Noah kembali menatap Alea dan mengusirnya.
"Pergi...pergi dari sini,tidak ada yang mengundangmu disini." Ucapnya kesal.
Alea memilih berdiri dan balas menatap Noah,dan dibalas lagi oleh Noah. Alea berjalan menyenggol bahu Noah dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Orang orang yang duduk disana hanya diam mendengarkan Noah yang sedang kesal.
Noah kembali menatap orang orang yang duduk dikursi.
"Siapa???" Tanyanya lagi dengan nada yang kesal. Semua hanya diam tidak menjawab.
Noah mendengus kesal."dia duduk dikursiku,aku jadi tidak berselera makan!!!" ucapnya kesal. Noah melempar nampan yang dia pengang dan merajuk pergi keluar ruangan itu.
Para pengawal panik melihat Noah yang merajuk.
"Tuan.." ucap mereka serentak sambil berdiri.
"Kejar dia!!!" perintah Gabriella. Akin,Paul dan Gerry berlari mengejar Noah yang merajuk.
Gabriella menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan makannya yang terganggu.