NovelToon NovelToon
CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Dikhianati pacar, siapa yang tidak sakit hati? Apalagi mau menikah dua hari lagi, tapi malah menemukan sebuah fakta jika pacarnya telah berkhianat.

Alexia yang buntu, dengan bodohnya meminta tukang kurir untuk menikah dengannya. Bagaimana jalan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

"Ma, kalau yang dibilang Alexia benar bagaimana?" Tanya Sukma berbasa-basi.

"Ya sudah, kamu tinggalkan saja laki-laki itu, kalau dia beneran kere buat apa dipertahankan. Lebih baik kamu jalankan rencana Mama kemarin. Tapi,-"

"Tapi, apa Ma?"

"Kamu melakukan dengan Aris kemarin menggunakan pengaman kan? Jangan sampai kamu hamil anak dia. Bisa malu Mama, kita akan menjadi bahan gosip orang-orang nanti. Sudahlah hasil merebut eh ternyata miskin. Rugi dong."

'Yang rugi itu aku, Ma. Tidak tahu saja kalau si Aris itu baji-ngan.' Batin Sukma kesal, namun Ia hanya mampu mengucapkannya di dalam hati.

"Aman, Ma. Mama tenang aja." Jawabnya agar Ambar tidak merasa khawatir.

"Bagus, pokoknya kamu harus berhasil."

Sukma menghela nafas. Sebenarnya dia takut jika apa yang dibilang mamanya itu benar. Ia berhubungan dengan Aris tidaklah memakai pengaman dan itu tidak hanya sekali dua kali. Sukma hanya bisa berharap semoga memang tidak sampai hamil.

Dan, perihal ucapan Alexia tadi, Sukma sudah tidak begitu peduli lagi. Sukma kini bimbang. Apakah dia harus menjadi penggoda lagi? Menjadi pelakor. Bahkan kini dia berpikir kalau dirinya hanya dijadikan alat oleh mamanya. Menuruti semua perkataan mamanya hingga harus kehilangan kehormatannya.

Sukma memejamkan kedua matanya, menurutnya semua ini begitu rumit.

*****

Alex baru saja turun dari mobil. Ia melangkah dengan langkah lebar masuk ke dalam Kantor. Wajahnya terlihat datar, tatapannya fokus ke depan. Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya menunduk hormat. Namun, Alex sama sekali tidak memberikan respon.

"Wah, si Bos sudah kembali. Makin tampan saja. Andai aku bisa mendapatkannya."

"Hus, mimpimu terlalu tinggi. Itu terlalu mustahil."

"Huft..."

Alex mendengar pembicaraan mereka namun Ia tak menghiraukan mereka. Ia masuk ke dalam lift dan menekan angka 30 dimana ruangannya berada. Sampai di lantai 30 Ia berjalan melangkah menuju ruangannya.

Alex menghembuskan nafasnya dengan kasar ketika melihat meja sekretarisnya tidak ada orang. Lalu Ia masuk ke dalam ruangannya dan duduk di kursi kebesarannya.

Kekesalannya tiba-tiba hilang ketika mengingat istrinya. Alex langsung merogoh saku jasnya untuk mengambil ponselnya. Dengan cepat Ia mengirim pesan jika dirinya sudah sampai di Kantor. Setelah itu Alex menghubungi Kevin.

Brak!

Pintu terbuka dengan sedikit keras.

"Ada apa, Lex?" Kevin datang dengan sedikit ngos-ngosan.

"Bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu? Kalau pintuku kamu banting begitu lama-lama bisa rusak." Alex menatap Kevin kesal.

Kevin terkekeh. "Maaf-maaf. Habisnya kamu menghubungiku untuk cepat datang ke ruangan mu." Jawabnya tanpa dosa.

Alex hanya geleng-geleng. Kalau tidak ingat siapa Kevin, Alex pasti akan langsung memarahinya dan memecatnya.

"Dimana wanita itu? Kenapa mejanya kosong?"

"Maksudmu, Luna? Mungkin dia sedang mendayung perahu."

Alex mengerutkan keningnya.

"Ah, maksudku terjebak macet." Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Alex merasa ada yang aneh dengan sikap Kevin. Tapi, biarlah masalah ini Ia bahas belakangan, karena ada yang lebih penting yang harus Ia bahas saat ini. Yaitu, lamaran kerja istrinya.

Alex mengambil amplop coklat yang Ia masukkan kedalam tasnya. Lalu Ia berikan kepada Kevin.

"Lihatlah ini."

Kevin menerima amplop tersebut dan melihat isinya.

Kedua mata Kevin membulat dengan sempurna. "Ini, bukankah ini istrimu?"

Alex mengangguk.

"Istrimu ingin bekerja disini? Lalu, kenapa kamu tidak langsung menerimanya? Apalagi dia lulusan S2 PAP."

"Tadinya aku berpikir, untuk menjadikannya sekretarisku. Tapi, sepertinya dia tidak mau."

"Kamu mau menjadikan istrimu sekretaris dan memecat Luna? Begitu?"

Alex hanya mengangguk.

"Tidak, tidak. Ini bukan ide yang bagus. Lebih baik posisi lain."

"Lalu posisi apa yang cocok untuk istriku?"

Kevin berpikir sejenak. "Sepertinya Ia bisa mulai dengan menjadi karyawan biasa dulu. Itu akan membuatnya aman dan nyaman. Pasti kamu tahu maksudku, kan?"

Alex manggut-manggut, nampaknya yang dibilang Kevin memang benar. Apalagi Ia dan istrinya belum mempublikasikan hubungan mereka. Ia tak mau membuat istrinya menjadi tidak nyaman saat bekerja.

"Oh ya. Aku sampai lupa memberitahumu. Dia sudah di markas." Imbuh Kevin.

Alex tersenyum miring. "Bagus. Setelah ini kita akan langsung ke sana."

*****

Dor! Dor! Dor!

Alexia yang baru saja merebahkan tubuhnya di kasur menjadi terganggu.

"Hih, siapa sih? Mengganggu saja." Gerutu Alexia.

Mau tidak mau Alexia langsung bangun dan beranjak dari tempat tidurnya.

"Alex, buka pintunya. Alexia."

Terdengar teriakan Sukma yang begitu melengking.

Alexia menghela nafas. "Ternyata dia. Mau ngapain coba?"

Dengan mood yang berantakan, Alexia membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Alexia dengan wajah datar.

"Aku mau tanya soal Aris. Pasti kamu hanya membohongiku kan?" Sukma berpura-pura agar terlihat tidak mengetahui apa-apa. Nanti jika adik tirinya ini tahu apa yang sebenarnya terjadi, pasti dirinya akan ditertawakan olehnya.

Alexia memutar bola matanya malas dan Ia melipat kedua tangan di depan dada. "Terserah mau percaya atau tidak. Kalau tidak ada hal yang penting, jangan menggangguku. Aku mau tidur."

"Kalau begitu, serahkan suamimu kepadaku. Aku yakin dia akan menerimaku."

Alexia berdecih. "Percaya diri sekali kamu. Mana mau suamiku mau sama wanita modelan seperti kamu. Apalagi kamu sudah tidak bersegel."

"Heh, meskipun aku sudah tidak pera-wan tapi, tak ada laki-laki yang mampu menolak kelihaianku dalam memu-askannya di ranjang."

Alexia berdecih. "Bangga sekali kamu. Sayangnya suamiku tidak seperti Aris yang mudah tergiur dengan selang-kangan. Apalagi sudah dicelup sana sini. Pastilah suamiku akan berpikir seribu kali untuk menerimamu."

"Sombong sekali kamu."

"Kalau sudah tidak ada hal yang penting pergilah."

Sukma menatap Alexia dengan tatapan memindai.

"Ngapain kamu melihatku seperti itu?"

"Apa kamu dengan suamimu sudah melakukannya? Kok aku jadi curiga ya sama kamu. Jangan-jangan kamu sama dia belum melakukannya ya?"

Alexia mendelik. Ia tidak mungkin berkata jujur kan? Karena memang sampai saat ini dirinya dan suaminya memang belum melakukannya. Padahal dirinya sudah ikhlas jika suaminya meminta haknya. Tapi?

"Bukan urusanmu."

Brak!

Alexia menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras. Sukma sampai terlonjak kaget.

"Dasar preman." Umpat Sukma dari luar kamar.

Di dalam kamar, Alexia memegangi dadanya. Ia sebenarnya takut jika apa yang dikatakan Sukma benar. Apalagi mereka belum melakukan hal tersebut. Apa suaminya nanti akan berpaling darinya?

Alexia akan mencari tahu nanti. Apa iya dirinya harus memulai duluan?

*****

Alexia mengerjapkan kedua matanya. Ternyata Ia ketiduran. Dilihatnya jam pada jam dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 13.30 WIB.

"Astaga, aku sampai lupa tidak menghubungi, Mas Alex."

Gegas Ia mencari keberadaan ponselnya.

Ketika menyalakan ponselnya, tertera notifikasi pesan dan beberapa panggilan tak terjawab dari suaminya.

Alexia merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya Ia ketiduran sampai tidak mendengar dering panggilan. Dan ketika , ternyata ponselnya silent.

Dengan cepat Ia mengetikkan sebuah pesan dan Ia kirim ke suaminya.

"Semoga Mas Alex tidak marah." Alexia meletakkan ponselnya lalu Ia bersih-bersih untuk menjalankan kewajibannya.

Sementara di Kantor, Alex yang baru saja bertemu dengan klien langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Entah kenapa hari ini dia merasa begitu lelah.

Ting!

Terdengar suara notifikasi.

Alex segera meraih ponselnya.

~Mas Alex, maaf tadi aku ketiduran. Jadi saat Mas Alex menghubungiku, aku tidak tahu. Maaf ya, Mas. Mas Alex sudah makan, kan?~

Alex tersenyum membacanya. Padahal tadi dia begitu mengkhawatirkan istrinya itu, karena berkali-kali menghubunginya sama sekali tidak ada tanggapan.

Lalu ibu jari Alex terlihat bergerak dengan lihai mengetik huruf-huruf menjadi menjadi sebuah kata dan kalimat.

~Tidak apa, sayang. Aku tadi sudah makan kok, kamu sendiri jangan lupa makan ya? Sebentar lagi aku pulang, kamu mau pesan apa?~

Send!

Tak lama pesan Alex centang biru.

Ting!

~Tidak pesan apa-apa, Mas. Asal Mas Alex sampai rumah dengan selamat. Aku tunggu kepulangan, Mas Alex. Love.~

Alex senyum-senyum sendiri membaca balasan pesan dari istrinya.

Tok! Tok! Tok!

Alex bangun dan merubah posisinya menjadi duduk. "Masuk."

Ceklek!

"Selamat siang, Pak. Ini saya buatkan Bapak kopi." Luna datang dengan membawakan secangkir kopi.

"Hm, letakkan saja di meja." Jawab Alex tanpa melirik sedikitpun kearah Luna. Alex memfokuskan pandangannya ke layar ponselnya.

Luna meletakkan kopi tersebut dengan sedikit membungkuk, agar da-danya yang bergelantung dengan padat dan besar itu dapat terlihat dengan jelas, namun sepertinya usahanya hanya sia-sia. Karena Alex sama sekali tidak berminat melirik ataupun menoleh untuk menatap Luna.

"Bapak, kalau ada butuh sesuatu bilang saja sama saya, siapa tahu saya bisa membantu."

"Tidak, terima kasih. Kamu boleh pergi."

Luna mendengus kesal. Dia pun beranjak dari ruangan Alex.

Drrt! Drrt!

"Assalamu'alaikum. Iya, sayang. Ada apa?"

......

Baru sampai diambang pintu, Luna mendengar panggilan yang dilontarkan bosnya, Ia mengepalkan tangannya. Sepertinya Ia harus bergerak cepat.

Ia segera berjalan menuju mejanya dan meraih ponselnya. Ia nampak menghubungi seseorang.

"Halo, aku butuh bantuanmu."

*****

1
Elisabeth Ratna Susanti
makin seru.....good job Thor 👍
Elisabeth Ratna Susanti
kalau baca sah! sah! aku merinding
AgviRa: waduh, kenapa, Kak?
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏🤗
AgviRa: Terima kasih, Kak😊🙏
total 1 replies
Rita Rita
CEO dong Thor bukan seo,,, 🤔🤭
AgviRa: ahh, itu sebenarnya mau ngomong seorang tapi terpotong karena ketukan pintu😅🙏
total 1 replies
Rita Rita
ini ibu tiri apa ibu kandung,,, kalo ibu kandung, wah ibu laknat namanya kalo ibu pun masih ada ibu tiri berasa ibu kandung,,
AgviRa: Baca terus ya, Kak, biar tahu 🤭
total 1 replies
Siti Maryati
Doble up ya 😁😁
AgviRa: InsyaAllah, Kaka. Terima kasih sudah berkenan membaca novel saya. 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!