Zylvanca
2018
"MAMA!!!!"
Teriak seorang gadis di kegelapan malam yang menyaksikan kematian ibunya dengan mata kepalanya sendiri.
"Mamaa, bangun Mamaa... jangan tinggalin Zylva mamaa" Gadis yang baru menginjak usia remaja tersebut menangis meraung-raung meratapi kepergian ibunya.
Gadis berusia 13 tahun itu harus merasakan kepedihan ditinggalkan keluarga tersayangnya untuk pertama kali. Mata indah gadis itu menatap orang yang membunuh ibunya tersebut. Cowok yang membunuh ibunya itu sepantaran dengannya. Benar-benar diluar nalar, cowok usia 13 tahun sudah membunuh seseorang?
Dari sudut pandang Zylvanca cowok itu menatapnya dengan angkuh sambil memegang sebuah pisau berlumuran darah yang digunakan untuk menikam ibunya beberapa saat lalu. Setelah puas melihat Zylvanca yang menangis tanpa rasa bersalah dia pergi dari sana. Misi pertamanya telah selesai untuk membunuh istri tercinta Mahendra Jjoxaviel yaitu Kayvara Queenza Gracella dengan meninggalkan 4 orang anak. Matthew Key Jjoxaviel, Zylvanca Jjoxaviel Keyvara, Zelva Fika Jjoxaviel, dan Felly Kayva Jjoxaviel yang masih berusia 5 tahun.
"Ayo pergi!" Matthew selaku kakak laki-lakinya. cowok yang usianya berbeda satu tahun dengan adiknya tersebut tidak kalah terpukul dengan kematian ibunya. Dia hanya berusaha terlihat tegar didepan adik perempuannya.
"Tapi kak, mama--"
"Kita pulang dulu ya?" Matthew memotong perkataan adiknya dia tidak ingin adiknya berlama-lama bersedih melihat ibunya tergeletak tak bernyawa. Yang akhirnya di angguki oleh Zylva.
*
Satu tahun dilalui Zylva dan Kakaknya dengan sangat sulit. Mereka harus membiasakan hidup tanpa malaikat tercantik yaitu ibu. Belum sembuh luka yang digoreskan 1 tahun lalu. Pada tahun ini mereka harus merasakan luka itu kembali.
Seorang ayah yang merawat mereka dengan penuh kasih sayang juga terbunuh ditangan orang yang sama. Di hari dan tanggal yang sama. Yaitu tanggal 13 Januari yang merupakan ulang tahun Zylva. Jangan heran kenapa cowok berusia 13 tahun bisa menumbangkan king mafia. Tentunya menggunakan cara yang curang. Jika bertarung langsung sudah tentu dia kalah.
"Kenapa Lo lakuin ini ke keluarga gue?!!" Zylva berteriak di tengah kegelapan malam kepada cowok yang membunuh kedua orang tuanya.
"Karena takdir." jawab cowok itu singkat, kemudian dia meninggalkan tempat itu bersama anggota mafia yang lainnya.
"Papa.. jangan pergi juga pa..."
Kali ini Matthew tidak memeluk adiknya, dia sendiri sudah tidak mampu menahan tangisnya. Ditinggalkan kedua pahlawan hidupnya dalam waktu yang berdekatan adalah hal yang sangat menyakitkan.
"Gue pasti balas perbuatan Lo..." sumpah gadis itu di dalam hatinya.
*
Satu tahun berlalu lagi, mereka ingin membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya. Tetapi karena usia mereka yang masih muda, mereka tidak bisa melakukannya. Hingga kejadian yang sama terulang lagi.
Pada malam yang sama di hari yang sama bahkan dengan cuaca yang sama yaitu hujan lebat disertai petir. Lagi-lagi orang yang sama membunuh adik-adik mereka di dalam rumahnya sendiri dengan cara yang tidak manusiawi. Cowok itu menggorok leher Zelva dan Felly hingga nyaris putus di atas ranjangnya sendiri.
Kali ini Zylva dan Matthew tidak menangis, akan tetapi hati mereka bagai disayat-sayat menggunakan pisau yang tumpul. Sangat menyakitkan. Mata Zylva dan Matthew memerah menahan tangisnya.
"Lo harus mati!" tangan Matthew meraih pistol di meja kemudian mengarahkannya ke pembunuh keluarga mereka.
DORR!!!
"Akhh!"
Tembakan itu mengenai cowok yang membunuh kedua orangtuanya dan adiknya. Tetapi hanya terkena lengannya.
"Ayo pergi tuan muda!"
Matthew menembakkan pelurunya terus menerus sekalipun peluru itu meleset.
"GUE BENCI LO BERENGSEK!!!" teriak Zylvanca bersamaan dengan air matanya yang jatuh membasahi pipinya.
*
Setelah kejadian itu paman dari mereka membawa mereka ke Alaska untuk melindungi sekaligus melatih kemampuan dua anak malang tersebut sebagai bekal untuk membalaskan dendam atas kematian kedua orangtuanya serta adik-adik mereka.
Zylva dan Matthew tidak dilatih di satu tempat. Walaupun masih sama-sama di Alaska mereka dipisahkan di antara dua kota yang berjauhan.
Keduanya dilatih dengan berat, sekalipun usia mereka masih muda tetapi tekad mereka sangat kuat. Mereka tidak mengeluh dengan cuaca di Alaska yang sangat dingin. Berlatih berbagai macam seni beladiri. Berlatih menggunakan berbagai macam senjata tajam dan senjata api. Baik fisik dan mental mereka di latih menjadi sekuat baja oleh paman mereka.
Mereka akan di izinkan bertemu setiap satu bulan sekali. Dan diberi waktu satu minggu untuk menghabisi waktu bersama sebelum berlatih lagi layaknya pelatihan militer. Terhitung sudah satu bulan kakak beradik tersebut tinggal di Alaska. Jujur saja mereka tidak betah, mereka tidak terbiasa dengan cuaca disana. Tapi mereka tidak akan menyerah begitu saja. Kobaran api amarah terus membara dihati keduanya.
"Kota tempat gue gak ada siang kak." ujar Zylva menceritakan tempat dimana ia tinggal.
Matthew hanya tersenyum tipis mendengarnya, tangan cowok berusia 14 tahun itu membelai lembut kepala adik perempuannya.
"Sabar ya.." ucap Matthew dengan lembut.
Ya, Zylva tinggal di kota Utqiagvik yaitu kota yang penduduknya jarang melihat matahari. Penduduk disana terbiasa merasakan malam hari yang sangat panjang. Hanya jarang bukan tidak pernah melihat matahari. Pada 2018 misalnya, matahari terbenam untuk terakhir kalinya tahun itu pada 18 November. Setelah itu, kota Utqiagvik mengalami malam yang panjang dan akan melihat matahari terbit lagi pada 23 Januari 2019. Suhu disana pun juga sangat dingin.
Selama 3 tahun Zylva tinggal di Alaska. Berbeda dengan Zylva Matthew yang lebih cepat menguasai berbagai macam hal yang diajarkan pamannya dan sudah menamatkan sekolah menengah atas kembali satu tahun lebih awal dari Zylva. Ya Matthew hanya 2 tahun di Alaska dan kemudian cowok itu dikirim kembali ke Indonesia untuk mengambil alih pimpinan organisasi mafia mendiang papanya dan melanjutkan pendidikannya kuliah di salah satu Universitas elit di kota tersebut.
Tahun ini yaitu tahun 2023. Zylvanca dinyatakan lulus pelatihan dan diperbolehkan kembali ke Indonesia atau lebih memilih menetap di Alaska. Tentunya Zylva memilih kembali ke Indonesia dan melanjutkan SMAnya di tanah kelahirannya tersebut sekaligus melancarkan aksi balas dendamnya atas kematian keluarganya.
"Halo kak?" sapa Zylva kepada kakaknya diseberang telepon sana.
"Udah berangkat?"
"Udah, baru mau masuk pesawat."
"Oh, yaud--" suara Matthew terpotong oleh teriakan seseorang di seberang telepon sana.
"Oii princess buruan baliknya! Ntar gue ajak nge-JJ!!" suara teriakan tersebut.
"Toa anjg!"
"Berisik!"
Suasana disana terdengar ricuh sekali. Zylva sudah dapat memastikan bahwa semua sepupunya sedang berkumpul. Karena hanya ketika semua sepupunya berkumpul bisa seramai ini.
"Yaudah, gue tutup kak."
"Iya."
Tut.
"Pembalasan dimulai.." ucapnya sebelum memasuki pesawat pribadi yang sudah disediakan kakaknya.
...***...
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
hohoh, 😌
Mampir kak,,,,, lebih seru yang ini sih... semangat terus ya... maaf baru nongol😁
2022-12-22
1
❥︎𝐦𝐢𝐧🐱ѕυϲнιє αℓєѕγα❀シ︎
next 😌 yg si dixy aja ku blom baca lagi Weh ketinggalan banyak 😭
2022-12-21
2
sasa
mampir ya kak
2022-12-21
2