Si Culun, Istri CEO Kejam

"Minuman apa ini!" Pekik Brian.

Pria itu memiliki berbagai rencana untuk membuat istri culunnya kesusahan.

Kali ini Brian menyuruh Lily membuatkan nya kopi di pantry pribadi pria itu. Lily sudah ke 10 kalinya bolak-balik menganti cangkir kopi dan berbagai rasa, sesuai pesanan suaminya.

Dan kali ini, kesabaran Lily pun habis. Ia sudah muak di permainan suaminya dan pria di hadapannya terlihat begitu puas.

Lily mengambil cangkir kopi yang berada di atas meja kerja Brian. Wanita itu meneguk kopi hangat itu dengan sekali tegukan.

Brian bahkan melongo melihatnya, saat Lily meletakkan kembali cangkir kopi di atas meja dengan kasar, Brian meneguk ludahnya susah, sambil menatap Lily.

"Lihat, tidak ada racun disini." Lily memperlihatkan wajah baik-baik saja setelah, meneguk habis kopi buatannya sendiri. Yang di curigai Brian, terdapat racun di dalamnya.

Brian hanya berdecak sinis dan bermaksud ingin bangkit, namun Lily mencegahnya dengan menahan dada bidang suaminya.

"Apa yang kamu lakukan, jelek!" Bentak Brian dan tanpa sengaja menarik tangan Lily, hingga tubuh istrinya jatuh di atas pangkuannya.

Kacamata Lily bahkan terlepas dan jatuh di atas lantai. Hingga kini Brian dapat melihat keindahan bola mata istrinya. Sesaat, Brian terpukau dengan warna mata istrinya dan kini tatapannya turun di bibir sensual istrinya yang seakan memanggilnya untuk menyentuh.

Pria itu terus meneguk liurnya susah payah, keduanya terlibat saling terpaku dengan tatapan dalam.

Lily terpaku dengan wajah rupawan sang suami, netra grey Brian membuat Lily terhanyut. Lily mengernyit heran, saat wajah suaminya semakin mendekat dan kini sisi wajah mereka hanya berjarak satu jari.

Lily juga merasakan sesuatu mengganjal di bawah sana yang berada tepat di bawah bokongnya, Lily merasa heran, benda apa yang terasa begitu keras juga empuk secara bersamaan.

"Anda menggunakan sesuatu dibawah sana?" Lily bertanya dengan ekspresi heran dan penasaran. Ia juga tidak hentinya bergerak-gerak sambil melirik ke bawah.

"A-apa?" Brian tersadar dalam pesona mata dan bibir istrinya, hingga sesuatu yang sudah lama tertidur lelap, secara ajaib terbangun dari koma nya.

"Ini, apa anda merasakannya?" Ujar Lily sambil bergerak, ke kiri dan kanan.

Membuat benda keras dan padat itu semakin gagah menjulang tinggi. Brian hanya bisa menahan sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya. Wajah pria itu bahkan tampak merah dengan keringat bercucuran.

"Diam!" Gertak Brian dengan lirih. Bukannya menyuruh istrinya turun, Brian bahkan tanpa sadar menahan kedua sisi pinggang ramping istrinya, agar Lily berhenti bergerak dan menyiksanya.

Lily terdiam, tapi wanita itu merasa tidak nyaman. Benda itu semakin menggembung dan terasa hangat.

Lily kini beralih, menatap wajah Brian yang terlihat memejamkan mata dengan wajah merah.

"Anda kenapa? Anda sakit?" Tanya Lily panik. Wanita itu refleks, berubah duduknya menjadi mengangkang.

Membuat Brian melongo dan semakin tersiksa. Apalagi rok Lily hanya sebatas paha dan Brian baru menyadari, istrinya memiliki dua kaki jenjang yang begitu indah.

Brian lagi-lagi hanya bisa menelan ludahnya kasar. Hawa tubuhnya semakin panas dan tiba-tiba kepalanya menjadi pening.

"OH Tuhan, wajah anda kenapa!" Lily berdiri dengan ekspresi terkejut, detik berikutnya ia kembali duduk di atas pangkuan Brian dengan kasar.

Membuat benda di bawah sana semakin memberontak. Dada Brian terlihat naik turun dengan kencangnya, yang disalah artikan Lily sebagai penyakit jantung.

"Anda tidak apa-apa? Lihat, anda terlihat sesak nafas," ujar Lily yang terlihat panik.

Sangking paniknya, ia tanpa sadar membuka kasar kemeja suaminya dan Lily membantu suaminya dengan menekan pelan dada bidang Brian.

Bukannya membaik, Brian semakin terlihat sesak nafas, apalagi bagian bawahnya yang semakin sesak dan nyeri.

Lily pun kian panik, wanita itu mendekatkan wajahnya di dada Brian dan nafas hangat Lily tepat, mengenai ****** dadanya.

Brian semakin terbakar dan kepanasan. Kepala semakin sakit, apalagi kepala bawahnya yang begitu nyeri dan ngilu.

"Tuan suami, sadarlah," ujar Lily, menepuk kedua pipi suaminya yang terlihat memejamkan mata dengan kepala mendongak ke atas.

Brian membuka matanya, ini tidak mungkin. Kenapa dengan istri jeleknya, si belut jumbonya terbangun dari persembunyian selama 37 tahun lamanya.

Kenapa saat bersama dengan kekasihnya, si belut jumbo seakan mati suri.

Brian menyingkirkan Lily dari pangkuannya kasar dan segera berlari ke arah kamar mandi.

Lily yang terduduk di atas lantai, hanya bisa tercengang dengan mulut terbuka.

"Dia kenapa?" Tanya Lily pelan.