NovelToon NovelToon
Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa / Chicklit
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nirwana Asri

"Sampai kapan kamu akan berlindung di ketiak mama? Kalau sikap kamu manja seperti ini mana ada laki-laki yang mau menikahi kamu. Abang tahu kamu sering dimanfaatkan oleh pacar-pacar kamu itu 'kan?"

"Abang, jangan meremehkan aku. Aku ini bukan gadis manja seperti yang kau tuduhkan. Aku akan buktikan kalau aku bisa mandiri tanpa bantuan dari kalian."

Tak terima dianggap sebagai gadis manja, Kristal keluar dari rumahnya.

Bagaimana dia melalui kehidupannya tanpa fasilitas mewahnya selama ini?

Yang baca wajib komen!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nirwana Asri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asisten Baru

Eh udah Senin aja nih Guys. Yang masih nyimpen Vote bisa hibahkan ke author ya. Dukungan kalian sangat berarti buat kami.

...♥️♥️♥️...

Kristal mondar-mandir di depan ruangannya. Saat ini dia diberi mandat oleh abangnya untuk memimpin perusahaan. "Ah, telepon papa." Kristal pun membuka tas lalu mengambil handphonenya. Bagaimana bisa dia memimpin perusahaan dalam waktu sekejap.

Tangannya bergetar sebelah tangannya lagi menggigit kuku jarinya karena Jaden tak juga mengangkat telepon. Kristal tak menyerah, dia terus menghubungi ponsel ayahnya sampai tersambung.

Akhirnya tersambung setelah mencoba beberapa kali. "Papa," rengek Kristal.

"Papa tahu, nanti papa akan kirimkan om Bagus untuk mengajarimu."

Ah, papanya memang sangat perhatian padanya. Kristal tampak girang. "Terima kasih papaku sayang, muach muach."

Sambil menunggu asisten pribadi ayahnya datang, Kristal mulai mengerjakan pekerjaan yang lain. Sebelum itu, dia meminta bawahannya berkumpul di ruang rapat.

"Selamat pagi semuanya." Kristal menyapa para bawahannya.

"Pagi," jawab para pegawainya dengan serempak.

"Mulai hari ini saya yang akan memimpin perusahaan sementara waktu karena Pak Alex sedang menemani istrinya yang sedang sakit. Beliau meminta saya menghandle perusahaan. Jadi mulai hari ini saya akan bagi tugas untuk kalian. Pekerjaan saya akan dipegang oleh Ari dibantu oleh Dimas karena Pak Agung juga izin karena sakit. Sedangkan pekerjaan utama kalian boleh dikerjakan bersama bawahan kalian masing-masing. Kita kerja sama supaya tidak ada yang lembur Minggu ini. Kalian mengerti?" tanya Kristal pada para bawahannya.

"Mengerti, Bu."

"Terima kasih, kalian bisa kembali ke tempat kalian. Apabila ada kesulitan kalian bisa tanya langsung ke saya. Jangan sungkan karena kita di sini saling bekerja sama."

Setelah itu, semua orang yang berada di ruang rapat itu membubarkan diri. Lalu Kristal menunjuk salah seorang karyawan untuk menjadi asisten sementaranya.

"Siapa nama kamu?" tanya Kristal pada seorang gadis yang berkacamata tebal.

Gadis itu berdiri dengan ragu. "Saya Rere, Bu."

"Ikut saya sekarang!" Perintah Kristal pada gadis itu. Rere menurut perintah Kristal. Dia masuk ke dalam ruangannya.

"Apa saya punya salah, Bu?" tanya Rere yang merasa ketakutan.

"CK, jangan insecure dulu. Aku memintamu untuk menjadi asistenku. Kamu bisa kan?" Rere tersenyum senang. Menjadi asisten di perusahaan merupakan cita-citanya. Melihat kakaknya yang menjadi asisten pribadi di perusahaan tempatnya bekerja membuat sang kakak terlihat keren.

"Baik, Bu saya bersedia." Kristal merasa Rere sangat bersemangat.

"Emm pertama-tama kamu ubah dulu penampilan kamu. Tapi untuk saat ini kita tidak punya waktu ke salon. Jadi kamu kerjakan dulu file ini. Nanti siang kita akan ke salon bersama. Kamu mengerti?" tanya Kristal.

Rere tidak menyangka sekretaris bosnya itu sangat perhatian padanya. Rere mengangguk cepat lalu mengambil berkas yang ada di meja Kristal.

Kristal hampir lupa menanyakan jadwal Alex pada Agung. Dia pun menyempatkan diri untuk menelepon Agung. "Ada apa Kristal?" tanya Agung di seberang sana.

"Mas Agung, aku butuh bantuanmu. Bisakah kamu kirimkan jadwal bang Alex selama seminggu ke depan. Saat ini aku yang menggantikan dia."

Agung menautkan alisnya. Agung belum mendapatkan kabar kalau Sandra masuk rumah sakit. Alex belum sempat menghubungi dia pagi ini. "Menggantikan?" tanya Agung.

"Kak Sandra jatuh dari tangga kemaren. Bang Alex ingin fokus pada kesembuhan istrinya jadi dia menyuruhku untuk memimpin perusahaannya sementara waktu," jawab Kristal.

"Apa? Alex tidak bilang apa-apa padaku? Apa yang bisa kubantu?" tanya Agung.

"Mungkin Abang ingin Mas Agung istirahat dulu. Kirimkan saja jadwal bang Alex melalui emailku karena aku akan menggantikannya."

"Tidak, sebaiknya aku datang ke sana. Aku akan mengaturkan jadwalmu."

"Tidak, aku sudah punya asisten sendiri. Mas Agung beristirahat saja di rumah sampai tanganmu sembuh. Maaf aku belum bisa menjengukmu," ucap Kristal yang tak mau merepotkan Agung. Dia merasa bersalah karena dirinya lah Agung menjadi terluka.

"Baiklah, aku akan mengirim jadwal Alex ke surelmu," jawab agung tak bersemangat. Padahal ini kesempatan yang baik untuk dia bisa dekat lagi dengan Kristal. Tapi gadis itu menolak.

Setelah itu ketika jam makan siang, Kristal membawa Rere untuk membeli baju, sepatu dan memperbaiki dandannya. "Aku mau kamu tampil cantik karena kamu akan menemaniku untuk meeting dengan klien. Ingat penampilan itu penting."

"Baik, Bu. Saya mengerti," jawab Rere.

Mereka sampai di salon langganan Kristal. "Tina, gue mau lo bikin asisten gue jadi cantik kaya gue," perintah Kristal pada laki-laki yang bernama asli Tono itu.

"Siap, nek."

"Si Alan lo ganti panggilan lo ke gue," protes Kristal.

"Ya, maaf. Yuk say ikut eike." Tina menarik tangan Rere. Rere menoleh ke arah Kristal karena merasa takut.

"Jangan khawatir dia udah jinak. Nggak bakalan gigit," seru Kristal diiringi tawa mengejek.

"Tina, jangan lama-lama sore ini kita ada meeting." Tina mengaitkan ibu jari dan jari telunjuknya membentuk huruf O.

Sambil menunggu Kristal membuka laptopnya. Dia mengunduh surel yang dikirim oleh Agung. Setelah itu dia menelepon Agung sambil menanyakan apa saja yang biasanya dikerjakan oleh Alex saat menemui kliennya. Cukup lama Agung dan Kristal berbicara lewat telepon. Sampai Tina memanggil namanya, barulah Kristal melepas earphonenya.

Kristal menoleh ke arah Rere. Lalu dia berdiri karena takjub melihat perubahan Rere yang luar biasa cantik. "Aduh Re kenapa nggak dari dulu aja kamu dandan kaya gini." Rere tersenyum malu.

"Tapi, Bu. Saya tidak punya uang untuk membayar biaya salon ini," bisik Rere ke telinga Kristal.

Kristal tersenyum tipis. "Kamu tenang saja biar aku yang traktir kamu kali ini. Tapi kamu harus rajin kerja dan menuruti perintahku."

"Siap, Bu Bos."

"Tina, terima kasih atas kerja kerasmu. Gunakan ini untuk membayar tagihannya." Kristal memberikan kartu tanpa limit kepada Tina. Tina menerimanya dengan girang.

"Jangan sungkan-sungkan, nek." Kristal mendelik ketika Tina kembali memanggilnya dengan sebutan Nek. Rere tersenyum melihat tingkah atasannya itu.

"Beruntungnya aku bertemu dengan atasan seperti nona Kristal ini," batinnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Re, Rere, ayo kita pergi." Ucapan Kristal membuyarkan lamunan Rere. Gadis itu pun mengikuti langkah atasannya. Namun, karena tidak biasa memakai sepatu hak tinggi cara berjalannya masih sedikit terseok-seok.

"Kamu bisa menyetir bukan?" Rere mengangguk. Setelah itu Kristal memberikan kunci mobil pada Rere. "Mulai sekarang kamu yang pegang kendali setir. Kamu tidak keberatan bukan?" Kristal meminta jawaban Rere.

"Tentu saja, Bu." Dengan yakin Rere masuk ke dalam mobil. Mengendarai mobil mewah seperti milik Kristal adalah salah satu impiannya. Meskipun dia hanya sebagai seorang asisten dan sopir pribadi bagi Kristal, Rere tidak mempermasalahkannya.

Sesampainya di kantor, Bagus asisten ayahnya sudah menunggu di lobi. "Saya sudah menunggu anda dari tadi, Nona," kata Bagus. Cukup lama dia menunggu Kristal kembali.

"Maaf, paman aku keluar sebentar. Apa papa yang mengutus paman ke sini?" Bagus mengangguk.

"Baiklah, paman. Aku hanya meminta diajari sedikit karena aku sudah bertanya pada Mas Agung lewat telepon tadi. Bagaimana keadaannya? Maaf gara-gara aku dia terluka," ucap Kristal penuh dengan penyesalan.

Bagus tersenyum ketika mendengar Kristal mengkhawatirkan anaknya. "Dia laki-laki terluka sedikit saja pasti akan cepat sembuh. Jangan khawatir sudah sepantasnya dia melindungimu."

Bagus melihat gadis yang berjalan di belakang Kristal dari tadi. Kristal menyadari tatapan Bagus lalu dia menjelaskan status gadis itu. "Dia Rere asisten baruku."

*

*

*

Guys mampir ya ke novel teman aku lagi, kita sesama author memang saling dukung. Silakan like dan subscribe ya

1
Mazree Gati
tidur di rumah orang pintu ga di kunci, klo tudurnya ga pakai baju gimana
Sativa Kyu
👍👍👍
MB
Luar biasa
Wawan Irawanto
sebagai bos dulu lah, tapi nanti jadi pacar
Wawan Irawanto
aku pilih tall juga lhooo
W
Luar biasa
Mimih Milania
Biasa
Mimih Milania
bukan cilok tapi seblak
Mimih Milania
aku pilih tim tali ahhhh
Mimih Milania
uhuy.....mulai dehhh
Mimih Milania
cewek jsgoan nihhh
Mimih Milania
hidup tidak seindah sinetron nenk
Ratna Fitri Mulyadi
Luar biasa
Rianti Dumai
amara klok cari cowok gak pernah beres,,,!!!
Rianti Dumai
ulet buluh ada az,,,
Rianti Dumai
aQ suka caramu kristal,lelaki gak punya pendirian ithu perlu dikasih pelajaran,biar faham dya,,,!!!
Rianti Dumai
klok sudah mantan ithu tempat'a ditong sampah ruli,,,!!!
Rianti Dumai
kocak banget Thu sie kristal bikin ngakak az,,,😅
Rianti Dumai
hadeeuh thor sakit perut aQ baca'a 😅🤣 lucu sangat mereka,,!!!
Mazree Gati
boslah,,,ga setuju klo pacaran sama ruli,,,langsung end klo iya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!