Rumah Kost Pak Manto

Purnama menatap bekas kamar yang kemarin di masuki oleh Gita dan dia ingin mendapatkan kamar itu saja karena ingin menyelidiki apa yang telah terjadi dengan kamar tersebut, tapi Pak Manto dengan keras membantah karena dia mengatakan kamar itu sudah lama kosong dan belum di bersihkan sehingga nanti akan membuat Purnama merasa tidak nyaman.

Pak Manto bukan orang yang bisa diajak negosiasi karena dia lebih keras di bandingkan dengan Bu Dewi sehingga Purnama memilih untuk mengalah saja dulu Karena ini adalah hari pertama untuk menyelidiki tentang kost ini, kalau di dalam hati dia sangat yakin ingin masuk ke dalam kamar itu dan mencari tahu.

Ratu ular tentu saja memahami makna kamar biasa dan mana kamar yang menyimpan rahasia besar karena dia bisa merasakan energi yang sangat kuat dari kamar tersebut, dan yang paling penting saat ini para anak-anak ingin bertanya kepada Pak Manto ketika tadi dia mengatakan bahwa kamar itu sudah lama kosong tidak ada penghuni.

Sedangkan kemarin Bu Dewi dengan jelas mengatakan bahwa kamar itu ada penghuni nya dan tidak akan pernah di berikan kepada anak lain, lalu sekarang malah Pak Manto mengatakan kamar itu sudah lama kosong sehingga untuk di bersihkan pasti memakan waktu yang begitu lama sekali.

Purnama hanya tersenyum karena dia tahu apa yang telah di sembunyikan oleh pemilik tempat ini dan dia tidak ingin menunjukkan secara nyata sekarang apa yang dia ketahui, terlihat seperti orang bodoh tentu saja menyenangkan bagi Purnama dan dia akan terus berusaha mempertahankan hal itu agar semua rahasia yang ada di rumah ini segera terungkap.

Satu hal yang sangat Purnama sadari adalah bahwa tempat ini sudah begitu lama dan pasti menyimpan iblis yang berkekuatan cukup besar, jadi dia memang harus berhati-hati dan berusaha mengorek dengan benar agar tidak ada kesalahan dan dia juga sangat takut bila ada member yang sampai musnah.

"Ini ada kamar tiga yang kosong jadi kamu tinggal pilih saja di antara ini." Pak Manto menatap Purnama yang mengikuti dia dari belakang.

"Baik, saya pilih yang paling belakang saja." Purnama tidak ragu dengan pilihan dia.

"Baik lah, semoga kamu betah di sini dan tinggal dengan nyaman." harap Pak Manto sambil tersenyum ramah.

"Ya." Purnama mengangguk dan Pak Manto sendiri segera pergi dari sana.

"Kau bilang tinggal dengan nyaman, bagaimana bisa mau nyaman sedangkan anak yang tinggal di sini kau jadikan sebagai bakso." Purnama merutuk pelan ketika pak Manto sudah tidak ada di hadapan dia.

"Hai semoga betah dan bisa berteman sama aku ya." Sarah melambaikan tangan kepada Purnama.

"Ya, salam kenal aku Purnama."

"Sarah, nanti kalau kamu butuh bantuan tinggal panggil aku saja karena aku sedang tidak ada pekerjaan kok." Sarah menawarkan diri karena ingin membantu Purnama yang akan berberes kamar.

"Ya, nanti bila aku butuh bantuan maka akan memanggil kamu." Purnama mengangguk dan dia segera masuk ke dalam kamar.

Sarah agak kecewa karena dia barusan berharap akan di ajak oleh Purnama masuk kamar itu dan di ajak bercerita juga karena rasanya dia sangat tertarik pada Purnama untuk berteman, tidak tahu saja bahwa barusan Purnama sudah menggunakan kekuatan dengan susah payah agar terlihat ramah dan juga tidak judes saat berbicara kepada Sarah.

"Kirain dia mau mengajak aku masuk ke dalam dan bercerita." Sarah kecewa dan segera masuk ke dalam kamar.

"Semoga dia betah agar kamar yang itu tidak kosong lagi, aku agak merinding kalau tinggal di kamar yang bersebelahan tapi kosong seperti itu." gumam Sarah.

Kamar yang belakang memang kosong sehingga kadang kala Sarah merasa agak merinding bila tidak ada yang menunggu lama, tapi sekarang ada Purnama sehingga Sarah merasa sedikit merasa lega dan dia berharap Purnama akan betah di sana sehingga kamar itu tidak akan kosong lagi seperti dulu.

"Mana tiga bocah tadi kok belum kelihatan lagi?" Purnama mencari member yang sempat menghilang.

"Aku kalau melepas Maharani seperti itu agak curiga juga karena dia memang agak gila!" Purnama paham dengan tabiat sang kakak.

"Apa lah, kau saja yang selalu berprasangka buruk kepada aku." Maharani sudah muncul di hadapan Purnama.

"Aku kira kau akan banyak tingkah dan membuat masalah baru, sekarang mari istirahat dulu dan besok baru kita selidiki." Purnama berkata sambil menata baju di dalam lemari yang sudah di sediakan.

"Berarti kau mau tinggal lama ya di sini?" tanya Maharani.

"Iya lah, sampai kebusukan rumah ini terbongkar maka kita akan tetap tinggal di sini." jawab Purnama tanpa menoleh.

"Berarti akan banyak iblis yang tertangkap oleh mu, eh tapi pernah tidak kau berpikir untuk berhenti saja dari pekerjaan ini?" Maharani merebahkan diri di atas kasur.

"Tidak, Ibu ingin aku terus menolong orang yang membutuhkan jadi aku tidak akan pernah berhenti." jawab Purnama sangat tegas.

Bu Laras memang berpesan kepada Purnama agar anak ini menolong orang yang membutuhkan bantuan tentang hal gaib, sebab Purnama memang memiliki kekuatan sehingga bila tidak digunakan dengan baik maka hanya tersimpan begitu saja dan sama sekali tidak ada guna juga sehingga lebih baik bila dipakai dan menolong orang yang memerlukan bantuan.

"Kau sudah berusaha mencari tahu belum?" tanya Purnama kepada Maharani.

"Loh ke mana lagi bocah sialan itu pergi kok cepat sekali menghilang?!" Purnama kaget karena Maharani sudah tidak ada di atas kasur.

"Memang kelakuannya selalu saja membuat orang kesal seperti itu!" Purnama tidak terlalu mempermasalahkan tentang hilangnya Maharani barusan ini.

Dari pada masih sibuk mengurus Maharani yang hilang entah ke mana maka Purnama sibuk mengurus barang yang akan bisa di pakai untuk mencari arwah gentayangan di kost ini, bila tidak membawa barang seperti itu maka nanti Purnama bisa saja kesusahan untuk mengurus para arwah tersebut.

"Sudah semua, nah aku tinggal istirahat saja dulu dan nanti malam bisa mengurus apa yang ada di tempat ini." Purnama lega karena semua sudah selesai.

"Hahhhh mau istirahat sedikit saja kadang juga ya tidak bisa, selalu saja ada masalah yang datang dan pasti aku yang harus menangani kasus tersebut." Purnama berkata sambil menatap langit langit kamar.

Kadang memang Purnama merasa apa tidak ada orang yang seperti dia sehingga bisa sedikit membantu urusan pekerjaan tentang setan ini, karena sibuk mengurus para arwah gentayangan maka kadang wajar saja bila Purnama sampai tidak sempat untuk mengurus suami atau anak yang ada di rumah.

Selamat pagi menjelang siang besti, jangan lupa like dan komen nya.