Aku tidak pernah tahu tentang bagaimana akhirnya. Mencintaimu adalah sesuatu tanpa rencana yang harus kutanggung segala konsekuensinya. Jika di izinkan Tuhan untuk bersama, aku bahagia. Tapi jika tidak, aku terima meski terluka. -Alea-
**
Hamil diluar nikah memang sebuah aib, tapi kenapa harus perempuan yang menanggung lebih banyak sikap dan penilaian buruk dari setiap orang.
Lalu, bagaimana dengan Alea? Dia hamil oleh kekasihnya, tapi tidak mendapatkan tanggung jawab dari pria yang telah menodainya.
Di hari pernikahan, Alea harus menerima jika dia harus menikah dengan Rean, suami pengganti untuknya. Kakak dari pria yang membuatnya hamil.
Lalu, pernikahan seperti apa yang akan dia jalani?
Aku hanya suami pengganti untukmu, kau harus pergi dari kehidupanku setelah bayi ini lahir. -Rean-
Bisakah aku memperjuangkanmu sebagai suamiku? -Alea-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Foto-Foto Yang Tersebar
Alea terdiam di tempatnya, tubuhnya membeku, detak jantung seolah berhenti seketika. Sejenak dunia seolah berhenti berputar. Ketika dia kembali dalam kesadaran, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.
Riska berjalan menghampirinya, tersenyum penuh kemenangan pada Alea saat ini. "Kamu tidak perlu terkejut, karena kamu saja bisa hamil ketika melakukan itu dengan Athan. Maka sekarang, aku juga hamil anaknya Rean, itu wajar saja ketika kami sudah melewati malam bersama"
Alea menatap Riska dengan mata berkaca-kaca, tangannya mengepal kuat di sisi tubuhnya. Dadanya begitu sesak. Tidak mengatakan apapun, Alea memilih pergi masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Riska yang tersenyum penuh kepuasan.
Alea bersandar di pintu yang tertutup, memegang dadanya yang begitu sesak. Bahkan dunia tidak pernah mudah baginya, tapi kenapa harus seperti ini? Di saat dia tahu siapa suaminya, saat hatinya sepenuhnya untuk Rean, tapi sekarang harus mendapatkan berita seperti ini.
"Harusnya kamu sadar sejak awal Alea, dia memang tidak pernah inginkan pernikahan ini dan kamu. Sekarang hanya kamu yang perlu mundur"
Tangisan itu tidak mengurangi apapun, sesaknya masih begitu terasa. Ketika ponselnya berdering, Alea langsung menerimanya tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Alea, kamu sudah sampai rumah?"
"Hiks... Kenapa harus aku? Kenapa? Disaat aku sudah mencintaimu, dan bahkan aku lebih jauh mengenalmu dan mencintaimu dibandingkan dia, tapi tetap dia yang kamu pilih.. Hiks.."
Di tempat yang berbeda, Rean terdiam mendengar ucapan Alea yang di iringi dengan tangisan. "Alea, kamu kenapa? Ada apa? Kenapa menangis seperti itu?"
Rean mulai tidak tenang saat tidak mendengar apapun lagi dari istrinya selain tangisan yang begitu memilukan. Rean berdiri dari duduknya, menyambar kunci mobil di atas meja dan pergi keluar ruangan.
"Alea jawab aku, ada apa? Alea!"
Rean terus berusaha memanggil istrinya, tapi benar-benar tidak mendapatkan jawaban apapun lagi selain suara isakan yang terdengar. Rean melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumahnya, sudah tidak peduli dengan apapun lagi, dia hanya khawatir dengan keadaan Alea.
Ketika sampai di rumah, Rean langsung mencari keberadaan Alea. Bertanya pada Ika, dan mengatakan jika Alea berada di kamarnya.
"Tadi ada Nona Riska datang, saya tidak terlalu tahu apa yang mereka bicarakan, karena mereka berbicara diluar rumah ketika Nona Alea baru sampai. Dan saat masuk Nona Alea sudah menangis seperti itu, dan pergi ke kamar"
Rean mengusap wajah kasar, dia menghembuskan napas kasar. Berjalan ke arah kamar istrinya, mengetuk pintu kamar dengan sedikit ragu.
"Alea, ini aku. Bisa kita bicara sebentar?"
Untuk beberapa saat tidak ada jawaban apapun, Rean kembali mengetuk pintu dan memanggilnya.
"Aku butuh waktu sendiri"
Rean mengacak rambutnya dengan frustasi ketika dia mendengar suara Alea. Tidak mungkin juga dia memaksa untuk masuk. Akhirnya dia memilih untuk pergi dan membiarkan Alea menenangkan diri.
Rean berjalan gontai menuju sofa, ketika dia mendapatkan telepon dari Arian. Dengan sedikit malas, Rean tetap menerima panggilan itu.
"Kak, kau dimana? Sudah cek berita belum? Ini kacau Kak"
"Ada apa? Aku sedang di rumah"
"Sebaiknya segera kau cek lampiran yang kau kirim"
Rean memutuskan sambungan telepon, lalu dia mengecek lampiran yang di kirimkan oleh Arian. Dan dia terkejut melihat foto-foto dirinya yang bersama Riska dalam tempat tidur, terlihat bahu dadanya yang polos, menandakan jika mereka tidak memakai pakaian di balik selimut itu.
Rean menyalakan televisi dan berita itu langsung tersebar begitu cepat. Menjadi berita yang sedang naik.
"Di duga Arthur Rean Demitri, telah tidur dengan seorang model cukup terkenal. Foto-fotonya ter-ekspos sangat nyata"
Rean mengecek ponselnya yang berdering, kali ini Arina yang menghubunginya. "Kak Rean gawat, saham Perusahaan merosot"
"Aku segera kesana"
*
Setelah merasa cukup tenang, Alea keluar kamar. Dia tidak menemukan suaminya disana, Alea tidak terlalu memikirkan itu, berpikir jika Rean mungkin pergi bekerja hari ini.
Alea melanjutkan langkah menuju dapur, bertemu Mbak Ika disana yang sedang menyiapkan makan malam.
"Mbak, Kak Rean kemana?"
"Em, saya tidak tahu Nona. Tapi sepertinya pergi ke tempat kerja. Mungkin karena berita itu"
Alea sedikit mengerutkan keningnya bingung. "Berita? Berita apa, Mbak?"
"Loh Nona belum tahu tentang berita yang tersebar tentang Tuan Muda?"
Alea menggeleng sebagai jawaban.
Mbak Ika langsung mengeluarkan ponselnya dan memberikan pada Alea. Berita yang sedang ramai di media sosial sekarang. Alea terdiam dengan kaget melihat foto-foto suaminya terpampang nyata disana.
"Kenapa ini bisa terjadi? Siapa yang sudah menyebarkannya?"
"Saya juga tidak tahu Nona, tapi sepertinya sekarang Tuan sedang menangani hal ini"
Alea kembali ke kamarnya, mengambil ponsel dan menelepon seseorang. Dia mondar-mandir di kamarnya sambil menunggu sambungan teleponnya di angkat.
"Hallo, kita sudah berjanji untuk tidak menyebarkan foto itu dan berita yang tidak-tidak. Lagian, aku sudah berjanji akan pergi setelah melahirkan, kita sudah membuat kesepakatan"
"Kau datang temui aku, ini diluar dari kendaliku"
Alea menghembuskan napas kasar, dia mengambil jaket dan kunci motornya. Segera pergi ke alamat Restoran yang di kirim seseorang pada ponselnya.
Sudah berada di dalam ruangan VIP, keduanya saling berhadapan. Alea menatap pria di depannya dengan tidak percaya.
"Tuan sudah berjanji tidak akan melakukan ini, kenapa sekarang malah foto itu sudah tersebar luas? Aku masih berusaha mencari bukti, karena aku yakin bukan suamiku yang melakukan kecurangan itu"
"Dengar, aku tidak tahu soal foto dia yang tiba-tiba tersebar sekarang. Karena ini diluar kendaliku, sekarang aku masih mencari keberadaan Riska yang tiba-tiba menghilang, sepertinya dia yang melakukan ini"
Alea menghembuskan napas kasar, dia menatap Samuel dengan tatapan penuh curiga. "Dan satu hal yang ingin saya tanyakan juga pada Tuan, kenapa Tuan bisa mempekerjakan Kakak saya? Apa ini juga termasuk dari rencana Tuan?"
Samuel tersenyum sinis, tatapan mata yang tajam, masih cukup untuk mengintimidasi lawan bicaranya.
"Tentu saja, kalau-kalau kau berniat melanggar perjanjian, maka aku akan manfaatkan Kakakmu"
Tangan Alea mengepal kuat di bawah meja, dia benar-benar terjebak dengan pria mengerikan ini. "Jangan pernah menyentuh Kakakku! Aku bukan seseorang yang suka mengingkari janji. Akan aku lakukan sesuai perjanjian"
"Itu bagus, karena kau berurusan dengan orang yang salah jika berani melanggar janjimu sendiri"
"Tapi sekarang, tolong kendalikan berita itu. Bagaimana bisa foto-fotonya tersebar sementara Tuan tidak tahu apa-apa?"
"Aku akan mengurusnya, tapi soal ini, aku benar-benar tidak tahu. Sudah ku bilang, ini diluar kendaliku"
Bersambung
Jangan pada nabung bab ya.. retensiku anjlok.. Hiks.. Kalau aku gak lanjutin kan kacau😭😭😭
pasti arina dapetin bukti2 dr sam dgn syarat arina harus nikah deh sm sam,,,,
jika ada selain samuel membantu Arin,,berarti itu nanti yg menjadi kekasih nya,,,tapi aku besar kemungkinan bahwa Samuel lah yg memberikan itu bukti🤣🤣🤣🤣🤣
cowok badboy nih bos..senggol dong....