NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Ketiga

Pernikahan Yang Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Cerai / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Cinta Lansia
Popularitas:59.6k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Setelah sepuluh tahun menjanda setelah pernikahan kedua, Ratna dihadapkan oleh perilaku tak terduga dari anak tiri yang ia rawat. Setelah menikah dengan Dirli, Amora mengusir Ratna dari rumah peninggalan ayahnya (suami Ratna).

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pria tua memakai jaket ojek online. Pria bernama Robin itu melihat ketulusan Ratna yang menolong orang yang tak dikenal. Dengan lantang ia mengajak Ratna menikah.

Dalam pernikahan ketiga ini, ia baru sadar, banyak hal yang dirahasiakan oleh suami barunya, yang mengaku sebagai tukang ojek ini.

Rahasia apakah yang disembunyikan Robin? Apakah dalam Pernikahan yang Ketiga dalam usia lanjut ini, rumah tangga mereka akan bahagia tanpa ada konflik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Konsekuensi

Beberapa waktu kemudian, di kantor megah tertulis R.H. Group, Dirli, suami Amora baru saja sampai. Ia sedikit tergesa karena datang cukup terlambat dari batas waktu seharusnya.

Di saat belum sempat duduk, sebuah nada notifikasi masuk ke ponselnya. Pesan itu datang dari Wirya, asisten pribadi sekaligus sekretaris sang Direktur Utama.

Dari: Wirya Asisten Dirut

[ Saya tunggu di ruang meeting lantai 8. Sekarang! ]

Tak ada salam, tak ada penjelasan. Dirli menelan ludah. 'Kenapa perasaan gue gak enak,' batinnya.

Glek

Ia mencoba menarik dasi yang terasa sedikit mence .kik. Setelah beberapa kali menarik napas, Dirli segera naik dengan beban pikiran yang tiba-tiba datang. Biasanya, jika Pak Wirya yang bertindak, ada hal-hal yang tidak disukai sang Direktur Utama pada karyawan tertentu.

"Emang salah gue apa, ya? Atau mungkin gara-gara gue telat datang? Ck ..." decaknya menunggu elevator bergerak menuju lantai yang diperintahkan.

Saat masuk, ruang rapat tersebut, hanya tampak Pak Wirya. Tidak ada Dirut di sana. Tapi, memang, para bawahan yang tidak terlalu penting seperti dia, tak memiliki moment untuk bertemu langsung dengan sang pimpinan perusahaan.

Dirli merasa cukup tegang. Karena ia merasa akan ditegur karena keterlambatan masuk kantor hari ini.

"Selamat pagi, Pak." Dirli menjabat tangan Pak Wirya dengan senyum kikuk.

Pak Wirya menyambut tangan itu dengan muka datar. "Silakan duduk."

Nada Wirya terdengar dingin dan tanpa basa-basi.

Dirli semakin yakin ada yang salah, dan duduk di kursi yang tak terlalu jauh dari orang kepercayaan sang Dirut.

Wirya membuka sebuah map, lalu sedikit berdehem. Sudut matanya melirik pada pintu ruangan lain yang ada di sana. Di baliknya, ada Robin yang masih mengenakan jaket hijau, mengintip sekaligus menguping obrolan mereka.

"Coba ceritakan kepada saya, ada kejadian apa hari ini hingga membuat Anda sangat terlambat datang ke kantor?"

'Yak, perkiraan gue bener, kan?' batin Dirli lagi.

"Hmmm, saya tadi—?"

"Saya mendapat kabar kamu dan istrimu sering menghi *na pemilik warung kopi yang ada di dekat rumahmu."

Dirli sontak menegakkan badan, ia menjadi semakin bingung menggaruk pelipis kanannya. “Pemilik warung dekat rumah kami? Apa maksudnya Bu Ratna?"

Pak Wirya kembali berdehem, memberi kode pada seseorang yang masih mengintip di balik pintu. "Apa alasan yang membuat kamu dan istrimu terus mengusik Bu Ratna?"

Dirli merasa sedikit canggung. "Hmmm, bagaimana ya, Pak. Ada hubungan rumit antara istri saya dengam dia."

brak

"Bicara dengan sopan!" ucap Pak Wirya menggebrak meja membuat Dirli dan Robin yang sedang bersembunyi sama-sama tersentak kaget.

"Maksud saya Bu Ratna, Pak. Mereka itu berstatus ibu dan anak tiri. Ya, biasa lah, Pak. Macam sinetron ibu dan anak tiri yang tak pernah akur. Lagian, wanita tua itu—"

braaak

Wirya kembali menggebrak meja. "Kau tak bisa menghormati seorang ibu, ya? Bagaimana sikapmu kepada ibumu?" suara Pak Wirya terdengar begitu tajam.

Hal ini membuat Dirli menundukkan kepala.

"Jawab pertanyaan saya! Bagaimana sikapmu kepada ibumu? Pantas nggak, kalian berbuat seperti itu kepada Bu Ratna meski dalam ikatan ibu tiri?"

Dirli masih hening tertunduk.

"Cepat jawab!" desak Pak Wirya mulai kehilangan kesabaran.

"Ti-tidak, Pak," ucapnya gugup nyaris tak terdengar.

Pak Wirya menyandarkan punggung ke kursi, menatap Dirli tajam dari atas ke bawah. Sorot matanya penuh kekecewaan. "Kalau begitu, kenapa kamu membiarkan istrimu terus bersikap seperti itu? Kamu pikir status dan jabatan bisa membenarkan perilaku semena-mena?"

Dirli mengangkat kepala perlahan, wajahnya mulai memerah. "Saya ... saya sudah sering menasehati dia, Pak. Tapi memang Amora yang dasarnya keras kepala. Dia nggak mau mendengarkan saya. Tiap kali saya nasihati, pasti berujung pertengkaran."

“Apa kamu tahu, warung Bu Ratna tersebut merupakan CSR binaan perusahaan kita, R.H. Group?" Wirya menatapnya dengan tajam.

Dirli merasa semakin menciut. “Ma-maaf, Pak. Saya benar-benar tidak tahu. Bagaimana caranya agar semua berjalan dengan baik?"

Wirya melipat tangan. “Oleh karena itu, akan saya beri langkah untuk memperbaiki semua. Dengarkan dengan baik!”

"Baik, Pak," sahut Dirli mantap.

“Pertama, istri Anda harus menemui Bu Ratna dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung. Tanpa drama. Tanpa alasan. Minta maaf saja.”

Dirli mengerutkan kening. “Pak, apa hubungan—”

“Kedua,” potong Wirya, “Anda akan mentraktir minimal dua puluh driver ojol untuk belanja di warung kopi Bu Ratna, mulai hari ini sampai lusa. Tanpa menyebut alasan apapun. Biarkan Bu Ratna yang mendapatkan untungnya, Anda bayar lewat kas pribadi Anda.”

Dirli terkesiap. “Loh, Pak? Kok bisa saya yang—"

Seketika Dirli bungkan melihat sorot mata Wirya yang datar. “Jika Anda menolak, Anda bisa memilih opsi ketiga, yakni gaji Anda turun sepuluh persen, jabatan diturunkan ke asisten pembantu bidang properti, dan semua potensi promosi Anda ditangguhkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.”

glek.

Dirli tercekat. Wajahnya berubah pucat, tetapi ia tak sanggup membantah.

Wirya bangkit dan membereskan map yang ada di hadapannya.

“Direktur Utama tidak menyukai orang-orang yang berwatak angkuh, apalagi terhadap seorang ibu yang berjuang sendiri. Beliau tidak mentoleransi siapa pun yang mempermalukan calon mitra sosial kami, apalagi dengan arogansi seperti itu.”

Sebelum keluar ruangan, ia menambahkan, “Hati-hati, Pak Dirli. Tidak semua warung kecil dihuni oleh orang kecil.” Lalu ia keluar ruangan meninggalkan Dirli yang terlihat cukup tertekan.

...

Beberapa saat kemudian, Dirli turun dari lantai itu, dan segera menuju kendaraannya. Ia menutup pintu mobilnya dengan kasar, duduk di dalam sambil menyalakan AC. Tangannya gemetar menahan emosi. Ia menekan kontak "Amora" di ponselnya dengan geram.

"Cepat diangkat ... Ayo, cepat...!"

Begitu tersambung, tanpa basa-basi ia langsung membentak.

“Apa-apaan kamu sih?! Kamu bikin masalah besar terhadapku, tahu nggak?!”

1
Fia Ayu
Hadeuuuh batu banget lah itu hanza, saya rasa pikiran hanza terhadap emaknya ada andil dr keluarga bpknya..... 😢
Purnama Pasedu
hanza masih labil ya
Anonymous
aduh, ketinggalan banget saya thor
Syahril Maiza
loh loh loh, jangan marah dong hanza.. kamu kan udah punya adik sama paapa
Syahril Maiza
setidaknya hanza mau memanggil Ratna dengan mama
Syahril Maiza
gak kuat kalau adegan tangisan
arielskys: yang namanya asmara nggakndianggap
total 1 replies
Purnama Pasedu
apa hanza menolak adiknya
SoVay: kita tunggu ya kakak 😇🙏😭
total 1 replies
MomyWa
bagus buu, harus berusaha bu. siapa tau membuat hanza lebih lunak
arielskys: emang bener, dr dulu
Syahril Maiza: gregetan bgt ya mooom
total 2 replies
MomyWa
kalimat ini sungguh sangat menyentuh /Sob/
arielskys: kayaknya kalau 15 tahun bukan lg terlambat deh
Syahril Maiza: terlambat 15 menit rasanya terlalu lama
total 2 replies
Arni
Hiks hiks hiks.. pagi " da berlinang air mata seakan terbawa suasana, semoga Hanza membuka hati memaafkan dan menerima keluarga baru ibunya
SoVay: tnggu ya kak 😇
total 1 replies
MomyWa
nah kan, keegoisan masa lalumu tak.akan pernah selesai sebelum benar2 kalian bicarakan ini berdua
arielskys: setuju, biar sbg org tua tak melakukan hal yg sama
Syahril Maiza: bisa jadi pelajaran di masa depan kan ini, hati2 memperlakukan buah hati kita
total 2 replies
MomyWa
lain konteksnya bambang, kecuali sejak awal kamu ajak keliling dunia mungkin bahgia yg didapat akan berbeda lagi. tp, bahagia kehilangan anak itu menyakitkan
arielskys: tak ada yg lebih berharga selain kebersamaan dgn kluarga
Syahril Maiza: kayaknya ada yg salah mommmm, masa kehilangan anak memiliki bahagia yg berbeda
total 2 replies
MomyWa
coba lah, selag bisa meraih maaf dari hanza. mantan suami memang ada, tp yg namanya mantan anak gak ada
arielskys: benar sekali mom
Syahril Maiza: aduh maak, kata2nya kadang bikin ketawa, kadang lgsung bikin makjleb
total 2 replies
MomyWa
mungkin yang meniup adalah angin badai
arielskys: iya, pdhl dah siap2 nangis, tp ga jd gara2 angin badai
Syahril Maiza: wkwkwkw..ga jd sedih
total 2 replies
MomyWa
jangan, biarkan saja mereka berbicara satu sama lain
arielskys: mana anak paham sama duit?
Syahril Maiza: siapa tau kalau uang yg main langsung mingkem 🤪
total 2 replies
arielskys
semangat lanjutkan thor, ternyata pinter juga bikin cerita sedih
Syahril Maiza
semangat thor..meski tak sesuai ekspektasi votenta 🤪
Purnama Pasedu
tetap sedih ya
Purnama Pasedu: nambah boleh
SoVay: sabar ya kakak, karena 1 bab per hari, jd agak lama jalur langitnya 🙏😇
total 2 replies
Safira Aurora
tambah vote aku baru 9 biji thor. dih, bener2 akalan busuk author nih, biar gak crazy up
Safira Aurora
thor, cerita kali ini sungguh menyayat hati versi bang maranya 🥵 aaahh..aku lupa gimana susahnya bang mara smpai utk mandi pun sama air bekas mandi hanza 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!