Bagaimana reaksi orang tua, di kala sang anak meminta hadiah ulang tahun nya yang ke 18 tahun meminta hadiah yang sangat berbeda dari semua gadis remaja seperti Keysa Amanda.
Keysa Amanda gadis yang akan berusia 18 tahun sebentar lagi, yang kini menginjak kelas 12 SMA di salah satu sekolah ternama, meminta sebuah hadiah ulang tahun nya berupa menikah dengan seorang Polisi muda yang tampan berusia 25 tahun yang dia temui di Polres, dimana Ayah Keysa adalah seorang Kapolres.
Bryan Teguh Wicaksana, seorang Polisi tampan yang membuat hati Keysa langsung jatuh Cinta dan ingin menikah dengan nya.
Apakah Bryan akan menerima Keysa menjadi istri nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap Di sisi Mu
"Mana suami saya? "
"Mana suami saya? "
Keysa berlari di lorong rumah sakit saat banyak anggota polisi yang berjaga.Dengan mata yang sembab karena selama di jalan Keysa terus menangis, saat mendapatkan berita dari Ibnu tentang suami nya tertembak.
"Mana suami saya? "
Keysa terus bertanya namun tak ada yang berani menjawab. Pak Brata datang menghampiri putri nya yang sangat begitu sangat cemas.
"Ayah mana Mas Bryan? "
"Suami kamu baru saja keluar dari ruang operasi namun masih kritis."
"Saya ingin melihat Mas Bryan."
"Suami kamu masih belum sadar, dia masih koma."
Hiks... hiks... hiks..
Pak Brata memeluk Keysa yang kini menumpahkan rasa sedih nya, rasa khawatir takut jadi satu.
"Suami kamu kuat pasti nanti sadar. "
"Kalau seperti ini, saya nggak sanggup Yah kalau Mas Bryan jadi Polisi apalagi salah satu pekerjaan nya menaruh nyawa seperti ini, hiks... hiks.. "
*****
Keysa mencium kening, mata hingga kedua pipi suaminya, tampak terlihat pucat dan saat melihat perban yang menutupi luka tembak, Keysa membayangkan bagaimana rasanya sakit saat timah panas itu mengenai tubuh nya.
"Mas bangun dong apa nggak kangen sama Keysa. "
Tangan Keysa memegang tangan kanan Bryan, di cium nya punggung tangan suaminya yang terasa sangat hangat.
"Mas bangun dong, apa nggak capek tidur terus, apa nggak kangen sama Keysa. "
Tangan kiri Keysa terus membelai rambut Bryan, ada sebutir bening yang jatuh di pipi Bryan tangis Keysa pecah saat suaminya tak merespon sama sekali.
"Sudah jangan menangis terus, Bryan pasti siuman. Dia pria kuat dia akan bisa melewati masa kritis nya." Ucap Pak Brata sambil mengusap punggung Keysa.
Hiks... hiks... hiks..
"Ayah, apakah setelah ini Ayah tak memberikan lagi tugas pada menantu Ayah yang sangat berbahaya? Saya tidak ingin terjadi seperti ini lagi dan hiks... hiks... hiks... saya tidak ingin jadi janda Ayah.. hiks... hiks..."
"Siapa yang menjadi janda? "
Tangis Keysa tiba - tiba berhenti, Pak Brata pun tersenyum ke arah Bryan yang sudah membuka matanya.
"Mas...!!! "
Aaawwww
"Yank sakit jangan kencang - kencang." Ucap Bryan saat Keysa reflek memeluk nya sangat erat.
"Ma - maaf Mas. " Ucap Keysa lantas kembali memeluk nya.
"Apa kata Ayah, suami kamu itu kuat dan akan siuman. Lihat lah Bryan istri kamu menangis terus tak henti - hentinya." Ucap Pak Brata.
Bryan tersenyum ke arah Keysa dengan perlahan mengangkat tangan nya mengusap kedua air mata yang membasahi pipi Keysa.
"Siapa yang akan jadi Janda? " Tanya Bryan pelan.
"Nggak jadi. " Jawab Keysa.
"Nggak jadi?" Ucap Bryan.
"Tadi Mas dengar samar - samar nggak mau jadi janda siapa hem..? "
"Saya takut Mas nggak bangun lagi, nggak mau jadi janda. "
Bryan tersenyum ke arah istri nya yang masih sesekali sesenggukan.
"Mas tidak akan meninggalkan kamu, Mas kan belum hamili kamu, terus kamu juga belum bisa mengurus rumah dengan baik masih suami yang kerjakan."
"Ih.... kok itu sih yang di bahas, kesel saya dengar nya. " Ucap Keysa cemberut.
"Lihat Ayah, saya punya istri lucu sekali. Kamu menikah sama Mas itu harus menerima apapun keadaan nya karena Mas seorang Abdi Negara, kamu juga harus menjadi wanita kuat jangan lemah. Mas bekerja di garda depan, apapun resiko nya Mas akan hadapi baik itu kematian di depan mata."
"Mas sudah pernah tertembak sebelum nya?"
"Sudah."
"Yang mana Mas? " Tanya Keysa mencari luka lama di tubuh Bryan.
"Disini." Jawab Bryan menunjukkan dadanya.
"Tapi disini nggak ada bekasnya?"
"Tak terlihat. "
"Kok bisa?"
"Karena yang menembak itu kamu."
"Sa - saya Mas, kapan saya menembak Mas? Pegang senjata saja belum pernah."
"Kamu nggak ingat? Dulu kamu tembak Mas dan ajak nikah. Nih hati Mas kena peluru cinta kamu, jadi Mas mati rasa hanya merasakan cinta nya kamu saja. "
"Ih.... garing tahu. "
Bryan tersenyum, dan Pak Brata pun menggeleng kan kepala nya dan memilih keluar meninggal kan anak dan menantunya.
******
"Mas sakit ya? " Tanya Keysa saat setelah Perawat mengganti perban nya.
"Sakit Yank saat kena nya, tapi lebih sakit lagi kalau kamu pergi meninggalkan Mas." Jawab Bryan.
"Saya nggak akan pergi meninggalkan Mas, saya akan tetap jadi istri sholehah nya Mas."
"Alhamdulillah, Mas senang."
"Mas, maaf ya kalau selama ini sifat saya kadang masih labil. "
"Nggak apa - apa sayang, Mas juga kan menikahi kamu menerima apa adanya. Dengan berjalan nya waktu semua akan berubah."
Keysa mengecup bibir Bryan sekilas, dengan jemari lentiknya membelai pipi kiri Bryan.
" I love you. "
"I love you too. "
Keysa kembali mendarat kan ciuman nya, kini Bryan membalas nya dengan saling *******.
******
Ibnu mendorong kursi roda yang di duduki oleh Leon. Tampak Leon tersenyum ke arah Bryan yang tengah duduk bersandar sambil memakan buah yang di suami oleh Kesya.
"Kita masih bisa bertemu. " Ucap Leon.
"Benar, keajaiban masih berpihak pada kita." Ucap Bryan.
"Bang saya itu benar - benar bagaimana rasanya saat mendengar kalian tertembak, apalagi istri Abang menangis terus. " Ucap Ibnu.
"Kalau saya siapa yang menangisi?" Tanya Leon pada Ibnu.
"Bukan nya istri Abang yang di luar negeri juga menangis sampai dia menghubungi saya sehari 20 kali apa itu masih di bilang nggak ada yang menangisi Abang. " Ucap Ibnu.
"Wow.. ternyata melebihi istri saya." Ucap Bryan.
"Kita beruntung memiliki wanita perhatian di samping kita. " Ucap Leon.
"Nasib jomblo siapa yang merhatiin." Ucap Ibnu.
*******
Bryan telah keluar dari rumah sakit, namun kepulangan Bryan saat ini ke rumah Pak Brata karena permintaan mertua nya.
Bryan langsung berbaring di dalam kamar Keysa, mata Bryan terpejam rasa kantuk menyerang nya. Namun matanya kembali membuka saat merasakan sentuhan halus dari tangan istri nya.
"Makan dulu. " Ucap Keysa.
"Mas ngantuk sayang, selama di rumah sakit Mas nggak bisa tidur nyenyak." Ucap Bryan.
"Ya sudah kalau begitu, Mas istirahat dulu. Kalau butuh apa - apa saya ada di luar."
"Temani Mas tidur saja, Mas ingin kamu meluk Mas. "
"Ya deh, Keysa peluk ya sekarang tidur. "
Keysa merebahkan tubuh nya dengan memeluk tubuh Bryan yang terlentang. Sama - sama mata mereka terpejam hingga terbawa ke alam mimpi.