NovelToon NovelToon
Terjebak Istri Bayangan

Terjebak Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sarah Mai

Alan Andrew adalah generasi kesepuluh pria dari keluarga Andrew, pewaris tahta kejayaan dalam bisnis otomotif kelas dunia. Ia sempurna di mata banyak wanita; tampan, cerdas, kaya, dan berwibawa. Sosok yang merupakan definisi dari pria idaman. Namun, di balik pesonanya, Alan menyimpan hasrat yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran: ia mencintai tanpa komitmen, menganggap hubungan tak harus diikat dengan pernikahan. Baginya, wanita hanyalah pelengkap sementara dalam hidup, bisa datang dan pergi sesuka hati.

Namun segalanya berubah ketika ia bertemu Maya Puspita, gadis manis dari Jawa Tengah yang datang dari keluarga sederhana namun menjunjung tinggi moral dan etika. Takdir menempatkan Maya bekerja di perusahaan Alan.

Alan sudah menjadikan Maya sebagai ‘koleksi’ berikutnya. Tapi tanpa ia sadari, Maya menjeratnya dalam dilema yang tak pernah ia bayangkan. Sebab kali ini, Alan bukan sekedar bermain rasa. Ia terjebak dalam badai yang diciptakannya sendiri.

Akankah Maya mampu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HTA22

Alan mencondongkan wajah, jemarinya menyentuh pipi Maya dengan belaian lembut. Maya membalas sentuhan itu, seolah ada rindu yang lama tertahan. Perlahan, Alan bergerak mendekat, hendak mencium bibir Maya. Namun, Maya menoleh, menghindar dengan tenang.

"Maaf, Alan... Aku tidak bisa," ucap Maya lembut. "Hubungan kita sudah berakhir. Lebih baik kita bertemu sebagai teman saja."

"Teman?" Alan terkekeh pelan, seperti tak percaya.

"Kecuali… kau menikahi ku," lanjut Maya, menatapnya teduh. "Kalau itu terjadi, mungkin segalanya bisa kembali seperti dulu."

Alan terdiam sejenak, lalu tiba-tiba memperbaiki posisi duduknya. “Menikah? Oke,” jawabnya cepat dan mantap.

“Aku akan bicarakan ini dengan Key!"

"Kamu bercanda?" tanya Maya lirih, nyaris tak percaya.

"Soal pernikahan, aku tidak pernah bercanda," sahut Alan tegas, sambil membetulkan posisi meja makan Maya.

“Aku akan jadwalkan khusus pertemuan mu dengan Key.” Dia akan atur semuanya,” ucap Alan dengan serius.

Maya menatap Alan dengan sorot bahagia, nyaris bersorak saking gembiranya. Akhirnya… Alan akan menikahinya, pria yang ia cinta dan kagumi. Ia janji akan memberikan seluruh cinta dan kasih sayangnya untuk Alan.

Kondisi Maya pun semakin membaik. Di sudut sofa, mereka duduk berdua, saling bersandar, saling bermanja. Tatapan penuh cinta di antara mereka dipenuhi rindu yang menggunung. Tawa mereka lepas, kebahagiaan sederhana itu membuat dunia serasa milik berdua. Dalam kehangatan itu, Alan kembali terbakar oleh hasrat.

“Aku ingin kamu malam ini…” bisiknya lembut, penuh keinginan.

Maya tersenyum kecil, mengelus rambut Alan penuh manja. “Alan, ini rumah sakit… Suster bisa keluar masuk. Lagipula, kondisiku belum benar-benar pulih, maaf ya sayang” ucapnya halus.

“Hehehe… Baiklah, soalnya kamu imut banget sayang,” ujar Alan sambil mencubit lembut pipi Maya.

Alan tiduran di pangkuan Maya. Dengan penuh kelembutan, Maya mencubit pelan dagu, hidung, dan pipi Alan, lalu mengecup keningnya dengan kasih.

“Kamu pasti capek seharian,” bisiknya sambil memijat kepala Alan dengan lembut, memanjakannya seperti seorang anak kecil. Cinta dan kasih sayang Maya menyusup tenang, seperti cahaya hangat yang menenangkan kegelisahan hati Alan, pria yang sejak kecil tak pernah benar-benar merasakan hangatnya kasih seorang ibu.

Setelah puas bermanja-manja, mereka melanjutkan waktu bersama dengan bermain ular tangga, kartu Uno, hingga game online. Tawa mereka pecah berulang kali, candaan kecil mengisi ruang dengan kehangatan. Ada kekompakan dan kemesraan yang tak dibuat-buat.

Maya berbeda dari wanita-wanita yang pernah singgah di hidup Alan. Ia tidak hanya hadir, tapi juga benar-benar menemani, menyukai hal-hal sederhana yang Alan sukai. Dalam momen-momen kecil itu, Alan merasakan sesuatu yang belum pernah ia temukan sebelumnya: kenyamanan yang utuh, tulus, dan tak mengikat.

Saat kantuk mulai menyerang, Alan mengangkat Maya dengan lembut dan membaringkannya di tempat tidur pasien.

"I love you. Good night," ucap Alan pelan, mengecup dahi Maya penuh kasih.

"I love you too," balas Maya dengan senyum manisnya.

"Terima kasih, Alan..." bisiknya bahagia.

Alan membalas dengan anggukan tenang. Ia tidak langsung tidur. Ia hanya duduk memandangi Maya, memastikan wanita itu benar-benar terlelap. Kepalanya penuh dengan bayangan tentang pernikahan. Setelah beberapa lama, ia merebahkan diri di sofa penjaga.

Namun malam itu, Alan tidak benar-benar tidur nyenyak. Di alam bawah sadarnya, mimpi buruk kembali menghantui.

**

Ia berdiri di balik pintu, menyaksikan pertengkaran orang tuanya. Suara gelas pecah membuyarkan keheningan.

"Thalia! Kau berselingkuh dengan sahabatku sendiri?!" bentak Darrel, ayahnya.

“Iya! Soalnya dia jauh lebih perkasa di ranjang. Tidak seperti kamu, lemah, tua, dan menyedihkan!” balas ibunya, Thalia, dengan nada jijik.

“Kau… ku ceraikan!”

“Itulah yang kutunggu. Pembagian harta gono-gini!”

“Tidak! Kau berasal dari perempuan jelata, tidak akan mendapat lebih banyak. Itu hartaku!”

“Haha, Kau lupa, aku istri sah mu di mata hukum!”

Darrel terbatuk keras. Napasnya terengah.

"Jangan mendekatiku, pria tua menjijikkan!" teriak Thalia penuh benci.

Lalu mimpi itu berubah. Alan kembali menjadi remaja, berdiri di tengah kampus dengan wajah tertunduk malu. Foto perselingkuhan ibunya tersebar di media sosial. Kekasih ibunya kala itu adalah selebriti papan atas.

“Alan, rasanya gimana punya ibu tukang selingkuh?” ejek teman-temannya.

“Pistol bapakmu pasti lemah…”

“Atau… nggak bisa ngapa-ngapain!” tawa mereka meledak-ledak.

Alan depresi. Ia tidak sanggup keluar rumah. Mentalnya hancur, hatinya patah, kecewa berat dengan sikap seorang ibu yang seharusnya mengajarkan etika moral yang baik untuk anak-anaknya.

Kemudian mimpinya berpindah lagi. Kali ini ia menangis histeris di samping jenazah ayahnya.

“Daddy…! Daddy…!”

**

Alan terbangun. Nafasnya terengah, peluh membasahi wajahnya meski ruangan ber-AC. Ia tidak bisa kembali tidur. Alan melihat Maya tertidur pulas dan memperbaiki posisi selimutnya. Dengan langkah terhuyung-huyung, ia menuju balkon teratas rumah sakit.

Alan menyalakan rokok sebagai teman kesepiannya malam itu, ia menghembuskan asapnya ke langit, menatap bintang-bintang yang menggantung indah di malam sepi. Wajahnya terlihat tenang namun pikirannya berkecamuk.

Di dalam hatinya, tersimpan keraguan yang tak bisa ditepis, keraguan untuk menjadikan Maya sebagai pendamping hidup. Bukan karena Maya kurang sempurna, justru sebaliknya. Namun ada sesuatu dalam diri Alan yang belum siap, terbelenggu oleh prinsip dan luka masa lalu. Meski begitu, ia tidak bisa memungkiri satu hal: hasratnya pada Maya tetap menyala. Ia masih menginginkan Maya....

**

Pagi kembali cerah, Alan sudah kembali ke kantornya, sementara Maya berdiri di dekat jendela, menatap langit biru dengan senyum yang tak bisa ia sembunyikan. Senyumannya bahkan mengalahkan sinar mentari pagi itu.

Hatinya berbunga-bunga. Ia menari-nari kecil di tengah ruangan kosong, seolah dunia sedang bersorak bersamanya. Bagaimana tidak? Alan, pria yang selama ini ia impikan akan menikahinya.

Maya tidak sabar ingin segera membagikan kabar bahagia itu kepada keluarganya.

“Tapi nanti saja, setelah aku bicara dengan Kakak ipar,” gumamnya pelan, senyum masih menghiasi wajahnya.

Sementara itu, sesuai perintah Alan, Key mulai menyusun berbagai konsep dan rencana pembicaraan yang akan disampaikan kepada Maya.

Pukul 11.00 WIB

Alan muncul di ambang pintu ruang Maya. Ia datang spesial menjemput sang pujaan hati, membawa sebuket bunga segar yang harum semerbak. Maya menoleh dan terkejut melihatnya.

"Kamu kan sibuk?" tanya Maya heran.

"Buat kamu, semuanya bisa diatur," jawab Alan sambil tersenyum manis.

Ucapan itu membuat hati Maya bergetar. Ia makin tenggelam dalam pesona cinta Alan.

"Aku harus menjemputmu sendiri," lanjut Alan sambil menyerahkan bunga itu ke pelukan Maya.

"Kan ada supir, Alan?"

"Emang cinta bisa diwakilkan?" balas Alan dengan tatapan manja yang sulit ditolak.

Maya tersenyum, lalu memeluk Alan dari belakang. Pelukannya hangat, penuh cinta dan kasih.

"Thanks, Alan," bisiknya.

"Key sudah menunggumu aku harus segera mengantarkan mu," kata Alan pelan.

"Baiklah sayang, aku akan segera menemuinya!" jawab Maya antusias.

1
𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝒉🎐ᵇᵃˢᵉ
apakah dari dulu key sudah berencana ingin menghancurkan Alan ??
Alan trauma dengan pertengkaran kedua orangtuanya...
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
yups betul tuh si key mau menyayangi dan melindungi Alan karena hartanya,makanya setiap orang yg dekat dalam hidup Alan selalu dia singkirkan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
dihh si key bener2 gak bisa menerima semua keputusan Daddy mu ya ,bukan salah Alan ini semua loh
𝐙⃝🦜🅰🆈🅰
yups bener may,ada keirian dalam diri key yg membuat dia seperti itu ke adeknya sendiri
bener kata orang kalo urusan harta antara sodarapun bisa jadi musuh kalo tidak bisa menerima dg bijaksana
no 🎸 ve
Kok aye curiga yaa dengan permen Key 😳
no 🎸 ve
Ternyata masa kecil Alan, suram bingits 😥
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
iya bener may
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
yg salah daddy nya harusnya disuruh mengelola bersama
Fitria Ningsih
tarbawa suAsana alan demam deh kami kk author
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞RՇɧeeՐՏ🍻 ¢ᖱ'D⃤ ̐
karena harta tali persaudaraan bisa putus.Alan hanya korban dari keegoisan Key yang begitu memuji harta.tidak puaskah dia dengan harta ibunya yang sudah dia rampas.dan sekarang dia juga menginginkan hartanya Alan.
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
kan bukan salah Alan, Daddy yang secara suka rela ngasih tahta ke Alan
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
Key ky nya udah licik dari kecil🙄
Hanizar Nana
harta lagi harta lagi
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
tamak sekali key sampa segala cara pun dihalalkan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key tuh saudara tapi musuh dalam selimut buat Alan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key kayaknya mo menekan pengeluaran produksi taunya yg di dapat kerugian besar perusahaan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
dengan tahunya Maya tentang penyakit mental Alan semoga ke depannya mereka lebih bisa meredam ego masing2 ya terutama Alan klo Maya pasti setelah ini dia akan berhati-hati menjaga perasaan Alan apalagi klo tahu pemicunya
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞RՇɧeeՐՏ🍻 ¢ᖱ'D⃤ ̐
Key ini saudara kandung apa bukan sih,kok tega banget sama saudaranya sendiri.pengen menguasai semuanya. mau menghancurkan Alan begitu?
Maya,tugasmu membantu Alan bangkit .jangan biarkan Key merusak semua yang di perjuangkan Alan.
no 🎸 ve
Ingin dikokop Key ssndiri kekayaan orang tuanya, gak perduli adiknya hancur, miris 😏
☠ᵏᵋᶜᶟGalangᵇᵃʰᵃ
harus selalu sayang lah maya😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!