Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.
Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(18) - Mata Air Suci Quochre
"Lalu, kenapa?" tanya Frac dengan wajah tak berdosa. "Dia tidak pernah hadir sama sekali di hidupku. Tapi, aku tidak masalah dengan hal itu. Yang kusesali adalah kenapa aku tidak menamparnya ketika bertemu dengan esensi jiwanya."
"Yang benar? Kau bertemu dengan esensi jiwa guru? Kapan?" Yurai tampak antusias ketika mendengar tentang gurunya. Dia melangkah lagi dan penampilannya berubah menjadi Kakek Raya.
"Sebelum memutuskan untuk pergi ke wilayah Ochre, di hutan tua," jawab Frac. "Baiklah, cukup bernostalgia, waktuku tinggal sedikit. Jadi, dimana mata air yang kau katakan itu?"
Yurai membawa Frac sampai ke sebuah gerbang besar yang terbuat dari batu magma berwarna hitam. Dari kejauhan, mereka bisa mendengar suara dari mata air yang mengalir dengan deras.
"Ini adalah Mata Air Suci Quochre. Hati-hati, sebelum sampai ke mata air, kau mungkin akan dihadang oleh sosok penjaga. Aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini. Sisanya, kau harus berjalan sendiri. Semoga kau berhasil melewatinya, seperti yang dilakukan Mendiang Yeuselio," ucap Yurai.
Frac menatap datar ke arah jalanan setapak yang harus dilewatinya menuju ke mata air. Dia memejamkan mata dan menarik napas panjang, mengosongkan isi kepalanya yang sedari tadi berisik, lalu tiba-tiba saja wajah Raya yang tersenyum muncul di sana. Tanpa disadari, dia ikut tersenyum. Bayangan itu perlahan-lahan menghilang saat dia membuka matanya. Dia yakin kalau dia bisa melakukannya.
Frac melangkah maju tanpa ragu. Dari belakang, Yurai menatap punggung pemuda itu yang makin lama makin menjauh.
Dia sama seperti Guru. Mungkin akan lebih kuat dari beliau. Guru, anakmu sudah tumbuh, begitu pula dengan murid-muridmu. Anakmu mewarisi keberanianmu dan kebaikan hati Nyonya. Aku berharap langkahnya dan Velha Araya lancar, walaupun jalan yang mereka tempuh tidak mudah. Aku juga harus berjuang untuk tumbuh kuat, batin Yurai.
Mata Air Suci Quochre adalah mata air suci yang terletak lembah di belakang tebing yang dilihat oleh Frac dan Raya. Wilayah kekuasaan Ochre berada di atas puncak tebing dan sebagian lagi di daratan di bawah tebing termasuk sebagian dari Hutan Tua Avalanche.
Mata air suci biasanya digunakan untuk Ritual Pemandian sebelum melaksanakan pernikahan antar ras. Bisa juga digunakan dalam hal lain, seperti ketika seorang pemimpin wilayah ingin meminta kemakmuran kepada Semesta, atau saat seseorang akan menjadi Pendeta Agung dari sebuah kuil. Mata air ini biasanya dijaga oleh makhluk magis yang kekuatan fisik maupun sihir yang tidak main-main.
Mata Air Suci Quochre dijaga oleh penjaga bernama Silvervix. Silvervix sendiri adalah sosok makhluk magis berbentuk ular bening raksasa yang memiliki tiga mata. Ia memiliki suatu kelebihan, yaitu: Mempermainkan hati dan jiwa seseorang dengan pikiran. Silvervix biasanya membuat korbannya hanyut dalam ingatan, halusinasi, atau apapun yang melekat. Jika tidak memiliki pendirian atau keinginan yang kuat, biasanya korbannya akan hidup dalam ilusi, setelah itu mereka akan meninggal dunia. Ia adalah makhluk magis pilihan dari Semesta untuk menjaga Mata Air Suci Quochre.
Frac berjalan dengan sangat santai, menyusuri lembah yang ditumbuhi oleh sulur-sulur liar dan tanaman-tanaman pakis yang melekat di antara dinding-dindingnya. Dia mendengar semakin jelas suara air yang mengalir. Namun, anehnya dia tidak merasakan adanya tanda-tanda bahaya di sana.
Frac melihat ke segala arah menggunakan ekor matanya. Walaupun tidak ada tanda-tanda bahaya, tapi dia merasakan keanehan yang tidak bisa dijelaskan.
Frac merasakan kalau perjalanannya terlalu mulus, sampai akhirnya dia sadar bahwa pikirannya sudah dipermainkan saat dia kembali melihat lorong lembah yang sudah dilewatinya tadi.
Frac menghela napas panjang. Dia berjalan lagi ke depan, barangkali memang lorong itu adalah lorong yang berbeda dengan yang ada di awal. Namun, dia tetap saja kembali ke tempat yang sama. Bahkan ketika dia mencoba untuk berjalan lagi, lagi, dan lagi. Dia berhenti ketika percobaan ke-6. Dia menatap lurus ke depan, mata ruby-nya bersinar. Dia bisa melihat ada sihir yang mengikatnya dengan lorong lembah.
Frac mulai berjalan lagi sembari mempertahankan mata Iblis yang diwariskan dari ayahnya. Saat dia keluar dari lorong dia kembali ke tempat dimana dia menjadi dirinya yang terlemah. Saat-saat dimana dia masih menjadi bidak dari Bangsawan Rosario. Dia kembali ke malam dimana dia mengetahui bahwa dirinya mewarisi darah Iblis Imperial.
Frac tidak lagi menunjukkan reaksi apa-apa ketika melihat Hugar Devijk von Rasario masuk ke dalam Aula Mansion Rosario. Dia seperti sudah mati rasa.
Frac melewati Bangsawan Rosario dengan tenang. Saat berada di luar aula, tiba-tiba saja dunianya retak seperti kaca yang pecah. Kemudian, semuanya berganti ke ladang bunga matahari yang sangat luas, membentang seolah tak bertepi. Di tengah-tengah ladang, berdirilah seorang wanita dengan surai hazel bergelombang. Dia adalah sosok yang sangat pemuda itu kenal.
Frac langsung mematung. Dia tidak bisa berkata apa-apa saat wanita itu berbalik dan manik mata amber miliknya yang menatap ke dalam dirinya. Nafasnya mulai tercekat, apalagi ketika ibunya, Marigold, memanggilnya, "Anakku, Fracture, berhentilah. Kenapa kamu melawan garis takdirmu sendiri? Kenapa kamu memutuskan untuk menikah dengan Elf dan mengikat kontrak dengannya? Apakah kamu ingin menyeretnya ke dalam kehancuran juga? Menyerahlah."
Kaki Frac seperti tertanam di dalam tanah, tidak dapat bergerak sedikit pun, walau dia ingin berlari. Suara lembut Marigold, suara yang selama ini hanya bisa didengarnya dalam mimpi yang samar, terdengar begitu nyata, begitu meyakinkan, begitu... menyakitkan.
Tanpa sadar, air mata sudah turun membasahi pipi Frac. Dia ingin berlari, dia ingin memeluk bayangan itu, dia ingin percaya bahwa dia bisa melakukannya. Namun, dia tahu sosok itu bukanlah ibunya. Marigold sudah lama meninggal dunia. Dia tidak melupakan dua puluh satu tahun penderitaannya, dia tidak melupakan fakta bahwa dia tumbuh tanpa kehadiran sosok ibu.
Marigold melangkah mendekati Frac. Gaunnya berayun pelan, rambut hazel-nya tertiup angin, dan senyum lembut terukir di wajahnya. Namun di balik itu semua, pemuda itu dapat melihat kesedihan dari dalam mata ibunya. Marigold seolah tidak ingin mengatakan hal-hal yang menyakitkan, tapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
"Jangan menipu dirimu sendiri, Anakku. Keluarga Rosario adalah keluarga yang penuh dengan dosa. Kakakku, pamanmu, telah melakukan hal yang tidak pantas. Suamiku mati di tangannya karena berusaha menyelamatkanku. Kamu pikir orang yang mewarisi darah kotor seperti kita pantas mendapatkan cinta? Jika kamu memaksa, kamu hanya akan kehilangan dia. Kamu akan menyakitinya, sama seperti aku menyakiti Tuan Spirus... sama seperti aku yang meninggalkanmu," ujar sosok ilusi Marigold.
"Hentikan! Kumohon... hentikan...," bisik Frac. Tubuhnya gemetar. Dia berlutut di atas tanah dan memegangi dirinya sendiri. Giginya sampai bergemelutuk. Dunianya serasa sangat hancur.
Aneh. Di dalam pikirannya, muncul sosok Gadis Elf yang menatapnya dari atas dan tersenyum lembut. Rambut hijau dan manik mata amethyst Gadis Elf itu, serta senyumannya yang tulus membuat pemuda itu merasa tenang dan damai. Dia pelan-pelan mengumpulkan dunianya yang hancur sembari terus mempertahankan sosok itu di dalam kepalanya.