NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24_Boneka Untuk Hito

Sudah dua minggu hubungan Raya dan Dirga semakin dekat seperti layaknya kawan lama. Mereka selalu bersama bahkan sering main atau sekedar jalan jalan memanfaatkan waktu luang. Dan selama dua minggu pula hubungan Hito dan Raya membaik, pria itu tak lagi marah atau melarang Raya untuk tidak dekat dekat lagi dengan Dirga. Hito memberikan kebebasan penuh untuk Raya.

Seperti saat ini Hito  tengah menunggu Raya di depan rumahnya karena gadis itu belum juga pulang. Raya sempat pamit kalau dia akan pergi ke pasar malam bersama Gita termasuk Dirga juga. Raya sudah mengajaknya juga tapi dia menolak. Karena dia tau saat ini hatinya belum bisa merelakan Raya seutuhnya. Dan pasti hatinya akan terluka jika berada disana.

Meskipun saat ini langit terlihat cerah karena ada beberapa bintang, tetap saja Hito merasa cemas, takut jika hujan turun secara tiba tiba karena mengingat saat ini tengah musim penghujan. Matanya berkali kali melirik kearah sisi kirinya menantikan sosok gadis yang sedari tadi dia tunggu segera muncul.

" Cungkring!" Hito segera menoleh. Menyimpan ponselnya lalu bangkit dari duduknya. Raya tengah berjalan kearahnya, tersenyum bahagia dengan sebuah boneka doraemon berukuran sedang di tangannya.

" Udah pulang?" Hito menghampirinya lalu ikut duduk di depan teras rumahnya.

" Iya," Raya tersenyum lalu mengusap bulu lembut dari bonekanya itu.

" Dari pria itu?"

" Eh," Raya langsung menoleh cepat detik berikutnya kepalanya menggeleng pelan " Bukan. Ini boneka gue." Raya kembali melihat boneka itu, tersenyum gemas sembari memainkan lengan kecil bonekanya.

" Buat Lo," kening Hito mengerut, bingung dengan perkataan lawan bicaranya " Ambil!" Dengan sedikit ragu Hito menerima boneka itu. Dia menatap bergantian pada Raya dan bonekanya.

" Serius ini buat gue?"

Gadis itu mengangguk lalu matanya teralihkan menatap pada langit malam " Iya itu buat lo. Layaknya seperti Doraemon. Gue mau lo tetap di samping gue apapun yang terjadi Seperti Doraemon yang selalu ada untuk Nobita!"

" Inget nggak sih? Dulu kita sering rebutan meranin tokoh antara Doraemon sama Nobita." Raya menoleh pada Hito, netra hitamnya mampu mengunci pergerakan mata Hito yang tengah menatapnya " Tapi pas gue mau jadi Sizuka lo malah ngelarang gue, dan lo lebih suka gue jadi Gian. Waktu itu gue sebel banget sama lo, lo bilang kalo badan gue yang gendut pantes meranin jadi Gian. Jahatttt!"

Kedutan di bibirnya berubah menjadi kekehan pelan. Dan saat itu mata Raya hampir tak berkedip karena terkejut dengan respon Hito yang menurutnya langka. Sungguh hati Raya tiba tiba menghangat, senyum di bibirnya pun ikut mengembang tertular karena kekehan darinya.

" Dulu lo itu kan gendut banget Ndutt. Gue aja nggak bisa bedain mana tangan sama paha, kan sama sama gede!"

" Ihhh Cungkring!" Hito mengaduh kesakitan karena Raya memukul bahunya keras " Udah geh itukan dulu, sekarang body gue udah kaya gitar spanyol, Bohayy."

" Dih apaan. Muji diri sendiri, Nggak liat apa tuh lipetan di pinggang? lemaknya dimana mana." Hito semakin gencar menggoda Raya Membuat gadis itu merengut dan merajuk karena ulahnya.

" Udah udah, cape gue ketawa mulu." Hito berusaha menghentikan tawanya .

" Lo yang ketawa gue mah enggak." Ketus Raya membuang muka .

" Jangan di manyun manyunin, udah kaya ikan buntal pipinya tuh."

" Cungkring!" Raya kembali tak terima dengan perkataan Hito. Tangannya kembali berulah, berusaha memberikan pelajaran pada pria yang duduk disampingnya.

" Ah males ahhh. Lo mah gitu mulu, Udahlah gue mau pulang." Hito segera mencekal tangan Raya saat gadis itu ingin meninggalkan rumahnya. Hito menarik tangan Raya sehingga gadis itu kembali duduk pada posisinya.

" Makasih ya," Ucapnya dengan tulus " karena lo udah mau kasih boneka ini buat gue." Lanjutnya kembali.

Raya tersenyum tipis " Sama sama. Gue seneng kalo lo suka." Keduanya terdiam, saling termenung dan melamun pada pikirannya masing masing. Keduanya tak mau membuka suara, membiarkan kesunyian menyelimuti keduanya.

Hito menoleh mendapati Raya yang menyandarkan kepala pada bahunya " Tolong jaga baik baik bonekanya ya, Gue tau harganya nggak seberapa tapi tolong hargain usaha gue buat dapetin boneka itu." Diam diam Hito mencuri pandang pada Raya, gadis itu masih menyandarkan kepalanya dengan bola mata yang menatap kearah langit " Gue hampir putus asa buat dapetin tuh boneka. Padahal kalo gue mau, gue tinggal beli aja. Tapi disini istimewanya, gue harus lomba makan makanan pedes dulu. Untung gue doyan pedes, meskipun di pertengahan gue udah kekenyangan tapi karena si doraemon ini akhirnya gue bisa ngabisin tuh makanan."

Hati Hito menghangat mendengar penuturannya. Rasanya ingin sekali dia membuka mulutnya, menanyakan bagaimana kondisi gadis itu saat ini, namun Raya lebih dulu kembali membuka suaranya " Gue baik baik aja. Gue udah terbiasa makan pedas kalo lo mau tau. Jadi gue mohon tolong jaga boneka ini!" Pinta Raya sembari mengusap bonekanya.

" Seperti halnya persahabatan Nobita dan Doraemon yang penuh dengan keajaiban. Gue juga pengen pertemanan kita persahabatan kita penuh dengan keajaiban seperti mereka."

Senyum mengembang itu kembali terukir di wajahnya. Hito tidak bisa menampiknya jika saat ini Raya terlihat benar benar cantik saat tersenyum " Sekedar pertemanan?"

Raya mengangguk. Dia kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Hito" Keinginan gue nggak macem macem kok. Gue cuma pengen lo ngakuin gue sebagai temen lo dan nganggep gue ada. Bisa kan?"

Hito diam sejenak. Memikirkan perkataan yang baru saja keluar dari mulut Raya. Sekedar teman tidak bisa lebih? Dan senyuman kecut itu akhirnya terukir di wajahnya tanpa Raya sadari " Gue takut. Gue bener bener takut cung," Ucap Raya " Gue takut buat mejamin mata gue, Gue takut kalo gue ketiduran. Gue takut banget."

" Kenapa?" Hito manarik bahu Raya membuat gadis itu duduk menghadap kearahnya. Kedua mata hitamnya terpancar jelas, menyiratkan kegelisahan dan kecemasan " Lo terluka?" Raya menggeleng " Apa ada yang neror lo?" Raya kembali menggeleng " Terus apa yang bikin lo takut?"

Mata Raya melirik pelan mengikuti setiap kedipan mata hitam milik Hito. Pria itu masih bungkam, menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Ara " Gue takut lo berubah."

" Gue nggak bisa, gue terlalu takut Cung."

" Gue takut kalo gue tidur terus bangun dan lo berubah jadi kasar dan dingin kaya dulu. Gue takut lo mengabaikan kehadiran gue lagi. Gue tak......"

" Sttttt!" Hito membawa Raya kedalam pelukannya. Mata gadis itu sudah berembun, dan dengan sekali kedipan cairan asin itu akan terjun membasahi pipinya " Gue takut lo berubah lagi To, Gue nggak mau itu terjadi. Hiks!"

" Lo ngomong apaan sih? Udah lo tenang aja ya. Gue disini kok nggak kemana mana." Hito berusaha menenangkan. Namun pergerakan lembut pada punggung Raya tak mampu untuk menahan agar bahu gadis itu tak bergetar.

Raya menggelengkan kepalanya. Tangannya mencengkram kuat kaos yang dikenakan Hito. Air matanya jatuh, tumpah membasahi bahu kokoh milih nya " Enggak. Hiks. Gue takut. Gue takut kalo ini cuma mimpi. Hiks. Gue takut kalo gue bangun dari mimpi ini. Gue nggak mau itu terjadi. Hiks!"

" Ray," Hito memanggil lembut nama gadis itu. Raya semakin histeris saat mendengarnya. Tuhan ini seperti mimpi " Ini bukan mimpi. Ini nyata, Lo lagi nggak mimpi."

Mata Raya yang terpejam erat mulai terbuka, bola matanya memerah penuh dengan cairan asin yang keluar dari sudut matanya " Gue takut di saat gue bangun dari tidur gue, lo bakal berubah seperti dulu. Gue nggak mau itu terjadi. Hiks!"

" Sssttt. Udah udah. Lo nggak perlu takut. Ini bukan mimpi, ini nyata Ray."

" Iya gue tau. Tapi gue masih takut." Tuturnya kembali menangis " gue takut lo berubah."

" Dengerin gue," Hito menangkup wajahnya menatap tepat pada manik hitam milik Raya " Gue emang nggak bisa janji sama lo. Tapi lo harus percaya sama gue, kalo lo bener bener nganggep gue temen atau sahabat lo, gue akan berusaha selalu ada buat lo seperti apa yang lo katakan tadi. Gue bakal berusaha mewujudkannya Ndut. Jadi gue mohon, jangan nangis lagi. Okey?" Raya mengangguk dengan derai air mata. Hito kembali membawa Raya kedalam pelukannya membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya.

Tuhan, bolehkan aku egois? Tolong hentikan waktu. Aku ingin lebih lama bersamanya, memeluknya dan juga ingin memilikinya......

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!