Aku Bukan Penggantinya!

Zema tersenyum tipis, sebuah kejutan yang menyenangkan. Mungkin alam memang tengah berbaik hati padanya.

Kini dia tengah menikmati kepanikan Kenzie. Wajah wanita itu makin terlihat pucat. Kesombongan yang tadi dia agung-agungkan sirna sudah.

Kenzie terpatung, tak berami beranjak mendekati suaminya. Entah apa yang wanita itu pikirkan.

Sedangkan dua orang lelaki yang juga telah ditipu olehnya menatap heran pada sosok Salman.

"Siapa Anda?" Atta yang bertanya lebih dulu.

Salman memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Dia bersikap tenang meski dadanya bergemuruh ingin sekali menghabisi istri yang selama ini dia percayai.

Karena panik, Kenzie kemudian sadar kalau situasi ini benar-benar memojokkannya.

"Abang!" pekiknya sembari mencengkeram lengan Salman.

Hanya Luthfi yang justru menatap Zema yang kini menyandarkan diri di nakas ruang keluarganya.

Sahabatnya itu terlihat tenang, bahkan Luthfi menebak, jika Zema tahu sosok lelaki itu.

"Kenapa? Kamu tidak ingin memberitahu mereka siapa saya hemm?" tanya Salman lembut tapi penuh dengan ancaman.

Kenzie menggeleng, "Bang akan adek jelaskan, ayo kita keluar!" ajaknya berusaha menarik lengan Salaman.

Salman yang sudah tak tahan dengan kebohongan istrinya lantas menghempaskan tangan Kenzie hingga istrinya itu terjungkal kebelakang.

Mata Atta terbelalak saat melihat kekasihnya itu dikasari oleh sorang lelaki.

Atta mendekat dan segera membantu Kenzie berdiri.

"Apa yang kau lakukan pada istriku!" bentaknya.

Bukan hanya Salman, Zema pun terkejut dengan ucapan Atta.

"Istri? Bagaimana mungkin wanita bersuami bisa menikahi lelaki lain? Apa kau ini berpoliandri?" sinis Salam.

Kenzie hanya mampu menunduk, ia sudah terisak. Dirinya kalah, entah kenapa Salman bisa menyusulnya ke sana.

Ini benar-benar aneh menurutnya. Tak ada seorang pun yang tahu akan pernikahannya dengan Salman.

Apa mungkin ini rencana Zema? Bagaimana bisa?

Kenzie benar-benar kalut, dia tak menyangka akan menghadapi situasi ini.

Dulu dia berpikir, setelah menyingkirkan Zema, hidupnya akan sempurna.

Dia memiliki Atta dan Leora yang menjadi suami dan anaknya, sedangkan untuk kebutuhan materi dia memiliki Salman yang selalu bisa melimpahkan kemewahan padanya.

Namun kini, semua sedang berada dalam jurang kehancuran, tapi ia tak tahu siapa penyebabnya.

"Apa maksud kamu?" cecar Atta bingung.

"Sudah Ta, sebaiknya kita pergi saja–" kini Kenzie berusaha membujuk Atta untuk menyingkir dari hadapan mereka

"Saya suami sahnya Kenzie, nama saya Salman," jawab Salman langsung.

"Su-suami?" tanya Atta gagap.

Kenzie menggeleng, dia benar-benar ketakutan, hingga terus memaksa Atta untuk pergi dari hadapan Salman.

"Ya, kami sudah menikah kurang lebih empat tahun," jelasnya.

"Apa? Bagaimana mungkin?"

"Ta aku mohon," rengek Kenzie.

"Ada apa sebenarnya ini Zie? Siapa lelaki ini? Jawab aku!" bentak Atta.

Kenzie hanya bisa memejamkan mata ketakutan. Selama ini tak pernah sekali pun Atta membentaknya.

Namun kali ini lelaki yang selalu menuruti keinginannya itu tiba-tiba berubah kasar dan dia tak suka itu.

"Kenapa Zie? Kamu tak bisa menjawab pertanyaan lelaki ini? Kamu ingin menyangkalnya? Aku bahkan bisa menuntutmu dan kau akan berurusan dengan hukum antar negara," jelas Salman penuh ancaman.

Kenzie jatuh dan menangis histeris. Dia tak bisa menjawab. Bukan tak bisa, tapi ia tak mau menjawab semuanya.

Atta lantas menatap Salman, "buktikan kalau kau memang suami Kenzie."

Salman lantas mengeluarkan buku nikah yang mereka dapatkan dari negara Salman. Semuanya asli, tubuh Atta kemudian limbung.

"Kemarin kau begitu tegas menyangkal jika Kenzie adalah simpananmu. Ternyata dia adalah istri sirimu? Dan hebatnya lagi dia juga telah memiliki suami?" sinis Zema sembari mendekati suaminya.

"Bagaimana rasanya ditipu Ta?" bisiknya lantas berlalu pergi.

Zema memutuskan akan menjemput Leora, sebab dirinya akan pindah ke Semarang esok.

Dia tak mau putrinya ikut merasakan dampak kemelut yang tengah menimpa orang tuanya, terutama ayahnya.

Luthfi sendiri hanya bisa mematung, dia tak menyangka jika mereka semua menyembunyikan masalah yang begitu pelik.

Anehnya Zema mengetahui semuanya. Dia menebak seperti itu sebab sikap tenang Zema membuatnya mencurigai sahabatnya itu pasti dalang dari kekacauan ini.

Zema benar-benar tak bisa dianggap remeh.

Sepeninggal Zema, tinggal ketiga lelaki itu dan Kenzie yang masih menangis.

"Aku akan mengurus perceraian kita. Kau tak perlu repot bertarung melawanku. Sebab kupastikan kau akan keluar dari rumahku tanpa membawa apa-apa."

Setelah mengatakan talak pada Kenzie, Salman berjalan meninggalkan ketiganya tanpa membuat keributan.

Lelaki itu benar-benar bersikap tenang tanpa terlihat ingin menghabisi istri dan selingkuhannya.

Kenzie menangis semakin menjadi-jadi. Hilang sudah semua yang telah dia miliki selama ini.

Dirinya cukup sadar diri untuk tak melawan Salman, sebab dia sangat tahu seberapa berkuasanya Salman.

Dia tak ingin makin menderita setelah diceraikan Salman. Lagi pula, dia masih bisa bersama dengan Atta dan Leora.

Meski tak akan bisa lagi hidup bergelimangan harta, setidaknya dia tak akan hidup miskin karena pengahasilan Atta juga cukup lumayan.

Dengan tatapan kosong, Atta lantas bertanya. "Benarkah yang lelaki itu katakan Zie? Dia benar-benar suamimu?"

Kenzie yang masih ketakutan lantas menggenggam tangan Atta. "Maafkan aku Ta, aku terpaksa," jelasnya.

"Apa maksudmu?" lirih Atta.

Hatinya benar-benar terasa kacau. Dia tak menyangka akan dikhianati oleh wanita yang mati-matian dia perjuangkan.

Bahkan dengan tak berperasaanya dia menyakiti Zema, istri yang selama ini tak pernah melakukan kesalahan padanya.

Nasib sialnya hanya karena Zema menjadi adik Dery yang merupakan pelaku yang telah memperkosa kekasihnya.

Dia menyakiti Zema untuk membuat Dery merasakan penderitaan bagimana rasanya adik perempuannya dia sakiti, terlihat tak adil, tapi dia ingin membalas kejahatan Dery terhadap Kenzie.

Dengan tercekat, Kenzie bangkit dan masih menggenggam tangan Atta.

"Waktu masa pemulihan di Malaysia, kamu tahu aku membutuhkan banyak uang, saat itu kamu tiba-tiba banyak memotong uang untuk biaya hidupku di sana. Aku tahu saat itu kamu tengah banyak pengeluaran karena ayahmu sedang sakit keras. Dan saat itulah aku ketemu Salman. Dia membantuku, membantu penyembuhanku dan kupikir aku bisa membantu kamu kalau menikah dengan dia, karena dia kaya. Bukankah kita ingin mengumpulkan uang untuk membungkam Zema?"

Atta tiba-tiba merasa gamang, melihat sahabatnya itu tampak goyah karena penjelasan Kenzie, Luthfi hanya mencibir dalam hati dan mengejek jika Atta benar-benar lelaki bodoh yang sangat bucin.

"Maafkan aku Ta. Sungguh dalam hati hanya ada kamu yang aku cintai. Kita sudah sejauh ini. Sepertinya ini akhir dari semuanya. Kita harus segera membujuk Zema agar dia tak perlu menuntut kita. Kita akan memberinya uang. Hidupnya selama ini sangat menyedihkan, aku rasa dia bisa kita ajak berdiskusi kalau dia tahu akan mendapatkan keuntungan."

"Kalau dia menolak, kita bisa mengancamnya dengan menaikkan kasusku dulu, bagaimana?"

Atta hanya terdiam, dia benar-benar tak menyangka kalau hidupnya akan serumit ini.

"Lalu berapa uang yang kamu dapatkan dari menikahi lelaki itu?"

Kenzie mendadak gugup, jelas semua hanyalah alibinya agar Atta masih mau menerimanya.

"Kamu dengarkan tadi Ta? Dia tak akan memberikan aku sepeser pun uang, jadi aku yakin semua rekeningku sudah dibekukan oleh dia."

Atta menarik napas panjang, dia tak yakin bisa membungkam Zema. Meski sudah berusaha mengumpulkan uang, iya yakin semuanya belum seberapa.

Bahkan dia juga dengan tega mengeruk penghasilan Zema lewat bantuan Luthfi dari rumah sakit jiwa tempat Dery di rawat untuk membayar biaya fiktif hanya untuk tambahan uang kompensasinya.

Ironis memang, tapi menurutnya itu sepadan, toh uang itu akan kembali pada Zema.

Namun uang dari rumah sakit memang dipegang oleh Luthfi.

"Uang yang di kamu ada berapa Luth? Sepertinya kita harus bernegosiasi dengan Zema sekarang juga."

Sekarang gantian Luthfi yang menegang. "Kamu tenang aja, saldonya seperti yang terakhir kali aku kasih tahu kamu. Sebaiknya kamu transfer uang untuk Zema. Aku akan coba ngomong dulu sama dia," tawarnya.

Kenzie sendiri tak begitu yakin dengan ucapan Luthfi, apa lagi kini mereka saling tahu rahasia masing-masing.

.

.

.

Lanjut