Sequel novel Menjadi ISTRI RAHASIA Anak SMA
Di harapkan baca kisah Daddy dan Mommy nya dulu ya.
Area 21 keatas!!!
Bocil harap mangkir karena penulis auka berfantasi riya.
Edzard Zeon Abraham (25) anak pertama Qenan Abraham dan Nadira Fazilla Zharifah. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Wajah tampan Daddy nya menurun padanya.
Memiliki kekasih bernama Anabella sudah berhubungan selama 2 tahun namun setahun belakangan menhalani hubungan jarak jauh.
Hingga suatu hari, kedua orang tuanya secara tiba-tiba meminta Edzard untuk menikah.
Tetapi bukan Anabella yang ia nikahi melainkan gadis culun.
Siapakah gadis culun itu?
Apakan pernikahan mereka pada akhirnya bahagia atau berpisah?
Lalu bagaimanakah dengan Anabella?
Bagaimana jika ada pria lain yang mencintai gadis culun tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Boleh lebih dari pijatan?
"Perlu pijatan?"
Pertanyaan Ivy membuat Edzard meremang dang seperti mendapat angin segar sekaligus. Digenggam tangan Ivy berada di bahunya lalu sedikit menariknya agar Ivy berpindah berdiri disampingnya.
Kecupan berulang dipunggung tangan Ivy lalu mendongak hingga tatapan mereka bertemu. "Bolehkah lebih dari pijatan?" tanya Edzard dengan suara berat menahan sesuatu.
Sesuatu yang sulit dijelaskan namun dapat diartikan.
Edzard tersenyum bahkan di dalam hati bersorak ketika melihat Ivy mengangguk lemah. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Edzard menarik Ivy hingga duduk di pangkuannya.
Edzard melepas pita yang mengikat rambut panjang bergelombang milik Ivy. "Aku suka melihat rambut indahmu," bisik Edzard sembari merapikan anak rambut Ivy.
Senyuman kecil tercetak diwajah Edzard mana kala melihat Ivy tertunduk akibat tersipu malu.
Oh sial. Edzard menyukai apapun yang ada pada Ivy namun dirinya tak mengerti arti perasaan itu.
Diangkat dagu Ivy hingga tatapan mereka bertemu. Perlahan memajukan wajah hingga sampai pada tujuan. Dengan lembut Edzard menyesap bibir ranum wanita dipangkuan nya.
Menyapu setiap jengkal bibir istrinya, ia tahu jika sang istri belum rileks dan masih kaku karena perbuatannya. Tapi semua itu tak memungkiri jika Edzard menikmati dan menenangkan jiwa nya.
"Bernafas, Ivy!" bisik Edzard setelah melepas pagutan. Setelah Ivy mengangguk, Edzard kembali melakukan hal serupa seperti tadi.
Kini hasratnya benar-benar meminta lebih. "Aku sudah tak tahan," cicit Edzard hendak menggendong Ivy namun Ivy menggeleng.
"Kita belum makan siang," ucap Ivy.
"Aku akan memakan mu. Tunggu sebentar, aku harus menghubungi Aaron lebih dulu!"
Tangan kanan Edzard meraih ponsel di atas meja tanpa menurunkan Ivy dari pangkuan. Ia pun menghubungi Aaron untuk meminta jangan ada yang mengganggu dan menyiapkan pakaian ganti untuk lnya juga Ivy.
Lagi. Sekali lagi Ivy terpukau melihat senyum Edzard ketika ia mengalungkan tangan dileher Edzard.
Tekadku bulat! aku akan membuat mu hanya mengarah padaku, kak Ed.
"Are you ready?" bisik Edzard dengan semangat.
Tanpa mendengar jawaban dari Ivy, dengan sekali hentakan Edzard menggendong Ivy menuju kamar pribadinya di ruangan tersebut.
"You are beautiful, very beautiful!" puji Edzard dengan suara berbisik.
"Aku merasa tersanjung," kata Ivy malu-malu.
Perlahan Edzard baringkan tubuh Ivy di atas ranjang. Tatapan mereka tetap beradu hingga kini, tak ada yang mengeluarkan suara. Hanya gerakan Edzard yang sangat lembut membuat seorang Ivy terlena.
Edzard mengecup kening Ivy, beralih mengecup kedua mata, berpindah di kedua pipi, berlanjut ke hidung, singgah di dagu, dan diakhiri pada bibir Ivy.
Edzard kembali tersenyum dan tatapan mereka bertemu ketika Ivy menyambut dan membalas ciuman itu.
Lidah Edzard menari dan saling membelit di dalam mulut keduanya. Merasa puas kemudian beralih ke bagian tubuh Ivy yang disukainya.
Hasrat tak lagi terbendung. Masih dalam mengukung, Edzard menegakkan tubuh agar mudah membuka kain pembungkus tubuhnya kemudian membuka kancing kemeja Ivy dengan tak sabar.
Dengan tatapan lapar Edzard memandangi dua aste berharga Ivy yang selalu disebutnya buah pepaya itu. Dua aset yang tak terbungkus sempurna oleh benda pelindung khusus.
"Apa aku boleh bermain disana lagi?" tanya Edzard menatap Ivy menunjuk dua aset itu dengan dagunya.
Ivy mengangguk membuat Edzard bereaksi kembali. Namun tak langsung bermain disana. Ia kembali menyusuri wajah Ivy. Kecupan dan tangan Edzard di tubuh Ivy bergerilya liar. Setiap permukaan kulit Ivy tak lepas dari kecupan nya.
Lagi. Keduanya sudah tak berbusana selain inti mereka masih terbungkus benda segitiga. Edzard tak merasa jijik atau rendah ketika kecupan itu bahkan jilatan itu menyusuri kaki Ivy.
Suara lenguhan Ivy adalah bentuk apresiasi dari perbuatan nya. Apalagi melihat benda segitiga Ivy sudah basah. Ini adalah suatu kebanggaan baginya.
"Kak Ed," rengek Ivy membuat Edzard menegakkan tubuhnya.
"Ya," jawabnya seolah tak mengerti dari rengekan itu.
"Cukup main nya. Aahh," ucap Ivy diakhiri desa han karena jemari Edzard nakal telah bermain di luar benda segitiga itu.
"Baiklah," Edzard memposisikan diri di atas tubuh Ivy.
Tetapi agaknya Edzard masih ingin bermain karena tangan nya bergerak mere mas satu aset dan ia mengulum satu aset lain nya.
Bak seperti bayi, seakan dua aset itu menghasilkan asupan gizi membuat Edzard menikmatinya dengan rakus diiringi suara Ivy yang memabukkan.
"Ivy, aku tak tahan!" desis Edzard menggesekkan pusaka yang masih terbungkus itu ke milik Ivy yang juga masih terbungkus.
"A-apa akan sakit seperti pertama kali?" tanya Ivy yang juga tak dapat membendung hasratnya.
Edzard menyadari pertanyaan Ivy membuat ingatan nya pada malam jebakan itu. "Aku gak akan memaksa kalau kamu belum siap," ucap Edzard.
Cukup lama mereka terdiam dalam posisi sama. Tatapan beradu itu seolah menimbang apa yang akan terjadi setelah siang ini.
"Lakukanlah. Aku melakukan ini sebagai baktiku padamu," tutur Ivy.
Wajah Edzard berubah serius. "Aku akan menyelesaikan semuanya dan membuat dirimu satu-satunya dalam hidupku. Beri aku waktu sedikit lagi, bukan aku mencintai dia tapi ada sesuatu yang menjeratku padanya. Ajari aku menjadi pria dan suami yang baik hanya padamu," ungkap Edzard jujur.
Ivy membelai wajah Edzard dengan senyuman. Tadi Ivy begitu mabuk kepayang karena sentuhan Edzard membuatnya tak sadar bila tubuhnya sudah polos kecuali inti tubuhnya. Satu tangan nya menarik tubuh Edzard hingga menimpanya.
"Ada apa? nanti kamu sesak," ucap Edzard.
"Aku menunggu hari itu tiba dimana Kak Ed terbebas dari dia. Sekarang lanjutkanlah, aku malu," ucapnya berbisik kemudian menikmati setiap sentuhan dari Edzard.
"Maaf jika setelah aku melakukan ini, kamu akan mengetahui sesuatu yang selama ini aku simpan. Dan aku siap menerima hukuman asal jangan pergi dariku," ucap Edzard mengulangi permainan nya.
Hingga tak kuasa menahan keinginan melihat dan menyentuh milik Ivy, akhirnya tangan nya terulur membuka benda segitiga milik Ivy.
Dengan susah payah Edzard menelan saliva memandangi inti Ivy. Putih kemerahan dengan bulu halus tidak terlalu lebat. Mon tok dan sangat menarik perhatian netra nya.
Dengan tubuh tegak bertumpu pada lutut, satu tangan terulur ke arah inti Ivy. Untuk pertama kalinya dengan sadar Edzard menyentuh bagian inti tubuh wanita. Ibu jari membelai bibir inti milik Ivy sembari menikmati wajah Ivy yang sedang bergai rah tersebut.
Edzard sangat menyukai tubuh Ivy yang meliuk-liuk akibat jemari nakalnya memainkan kli toris itu.
"Kaak," cicit Ivy dengan suara menda yu bersamaan keluarnya cairan pelepasan Ivy yang kedua.
"Kenapa, sayang?" tanya Edzard sembari melepas benda segitiga miliknya.
Ivy menegang melihat pusaka Edzard yang berdiri tegak nan kokoh itu. Susah payah Ivy menelan saliva karena pikiran nya traveling.
"Kak, pelan-pelan ya."
Edzard mengerti hanya mengangguk. Sungguh ia tak dapat membendung keinginan nya lagi untuk segera menyatu.
Diarahkan pusaka miliknya ke inti Ivy agar tidak salah alamat. Menekan secara perlahan namun dihentikan ketika pekikan Ivy dan cengkraman tangan Ivy di lengannya begitu kuat.
"Maaf, tapi ini baru ujung."
"Sa-kit," cicit Ivy.
"Aku akan pelan-pelan."
Edzard mengulangi lebih perlahan lagi. Memutar pinggul sembari menekan dengan perlahan. Cakaran dan cengkraman Ivy dipunggung nya tak lagi terasa setelah ia berhasil menerobos kesucian Ivy.
Kini pusaka Edzard telah sudah berada dalam inti Ivy dengan sempurna. Namun ia belum ingin bergerak karena memberi waktu bagi inti Ivy untuk menerima kehadiran pusaka yang akan sering mpir disana lain waktu.
Edzard mengusap air mata Ivy lalu mengecup kedua mata itu. "Terimakasih dan maaf untuk kejadian di Hotel itu,"
Setelah itu hanya terdengar suara saling bersahutan dan kedua tubuh saling memuaskan.
❤️
TBC