Kinan hanyalah gadis biasa, dirinya mengadu nasib pergi ke kota bersama temannya setelah mendapatkan informasi kalau ada yang membutuhkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, demi kebutuhan dan juga ingin mengurangi beban keluarga Kinan akhirnya pergi ke kota jakarta, Di sana Kinan harus berhadapan dengan Daniel pria tampan yang bahkan tidak pernah terpikirkan dalam hidupnya. Mampukah Kinan bertahan di jakarta atau memilih pulang dan melanjutkan sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon II, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Memeluk ku, Aku Memeluk mu
Sesampainya di Hotel, Sarah segera duduk sembari terus menatap ponselnya di mana ada wajah Kinan di sana. Dirinya mengingat siapa gadis belia yang Potonya di kirim Daren padanya setelah di minta, Berbagai pertanyaan memenuhi otaknya.
"Bagaimana bisa pembantu Tante Tata menikah dengan Daniel?" Kembali Sarah mempertanyakan hal yang dirinya bahkan tidak mendapatkan jawaban.
Daren terus bertanya di sepanjang jalan siapa Kinan dari mana asalnya, Sarah hanya menggeleng tak tau. Yang dirinya tau gadis itu pembantu Tante Tata. Sekilas Sarah tak kenal dengan wajah polos itu tapi semakin detai ingatnya terfokus adegan di mana dirinya datang kala itu berniat bertemu Tante Tata tapi Kinan datang membuka gerbang.
"Hanya itu, Hanya itu yang aku ingat," Sarah mematung seolah mencari jawaban. Tapi kepalanya menggeleng terus. "Daniel, dia bahkan masih kecil."
Sarah merasa frustasi, ponsel ia lembar ke sembarang arah, membanting diri ke belakang sofa, menatap nanar langit-langit hotel. "Ga mungkin, ga mungkin, Mereka menikah pasti di jodohkan, bukan karena hal lain."
Sarah mengingat ucapan Daran di perjalanan tadi.
Ada beberapa kemungkinan, Mereka di jodohkan itu bisa saja terjadi, Tapi apa alasan kedua orang tua Daniel menikahkan Daniel dengan seorang pembantu? Tapi ada kemungkinan lain lagi. dan sangat akurat, Danial sudah memperkosa pembantu itu dan dia mau tidak mau harus menikahi gadis itu.
Brak....Pas bunga di meja Sarah lempar.
"Ga mungkin, Daniel ga seperti itu, dia hanya milik aku," Sarah murka dengan kenyataan di mana Kinan si pembantu sudah menggantikan posisi yang seharusnya menjadi miliknya. Membuang jauh-jauh prasangka di mana Daniel sudah tidur dengan Kinan, Seharusnya Sarah sadar, Sudah hampir 5 bulan Daniel dan Kinan menikah, tidak mungkin Daniel dan Kinan tidak bercinta..
.
Daniel mengobrol dengan Kinan selepas mengisi perut, Keduanya saling menguatkan saling berdoa agar Bu Tari dan Pak Arman segera siuman, Daniel juga memberi tahu Kinan besok akan pulang ke Bandung beserta membawa para korban, Kinan hanya mengangguk patuh.
"Malam ini, kamu ga papa kan tidur tanpa Aa?" Daniel mengusap kepala Kinan yang mengangguk..
"Ga papa, ada bapak di sini, ada Pak Saleh sama bi Teti juga." Sahut Kinan, Mengusap lembut lengan Daniel, memintanya untuk tidak mengkhawatirkan dirinya.
"Aa di sana aja, mudah-mudahan bunda sana om Arman bisa segera sadar, mudah-mudahan Allah dengar doa kita semua."
Daniel hanya mengangguk, berusaha kuat tidak ingin terlihat lemah di hadapan Kinan. keduanya saling menguatkan, saling menanyakan kondisi diri setelah kejadian kemarin, sampai di mana Kinan memberi tahu Daniel tentang adegan romantis tadi.
"Neng liat Aa pelukan sama Sarah." Kinan tersenyum alih-alih murung atau marah, tapi hatinya jangan di tanya, Gadis belia itu hebat sekali menyembunyikan luka di hati..
Daniel menelan ludahnya saking bingungnya. Apalagi dirinya tau kalau perempuan menanyakan sesuatu dengan ekspresi wajah penuh senyuman itu bertentangan dengan hatinya. Lagi-lagi Sarah melatihnya untuk menjadi laki-laki peka.
"Kamu liat?" Daniel bertanya untuk memastikan, mungkin juga ingin membuang waktu sembari mencari jawaban yang belum tersusun.
"Kalau Neng ga liat, Neng ga akan ngomong begitu atuh."
"Sarah yang peluk Aa duluan." Daniel menatap Kinan tak enak.
"Iya Neng mah ga papa, kan Sarah emang pacar Aa, Neng bisa apa."
"Aa minta maaf ya, sini sekarang kamu yang Aa peluk." Daniel segera memeluk Kinan erat tak lupa juga memberi kecupan di bahu. "Impas ya. Sarah peluk Aa, Neng, Aa duluan yang peluk."
Kinan maafin aku, kamu terlalu dewasa untuk menyikapi masalah ini, Apa benar kamu tidak ada perasaan apapun.
Daniel hanya mampu bertanya dalam hati, enggan mengintrogasi Kinan sekarang, terlalu cepat juga harus ada rasa cinta.
Kinan sendiri matanya berkaca-kaca, mendapatkan perlakuan lembut dari Daniel, entah apa yang ada dalam pikiran suaminya. Kenapa berpura-pura baik dan perduli sebegitu nya, laki-laki yang kasar kini begitu mudah luluh di hadapannya. Kinan semakin berat jika harus pergi meninggalkan Daniel. Tapi Sarah, Mengingat Sarah Kinan tersadar, dirinya segera menyeka pipinya dan mendorong tubuh Daniel.
"Sesak Dada Neng A," Seru Kinan dengan wajah sumringah, ingin menyamarkan kesedihan di wajahnya.
Daniel manyun saja, Lamanya mereka saling lempar candaan, Pak Saleh dan pak Danu masuk ke ruangan.
"Assalamualaikum," Salam pak Danu dan pak Saleh.
Kinan dan Daniel menoleh. "Waalikumsalam."
"A, udah sholat magrib?" Tanya Pak Danu selepas masuk dan menghampiri pasangan suami istri itu..Pak Saleh sendiri pamit ingin ke ruang ICU takut ada keluarga yang membutuhkan dirinya, Bi Teti sendiri sudah meluncur ke sana..
"Belum Pak, Tadi tunggu bapak dulu," Kata Daniel. Memang dirinya akan sholat setelah bapak mertuanya datang, Kinan jangan di tinggal sendiri harus ada yang menemani.
Pak Danu mengangguk saja.
Daniel lantas turun dari ranjang, memaki sendalnya tapi sebelum pergi dirinya berdiri bersejarah dengan pak Danu.
"Besok, bunda, om Arman dan yang lain, mau di pindah ke rumah sakit di bandung pak, Biar bisa lebih dekat dengan keluarga, Daniel besok mau minta pak Saleh antar bapak ke kampung, Daniel juga mau titip sedikit uang buat keluarga Sinta, ini bukan sogokan atau apapun. Ini dari Daniel buat mereka, nominalnya ga banyak tapi mudah-mudahan bisa di gunakan untuk apapun itu, Dan Daniel juga mau kasih sedikit uang buat bapak, mungkin bisa bapak gunakan untuk modal kebun, atau membeli apapun yang bapak mau."
Pak Danu tersenyum haru. Melihat bagaimana menantunya begitu perhatian kepada keluarga Sinta dan juga dirinya.
"Alhamdulillah, bapak seneng Daniel perhatian kepada keluarga Sinta. In syaallah nanti bapak sampaikan. Untuk bapak, ga udah Nak, bapak melihat kamu perhatikan ke Kinan aja bapak udah bersyukur.."
"Ga pak, Itu udah kewajiban Daniel, Kinan sekarang istri Daniel." Daniel melirik Kinan yang tersenyum malu.
"Buat Keluarga Sinta 50 juta, buat bapak 100 juta, besok uangnya Daniel transfer ya."
Pak Danu dan Kinan mematung, mata keduanya melotot mendengar nominal yang begitu enteng keluar dari mulut Daniel..
"Ya Allah itu uang?" Seru pak Danu tak sadar.
.
Keesokan paginya, keluarga sudah bersiap, Mobil ambulans berjejer rapih, satu persatu korban di bawa ke dalamnya, Daniel ikut masuk kedalam menemani bu Tari, sisanya menemani Pak Teo, bunda Tata, Dea dan Tamara. Sedangkan Kinan berada di mobil bersama keluarga lain.
Pak Danu sendiri sudah pulang bersama dengan pak Saleh menggunakan mobil pak Anto, warga yang kala itu membantu Daniel. sebelum pulang Kinan juga meminta maaf karena tidak bisa ikut pulang untuk menemui keluarga Sinta, kondisi dirinya tidak memungkinkan, mungkin nanti pulang kampung beserta Daniel, untuk sekarang fokus dengan kesembuhan sang bunda dan keluarga Tante Tata. Kinan juga memberi candaan kepada sang ayah untuk mengajak kedua adiknya ke taman safari seperti keinginan keduanya. Dengan uang dari Daniel mereka bahkan bisa berkeliling area rekreasi di Bogor.