Proposal Cinta Sang Ceo

Kita akan merasakan penyesalan luar biasa, ketika kita tau bahwa orang yang kita tuduh bersalah, sebenarnya tidak bersalah sama sekali.bahkan kita menyakitinya,dengan tidak mempercayainya.

Hubungan pernikahan harus dilandasi dari kepercayaan dan kejujuran,semua masalah seharusnya dibicarakan dengan sebaik-baiknya.inilah yang dirasakan Nathan kali ini,ego dan gengsinya untuk menyatakan rasa sayang dan cintanya, yang tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata.dan hanya dengan perbuatannya, membuat Jeni menderita.

Dua jam Jeni berada diruang Operasi,selama itu juga Nathan uring-uringan. rasa gelisah,takut serta bersalah menjadi satu,Orang-orang disekitarnya hanya bisa menatap iba sang Tuan Penguasa, yang terkenal dingin dan tak perduli terhadap orang lain.namun kini mereka bisa melihat sisi lain dari Nathan,Elios hanya memandang iba sang Tuan,yang untuk pertama kalinya terlihat begitu terpukul.

Pintu ruang operasi terbuka,mereka secara serempak mendekat kearah Dokter yang menangani Jeni.

“Katakan bagaimana keadaan istriku Dokter,Jika terjadi sesuatu padanya akan aku buat rumah sakit ini rata dengan tanah!”,,ucap Nathan ketika melihat sang Dokter, keluar dari ruang operasi. sang Dokter berkeringat dingin mendengar ucapan Nathan, yang merupakan pemilik dari rumah sakit tempatnya bekerja.dengan sedikit ragu, dia menjelaskan keadaan Jeni.

“Nona sudah melewati masa kritisnya Tuan Muda,Nona mengalami benturan keras di kepala, dan Nona kehilangan banyak darah. karena itu untuk sekarang, yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan menunggu Nona sadar!”

Mendengar penjelasan sang Dokter, dua wanita yang bersama mereka semakin terisak,sementara Nathan menarik kerah baju sang Dokter, mengeluarkan amarah dan semua makiannya,sehingga membuat sang Dokter ketakutan luar biasa.

“Tuan Muda tolong hentikan,tolong tahan amarah anda,jika Nona Muda melihat anda marah terhadap orang lain Nona akan bersedih!”,,ucap Elios yang berusaha menenangkan Nathan,Renita dan sang kekasih,hanya bisa diam melihat Nathan yang terlihat kacau .

“Kau dengar ucapannya,dia meminta kita untuk menunggu dan berdoa,aku membayarnya mahal untuk menyelamatkan nyawa orang-orang!“

Elios hanya menutup mata,tidak tahan dengan tingkah sang Tuan Muda,Elios menahan tubuh Nathan yang masih mengamuk. gerakan tubuhnya terhenti,ketika pintu ruang operasi terbuka dan memperlihatkan sosok istrinya, yang terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan dan selang infus yang tertancap dipergelangan tangannya.Nathan terpaku melihat sosok Jeni, yang begitu pucat.

“Tolong pindahkan ke ruang rawat VVIP”,,ucap Elios,kepada beberapa perawat yang mendorong bangkar sang Nona. Nathan dan yang lainnya hanya bisa mengikuti para perawat tersebut,ketika sampai didalam ruangan semuanya terdiam, tidak ada yang berani mengeluarkan sepatah katapun,hening semuanya larut dalam pikirannya masing-masing.

“Nona Renita dan Nona Tania, ini sudah larut malam pulanglah,kembalilah besok pagi"

Elios membuka suaranya,mereka akhirnya meninggalkan rumah sakit,Renita kembali bersama sang kekasih sedangkan Tania di antar oleh sopir suruhan Elios.sementara Nathan masih setia, duduk dengan pandangan kosongnya,dia menatap Jeni dengan rasa bersalah yang amat sangat.

“Jangan tinggalkan aku Sayang,Aku mencintaimu. maafkan aku atas sikapku, yang telah menuduh mu!"

"Maafkan aku, yang tidak tau akan penderitaan mu selama ini. kembalilah, aku akan membahagiakanmu ,kembalilah!"

Untuk pertama kalinya ,Elios melihat Nathan menangis dan meluapkan semua kesedihannya.Elios dengan setia menemani sang Tuan Muda di rumah sakit.

Matahari telah menampakkan sinarnya,Elios membawakan semua perlengkapan Nathan,dari pakaian ganti hingga sarapannya.Nathan tidak beranjak sama sekali dari sisi Jeni,bahkan semua urusan kantor dia limpahkan pada Elios untuk mengurusnya.

Elios yang cakap dan pandai, cepat bergerak untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi,dia mengerahkan orang-orang kepercayaannya dan para staf yang kompeten, untuk mengerjakan segala urusan untuk beberapa hari ke depan,selama sang Tuan Muda menemani Sang istri.

Setelah sarapan dan mengganti pakaiannya ,para Dokter dan perawat yang ditunjuk untuk merawat sang Nona muda, datang untuk memeriksa keadaan Jeni.

Nathan hanya diam memperhatikan para Dokter begitu juga Elios,salah seorang Dokter menghela nafasnya,hal itu tidak luput dari pandangan Elios. firasatnya langsung mengatakan, akan ada hal yang buruk terjadi,sedangkan Nathan tidak mengalihkan pandangnya dari wajah sang istri, yang masih menutup matanya.

Para Dokter saling pandang,tidak berani menyampaikan kabar yang ingin mereka sampaikan,melihat reaksi Tuan Muda kemarin malam membuat mereka takut.Elios yang sadar akan ketakutan mereka,melangkah dan bertanya kepada mereka.

“Tolong jelaskan keadaan Nona Muda kami,kenapa sampai sekarang belum sadarkan diri”,,ucap Elios menatap ke arah Dokter,sang Dokter menghela nafas beratnya,dia membalas tatapan sang sekertaris.

“Maafkan kami Tuan Muda,Nona Muda sedang koma!”

Deg, Elios dan Nathan terkejut mendengar ucapan sang Dokter.

“Apa yang barusan kau katakan Dokter”,,ucap Nathan terkejut.

”Nona Muda mengalami koma Tuan Muda,semua tergantung pada keinginan Nona untuk berjuang atau menyerah”,,Nathan mengepalkan tangannya, dia menerjang sang Dokter, dan menarik kerah bajunya.

“Apa maksudmu dengan berjuang dan menyerah Hah!,,Elios berusaha sekuat tenaga,menarik tubuh Nathan, agar tak menghajar sang Dokter.

”Tuan Muda tolong tenang,kita dengar dulu penjelasan Dokter”,,Dokter menatap iba kearah Nathan.

“yang saya maksud berjuang,adalah keinginan Nona di alam bawah sadarnya, untuk berjuang kembali pada hidup dan dirinya sendiri. dan menyerah untuk dirinya,semua tergantung pada keinginan tubuh Nona,Tuan Muda!"

"Semua alat bantu yang ada ditubuh Nona, hanya membantu Nona untuk sementara, tapi semua itu tergantung pada keinginan Nona, dan keajaiban dari campur tangan Tuhan!”

Tubuh Nathan melemah,Elios dengan sigap menahan tubuh besar dan kekar itu,dia memberi kode kepada para Dokter untuk meninggalkan ruangan.Nathan duduk di samping ranjang Jeni, dengan tatapan memohon. dia menggenggam tangan Jeni,yang teramat dingin.

”Bertahanlah dan kembalilah jeni, aku mohon!”,,ucap Nathan dengan suara parau,tak ada yang bisa mereka lakukan selain berdoa dan berharap,Jeni mau berjuang untuk hidupnya.

Dua minggu sudah Jeni dirawat, Nathan tak pernah meninggalkan rumah sakit. dia dengan setia merawat Jeni ,sang ibu dan adik pun akan datang menjenguk Jeni,begitu juga dengan sang sahabat Renita.lain halnya dengan keluarga Sanjaya,sang ayah begitu syok mendengar kabar tentang putrinya Jeni,dia tak memiliki keberanian untuk menjenguk sang putri,semua akses untuk bertemu diblokir.

Elios hanya mengijinkan keluarga Nathan dan Renita yang boleh menjenguk Jeni, selebihnya dia tolak.penyesalan sang Ayah berbanding terbalik dengan sang ibu tiri, yang teramat senang mendengar kabar tentang putri tirinya.meski disisi lain, hatinya sedikit prihatin dengan apa yang menimpa Jeni, namun keegoisan menutup hati dan matanya. dia melihat adanya celah untuk putrinya Lara, bisa masuk kedalam keluarga Agatha.

Selama dua minggu ini,tak ada perubahan yang dialami Jeni, dia masih setia dengan tidur pulasnya. Nathan sudah tak merawat dirinya,semua perhatiannya dia curahkan pada Jeni. dia sendiri yang mengelap tubuh Jeni, bahkan mengganti pakaiannya,dia tak mengijinkan orang lain melihat tubuh Jeni.

Tania dengan semangat yang dia miliki, selalu menyempatkan diri menemui Jeni, dan menceritakan semua kegiatannya dari menjaga toko roti hingga masa ospeknya berakhir.meskipun tidak ada respon apapun, dia dengan setia mengoceh, berharap sang kakak ipar mendengar semua ucapannya dan membuka matanya.

kini sebulan sudah Jeni tertidur, para Dokter sudah geleng-geleng kepala,namun keluarga Agatha dan Elios,tidak ada yang berani memberitahu keadaan Jeni yang sesungguhnya.sang ibu begitu prihatin akan keadaan Nathan, yang semakin tak terurus itu,dia tak menyangka jika sang putra akan sangat mencintai menantunya.wanita yang dia tolak berkali-kali,dan tak dia akui sebagai menantu. ternyata dapat membuat hati sang putra hancur seperti saat ini,tatapan matanya kosong,tak pernah mengucapkan sepatah katapun,yang dia lakukan hanya menatap wajah dan mengelus tangan Jeni.

Para Dokter mengatakan tidak ada harapan untuk Jeni lagi,keinginannya hidup sudah tak ada lagi,bahkan otaknya tak merespon apapun.tubuh Jeni masih bisa bertahan, karena bantuan alat medis yang menempel ditubuhnya.mendengar penjelasan sang Dokter, Ibu mertua serta Tania hanya bisa menangis histeris.Elios Pun hanya bisa menitikkan air matanya,dia tak tau harus bagaimana menjelaskannya pada sang Tuan,yang dia yakini akan mengamuk, jika mendengar hal tersebut.sang ibu dengan berani menghampiri Nathan, yang duduk sambil menggenggam tangan Jeni.

“Nathan,,Maafkan ibu yang pernah menyakiti Jeni, dan tidak menganggapnya sebagai menantu.tapi percayalah,ibu telah menerimanya sebagai menantu ibu,jauh hari sebelum kejadian ini!"

"Ikhlaskan dia,biarkan dia bahagia di sana.mungkin dengan begitu dia tak akan merasakan kesakitan dan penderitaan lagi!”,,ucap sang ibu lembut dibarengi isak tangisnya,Nathan menatap sang ibu tak percaya dengan ucapannya.

“Ibu memintaku mengikhlaskan Jeni,tidak Bu,,jeni bahkan belum tau perasaanku.dan ibu memintaku mengikhlaskan dan membiarkan dia pergi dari hidupku,tidak Bu,,aku tidak sanggup!”

Ucap Nathan dengan suara paraunya,sang ibu memeluk sang putra yang begitu rapuh dan terpuruk itu.sang putra yang dia kenal dingin, bahkan tak pernah menampilkan wajah sedih dan terpuruknya, kini begitu lemah dihadapannya,Nathan menangis dalam pelukan sang ibu.

“Jeni menderita sayang, dia bisa bertahan karena bantuan alat medis yang terpasang ditubuhnya,otak maupun tubuhnya sudah tak merespon apapun. ikhlaskan dia, biarkan dia pergi Nathan!”,,Nathan melepaskan pelukannya,bahkan dia tak menatap wajah ibunya lagi.

“Cukup Ma,biarkan Nathan disini. jika memang alat-alat itu yang membuat Jeni ku bertahan hidup,maka akan aku biarkan alat itu tetap terpasang ditubuhnya!”

“Tapi Nathan..!"

“Cukup Ma,tolong pergilah biarkan Nathan sendiri!”,,ucap Nathan yang tak menoleh sama sekali,sang ibu,Tania serta Elios meninggalkan ruang rawat Jeni.

”Tolong temani Nathan disini Elios, jangan pernah tinggalkan dia,sekarang dia butuh seseorang”,,Elios hanya menganggukkan kepala,melihat kepergian sang Nyonya dan Tania.