NovelToon NovelToon
The Missing SOFIA

The Missing SOFIA

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Qinan

Sofia Anderson lahir dari keluarga kaya raya namun ia di besarkan dan hidup sederhana bersama seorang pria yang menculiknya sewaktu masih kecil karena sebuah dendam masa lalu.

16 tahun kemudian sang penculik mulai menyadari kesalahannya dan ingin menyerahkan Sofia pada orang tua kandungnya. Lantas memindahkan gadis itu ke universitas milik keluarganya berharap ada keajaiban disana.

Namun tingkat sosial yang berbeda membuat Sofia mendapatkan banyak sekali bullyan dari teman-temannya, belum lagi ayah angkatnya (sang penculik) yang tiba-tiba menghembuskan napas terakhirnya sebelum mengatakan rahasia yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab~28

"Nona Brigitta, bisakah aku bekerja setengah hari saja aku merasa sedang tidak enak badan."

Pagi itu Sofia nampak meminta ijin pada sang kepala kebersihan karena sejak semalam ia merasa kurang sehat.

"Terserah padamu Sofia, tapi gajimu akan di potong sehari." ujar nona Brigitta kemudian.

"Mana bisa seperti itu nona Brigitta." protes Sofia, gajinya bulan ini sudah di potong separuh lantas jika di potong lagi sama saja ia sedang bekerja bakti.

"Yang menjadi atasan di sini kamu atau saya? kenapa kamu yang ngatur? dengar Sofia, semua peraturan yang berlaku disini sudah atas izin CEO. Jadi jika kamu tidak bisa menerima, silakan keluar dari kantor ini. Karena di luaran sana masih banyak orang yang antri agar bisa bekerja di sini." tegas nona Brigitta tak ingin di bantah.

Sofia nampak menghela napasnya. "Baiklah, akan saya usahakan bekerja sampai sore." sahutnya kemudian.

Sungguh ia sangat membutuhkan uang untuk membayar sewa rumahnya selama setahun ke depan jika tidak maka ia akan di usir dari sana.

"Semoga aku kuat." gumamnya lantas segera berlalu dari ruangan atasannya tersebut dan mulai menyiapkan alat kebersihannya.

"Sofia, apa kamu baik-baik saja? lihatlah wajahmu pucat sekali." tanya Lucy saat mereka bertemu di ruang peralatan.

"Hm, jangan khawatir." Sofia mencoba mengulas senyumnya meski itu tak mampu menutupi keadaannya.

"Jika lelah beristirahatlah, Sofia. Lagipula CEO tidak mungkin datang lagi hari ini." Lucy memberikan nasihat.

"Terima kasih Lucy, kamu tenang saja." timpal Sofia, kemudian mereka segera berpisah menuju area pekerjaannya masing-masing.

"Selamat pagi, nona Audrey." sapa Sofia sebelum masuk ke dalam ruangan sang CEO.

"Pagi." sahut Audrey singkat.

"Oh ya Sofia, aku ingin memperingatkan padamu jangan pernah lagi kamu sentuh barang-barang CEO apalagi mengubah yang sudah ada. Ingat, kamu hanya seorang office girl karyawan paling rendah di kantor ini jadi jangan sekali-sekali mencari perhatian beliau." tegas Audrey mengingatkan gadis itu.

Sofia yang merasa mulai demam nampak tak berminat membalas perkataan wanita itu. "Hm." angguknya kecil lantas segera berlalu masuk ke dalam ruangan sang CEO.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Sofia nampak membersihkan ruangan tersebut hingga bersih. Namun saat hari mulai siang sepertinya gadis itu sudah tak tahan lagi.

Pandangannya mulai kabur dan....

Brukk

Sofia nampak jatuh tak sadarkan diri di atas lantai, akhirnya gadis itu tumbang setelah sejak pagi memaksakan tubuhnya yang kurang sehat untuk bekerja.

Sementara Ariel yang baru selesai meeting siang itu nampak dalam perjalanan ke kantornya.

"Kembali ke kantor, tuan ?" ucap sang asisten sekaligus sopirnya tersebut.

Ariel nampak menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya itu, hari masih siang ia yakin Sofia masih bekerja membersihkan ruangannya tersebut.

Bagaimana jika ia tiba-tiba datang lalu mengejutkannya, tidak itu tidak mungkin ia lakukan karena gadis itu pasti akan marah jika mengetahui ia adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

"Kita ke kantor cabang saja tapi aku tiba-tiba ingin mampir ke Coffee shop dahulu." sahut Ariel kemudian, lebih baik ia menunggu di sebuah Coffee shop dekat kantornya itu hingga menunggu jam pulang gadis itu.

Ariel nampak menikmati kopi hangatnya sembari memeriksa beberapa email yang masuk di ponselnya, walaupun terlihat bersantai namun tetap saja pria itu melakukan pekerjaannya.

Setelah hampir dua jam berada di Coffee shop tersebut, akhirnya Ariel memutuskan untuk pergi ke kantornya ia yakin Sofia pasti sudah pulang karena tepat pukul 3 gadis itu sudah harus kuliah.

Tentu saja ia mengetahui itu dari Dani, sahabatnya itu selalu memberikannya informasi perihal perkembangan Sofia selama kuliah.

Ia tak menyangka gadis itu cukup pintar hingga mampu mempertahankan beasiswanya tanpa tergeser oleh mahasiswa berprestasi lainnya.

Biasanya setiap kali melewati jalanan menuju kantornya ia selalu berpapasan dengan Sofia yang hendak pulang namun kali ini tak ada gadis itu.

Kemudian Ariel kembali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya lagi, rupanya ia datang terlambat pasti gadis itu sudah pulang sejak beberapa menit lalu.

Setelah sampai di kantornya seperti biasanya Ariel di sambut oleh beberapa karyawannya dan lagi-lagi mereka di buat terkejut oleh CEOnya tersebut yang akhir-akhir ini sering sekali mengunjungi kantornya.

"Sore, Audrey." sapanya dan itu membuat Audrey lagi-lagi tak percaya dengan perubahan sang CEO yang terlihat lebih ramah dari pada sebelumnya.

"So-sore tuan Ariel." sahut Audrey dengan mengulas senyumnya itu.

Kemudian Ariel segera masuk ke dalam ruangannya tersebut, Audrey yang mengira Sofia sudah keluar dari ruangan pria itu sejak makan siang tadi terlihat santai saja.

Sementara Ariel yang baru membuka pintu ruangannya lagi-lagi nampak menghirup dalam-dalam aroma vanila yang selalu menenangkannya itu.

Lantas pria itu segera melangkah ke meja kerjanya, namun...

Deg!!

"Sofia !!" ucapnya saat melihat Sofia sudah tergeletak tak sadarkan diri di atas lantai.

"Sofia, bangunlah. Apa kamu baik-baik saja ?" imbuhnya mencoba untuk membangunkannya, namun sama sekali tak ada reaksi dari gadis itu.

Tanpa berpikir panjang, Ariel segera membopong tubuh gadis itu lantas membawanya keluar dari ruangannya.

"Audrey, siapkan mobil saya !!" perintahnya setelah itu segera membawa Sofia berlalu pergi.

"Ada apa dengan Sofia, tuan ?" Audrey yang terkejut pun langsung mengikuti langkah CEOnya itu.

"Tadi saya menemukannya sudah tak sadarkan diri." sahut Ariel.

Pemandangan CEOnya menggendong seorang office girl langsung menjadi tontonan para karyawannya, mereka nampak terkejut sekaligus juga heran dengan tingkah laku pria itu.

Bukankah di kantornya banyak petugas keamanan, kenapa CEOnya itu lebih memilih menggendong office girl itu sendiri?

"Aku yakin itu hanya akal-akalannya Sofia saja." ucap nona Brigitta setelah mobil yang membawa Sofia berlalu pergi dari sana.

"Ku rasa juga seperti itu, aku tidak menyangka di balik wajah lugunya ternyata sangat licik." timpal Audrey menanggapinya.

Mereka terlihat sangat kesal sekali, karena baru kali ini CEOnya memberikan perhatian lebih pada seorang karyawan apalagi itu hanya seorang office girl.

Sesampainya di rumah sakit Sofia segera mendapatkan penanganan yang intensif apalagi yang membawa pasien itu adalah calon menantu sang pemilik saham terbesar di rumah sakit tersebut.

"Bagaimana keadaannya, dok ?" tanya Ariel setelah seorang dokter memeriksa keadaan Sofia.

"Nona Sofia mengalami demam tinggi tuan Ariel, beruntung anda membawanya dengan cepat jika tidak beliau akan mengalami dehidrasi yang lebih parah." terang sang dokter.

Ariel nampak mengangguk paham. "Baiklah dokter, berikan perawatan yang terbaik untuknya dan perusahaan saya akan membayar semua tagihannya." ucapnya kemudian.

"Tentu saja, tuan. Oh ya apa perlu saya memberitahukan pada tuan James jika anda membawa seorang pasien kesini jadi anda tidak perlu memikirkan masalah biayanya." saran sang dokter, bagaimana pun pria di hadapannya itu adalah calon menantu sang tuan besar jadi pasti akan menjadi prioritas di rumah sakit tersebut.

"Kamu pikir saya semiskin itu? bahkan saya mampu membeli rumah sakit ini." sinis Ariel dan langsung membuat dokter tersebut menunduk malu.

"Baiklah tuan, maafkan saya." ucapnya lantas segera bergegas pergi dari sana sebelum masalah menjadi panjang mengingat perangai pria ini.

1
Dayu Santi
Luar biasa
yumna
syok momy km daniel.....
yumna
siapa orang tuh
yumna
jjahat nih
yumna
kau d peras sof.....
yumna
meeraka kerja sama nih
yumna
😭😭😭😭😭😭😭😭😭.....ikut nagis bcanya
yumna
suguh sempit duniamu sofia...mudah"n margaret tak menyakitimu
yumna
adam ayo blg m CEO kmu dmn sofia berada
yumna
mudah"n mike tau ya sofia ank dady james
yumna
bu daniel lagi.....sofia jauhn dani biar km hdup tenang
yumna
lma"darting kmu riell
yumna
bodyguard ariel kah....?atau momy dani
yumna
tuh anaknya ya allah greget bner m dady james
yumna
dy ankmu bu
yumna
ini mata"siaapa tuan wiliam apa james dady kmu.....
yumna
cuma sofia yg berani ngatain ariel gila🤭🤭🤭🤭
yumna
kamu bukan d jadiin maenn sofia ariel jatuh cinta padamu
mentur
Luar biasa
Sativa Kyu
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!