THE COLDEST SNOW

* Flashback on

Michael yang sedang berlibur karena masa perkuliahannya sedang memasuki musim dingin, kembali ke Indonesia. Awalnya ia tak ingin kembali karena kedua orang tuanya sebenarnya tidak setuju dengan jurusan perkuliahan yang ia ambil, namun Mom Jane mengatakan kalau adik perempuannya akan menikah.

Bukan baru sekali ini kedua orang tuanya menjodohkan Lynn, adiknya, bahkan sudah 2 kali pernikahan adiknya itu gagal karena memang adiknya menyimpan berbagai rencana di dalam otaknya untuk menghindar dari pernikahan yang tidak ia inginkan.

Michael patut bersyukur karena kedua orang tuanya tak pernah menjodohkannya dengan wanita manapun sementara adik perempuannya sudah berkali kali dijodohkan.

"Aku belum mau pulang, Mom. Kuliahku sebentar lagi selesai dan aku akan mendapatkan gelar dokter spesialis."

"Kamu harus pulang, ini pernikahan adikmu. Masa kamu tidak hadir."

"Lynn sudah 2 kali gagal menikah Mom, apa kali ini akan gagal juga? Percuma aku pulang kalau hanya untuk hal seperti itu."

"Kali ini tidak akan gagal, cepat pulang!"

Demikianlah pembicaraan Michael dengan Mom Jane, yang pada akhirnya berakhir dengan kembali gagalnya pernikahan Lynn. (Bisa dibaca novelnya di I Travel, I Love)

Namun, Michael bersyukur dengan kepulangannya ke Indonesia. Ia bisa bertemu kembali dengan pujaan hatinya, cinta pertamanya kala masih di Sekolah Menengah Atas.

"Millie?"

"K-kamu?" Millie sama sekali tak mengenali Michael karena adanya perubahan pada penampilan pria itu. Namun, ia lumayan takjub karena kini Michael terlihat sangat tampan dan gagah.

"Michael? Mic gendut?" tanya Millie. Ia menyebutkan panggilan untuk Michael saat masih Sekolah Menengah Pertama.

Jika orang lain yang memanggilnya seperti itu, Michael sangat sakit hati, karena itulah ia mati matian diet dan berolahraga. Sementara jika Millie yang memanggilnya, ia menganggapnya sebagai panggilan sayang.

Mereka akhirnya makan siang bersama di dalam sebuah restoran yang dipilih oleh Millie. Michael tentu saja tak menolak karena sudah lama ia ingin berdekatan dengan wanita pujaannya itu.

"Sekarang kamu sibuk apa?" tanya Michael membuka pembicaraan.

"Aku bekerja sebagai desainer. Aku memiliki butik," jawab Millie sambil membuka buku menu.

"Ahhh hebat sekali. Memang sejak dulu kamu sudah tertarik dengan dunia fashion ya."

"Hmm. Bagaimana denganmu?" tanya Millie.

"Aku masih kuliah kedokteran."

"Ahhh ... sudah kuduga kamu pasti akan memilih kedokteran," ucap Millie.

"Benarkah?"

"Hmm, kamu kan termasuk siswa cerdas, apalagi penampilanmu dengan kacamata, rambut klimis, dan kemeja sekolah yang selalu rapi," jawab Millie.

Michael tentu saja merasa sangat bangga dengan apa yang diutarakan oleh Millie. Baginya semua yang keluar dari mulut bibir Millie adalah suatu keindahan.

Mereka berbincang dan bertukar nomor ponsel sebelum akhirnya pulang ke rumah masing masing. Sesampai di rumah, tak henti hentinya Michael melihat ke arah ponselnya.

Mom Jane memicingkan matanya, menatap putranya itu dengan curiga. Mom Jane menggunakan sebuah masker wajah di dekat posisi Michael duduk. Sejak tadinia terus mendengar begitu banyak bunyi notifikasi yang masuk.

Melihat senyum di wajah Michael, membuat rasa ingin tahu Mom Jane semakin besar. Ia pun dengan perlahan mendekati Michael dan melirik ke arah layar ponsel milik putranya itu.

Namun, kejadian tak terduga membuat ponsel Michael terjatuh hingga layarnya retak. Michael yang sedang berbalas pesan dengan Millie menjadi sedikit kesal. Akhirnya ia langsung mengambil ponsel terbaru yang ada di dalam lemari kaca milik Dad Stanley. Sementara ponsel lamanya akan ia berikan pada temannya untuk diperbaiki. Ia tak ingin kehilangan foto foto kebersamaannya dengan Millie.

Hari demi hari mereka lewati bersama, hingga akhirnya Millie bersedia menjadi kekasih dari Michael. Hubungan mereka terhalang oleh jarak karena Michael harus menyelesaikan pendidikannya sebagai dokter spesialis kandungan di luar negeri.

"Sebentar lagi aku akan menyelesaikan pendidikanku dan aku akan segera kembali."

"Ahh, benarkah? Bukankah kamu masih memerlukan setengah tahun lagi?"

"Tidak, aku mempercepatnya agar aku bisa segera kembali dan bersamamu."

"Aku tidak apa apa. Jangan karena diriku kamu menjadi terburu buru. Aku masih setia menunggumu."

"Terima kasih, sayang. Aku pasti akan menjadi dokter yang luar biasa jika ada dirimu di sampingku."

"Tentu saja. Bukankah dibalik pria hebat selalu ada wanita yang hebat."

"I love you."

"Love you too."

Hati Michael selalu berbunga bunga ketika mendengar bagaimana perasaan Millie padanya. Bahkan Michael selalu memaafkan segala kesalahan Millie, tentu saja karena ia tak ingin kehilangan cinta pertamanya.

Setelah sambungan ponsel terputus, Millie yang berada di dalam apartemen miliknya kini sedang bersiap tampil cantik dengan sebuah lingerie seksi di tubuhnya. Ia tersenyum ketika bel apartemennya berbunyi. Ia langsung menghampiri pintu dan membukakannya.

Sebuah ciuman panas langsung ia terima. Pelukan dan sentuhan di tubuhnya membuat gelenyar di tubuhnya dan gairrahnya seketika meningkat. Ia langsung membalas ciuman tersebut dan membuka kemeja pria yang selalu menghangatkan ranjangnya setiap malam.

Mereka bergelut sepanjang malam dan tentu saja menikmatinya. Millie tak peduli dengan Michael karena pria yang ia inginkan ada di hadapannya, menikmati tubuhnya dan memiliki dirinya secara utuh.

"Menikahlah denganku," ucap pria itu. Tentu saja Millie langsung menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Aku sudah mempersiapkan semuanya. Kita akan menikah bulan depan," lanjut pria itu.

Tak disangkal lagi, perasaan Millie kini begitu bahagia. Ia berhasil mendapatkan putra seorang pengusaha kaya raya. Hidupnya tak akan kekurangan dan ia tak perlu bersusah payah untuk bekerja. Bukankah itu adalah suatu kenikmatan?

1 bulan kemudian, Michael yang kembali ke Indonesua setelah menempuh pendidikannya, tersenyum dengan lepas ketika kakinya menapak di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Belakangan ia sedikit jarang menghubungi Millie, namun tak pernah putus komunikasi.

Hari ini, ia ingin merayakan kelulusannya bersama dengan kekasihnya yang telah menemaninya selama 1 tahun belakangan ini. Ia akan langsung pergi menuju apartemen Millie.

Sesampainya di sana, ia tak mendapati Millie karena tak seorang pun membukakan pintu. Ia masih ingat dengan jelas di mana rumah keluarga Millie. Ia pun segera pergi ke sana karena tidak sabar menemui kekasihnya itu.

Halaman rumah Millie terlihat begitu ramai dengan banyaknya hiasan. Kediaman keluarga Vinla memang tergolong luas. Mereka memiliki taman belakang yang bisa digunakan untuk acara kebersamaan. Michael melihat banyak bunga bunga menghiasi area taman, bahkan di area parkir.

Para tamu tersenyum saat melihatnya. Michael masuk tanpa menyapa siapapun karena memang suasana begitu ramai. Matanya membulat ketika melihat kekasihnya, cinta pertamanya, tengah berdiri di atas sebuah pelaminan dengan menggunakan gaun cantik berwarna putih, bersama dengan seorang pria.

Michael menghampiri Millie yang terus tersenyum ke arah mempelai pria. Millie yang melihat kehadiran Michael tak terkejut sama sekali, ia bahkan tersenyum.

"Terima kasih sudah menemani hari hariku. Tapi lulusan kedokteran sepertimu tak akan pernah sebanding dengan suamiku saat ini. Lagipula, aku mencintainya, sangat mencintainya dan saat ini aku sedang mengandung," bisik Millie di telinga Michael.

"Kamu mengkhianatiku."

"Tentu saja tidak, karena aku hanya mencintainya dan tidak akan pernah mencintaimu. Sebelum dekat denganmu, aku memang sudah berpacaran dengan Nando dan justru kamulah selingkuhanku," bisik Millie sambil tertawa.

Hati Michael terasa panas, tapi ia tak ingin meluapkan emosinya. Hatinya hancur berkeping keping. Kepulangannya hanya untuk melihat pernikahan seorang wanita yang selama ini ia anggap sebagai kekasihnya. Namun ternyata, ia hanya dianggap tak lebih dari sekedar selingkuhan.

* Flashback off

🧡 🧡 🧡