Menantu Hina Menjadi Penguasa

Setelah berhasil menagih uang sesuai permintaan Miranda, Vin memilih pulang ke esok harinya dan kebetulan sebelum Vin sampai ke rumah. Kakak ipar tertua yaitu Kania dan saudara iparnya yaitu Firman sudah tiba lebih dulu. Mereka sengaja datang untuk bermalam di rumah orang tuanya.

Sebelum Vin menemui mereka, Vin melepas arlojinya yang sebelumnya sudah disetel nya dengan sidik jari dan Vin letakkan di atas Lemari kaca agar tidak ada yang melihatnya mengenakan jam tersebut.

Melihat di meja makan sedang ramai, Vin segera menuju meja makan dan ia memperhatikan kelima orang yang sedang menikmati makan malam dan tak pernah menunggu dirinya. Vin hanya bisa bergumam, melihat sikap mereka yang tak pernah menganggap dirinya ada.

Gultom menyadari kedatangan Vin dan ingin mengajaknya bergabung untuk makan malam.

"Vin kamu sudah datang. Kemarilah dan duduk ayo kita makan malam bersama!” Ajak Gultom namun Miranda menyela ajakan suaminya itu. Membuat Vin mengurungkan niatnya untuk bergabung dan memilih tetap berdiri tak jauh dari meja makan. Vin melirik Sifa, namun terlihat jelas sifa terlihat acuh padanya.

"Jangan duduk jika kamu belum berhasil menagih hutang pada Tuan Dom. Bagaimana apa kamu sudah berhasil mendapatkan uang itu?” Tanya Miranda meremehkan dan tak yakin Vin bisa melakukan itu.

Sifa, Kania dan Firman hanya melirik Vindra yang masih saja berdiri.

"Apa ma? menagih uang di perusahaan BMX? aku tidak yakin dia bisa melakukan itu. Aku akan memakan meja makan ini jika dia berhasil menagih hutang pada perusahaan BMX. Jangankan dia, sudah banyak penagih yang gagal untuk menagih uang di perusahaan itu, yang ada malah cacat seumur hidup." Saut Kania yang juga meremehkan.

Vin mengabaikan Perkataan kakak iparnya dan segera mengeluarkan cek dan juga uang tunai dari sakunya dan melemparkannya begitu saja di depan ibu mertuanya, Membuat semua orang terkejut.

"Itu cek sebesar dua ratus juta dan paman Dom juga uang muka sebanyak sepuluh juta. Aku sudah melakukannya syarat yang mama berikan, itu artinya aku bisa berpisah dengan Sifa kan. Oya kakak ipar. Kamu bilang jika aku berhasil menagih hutang di perusahaan BMX kakak ipar akan memakan meja makan ini. Silahkan lakukan sekarang, aku ingin melihat kakak ipar melakukannya.” Ejek Vin.

"Aku tidak percaya kalau kamu sudah menagih uang ke perusahan itu. Aku yakin kamu memalsukan cek itu kan, agar seolah-olah kamu sudah menagih, padahal belum. Jangan pikir kamu bisa membodohi kami begitu saja, hah." Saut Kania bersikeras.

"Vin, apa yang terjadi sebenarnya. Apa kamu sengaja memalsukan cek itu? kamu kemarin pulang ke rumah ibu angkat kan?” Tanya Sifa yang juga meragukan suaminya.

" Sifa apa kamu juga meragukan aku? ayolah Sifa percayalah padaku. Ya aku pulang ke rumah ibu angkat tapi setelah Aku sudah menagih uang di perusahaan BMX dan Kamu harus percaya padaku, aku berkata jujur Sifa.” Vin berusaha menjelaskannya namun Sifa malah menggelengkan kepalanya tak mempercayai Vin. Membaut Vin hanya bisa menghela nafasnya, Dan keputusannya untuk bercerai dengan istrinya semakin kuat.

"Aku tidak yakin kamu bisa meminta uang itu, dan kamu sudah berjanji tadi tidak akan menemuinya." Saut sifa.

"Aku benar-benar kecewa Sifa, aku pikir setelah kemarin, kamu akan lebih percaya tapi nyatanya sama saja." saut Vin

"Lebih baik kamu sekarang jujur saja Vin kalau kamu memalsukan cek ini, dan kamu sama sekali tidak datang ke perusahaan BMX jika kamu mama akan memaafkan kamu." saut Miranda yang terus memojokkan Vin.

"Astaga, Apa kalian masih tidak percaya? Coba liat baik-baik cek itu dan kalian pasti tau kalau cek itu memang asli dan akau tidak pernah berfikir ingin memalsukan cek tersebut. Tidak ada gunanya untukku." jawab vin dengan tegas.

Kania yang penasaran itu pun mengambil cek tersebut untuk mamastikan. Mata Kania langsung terbelalak saat ia mengetahui kebenaran.

“Mah cek ini asli. Cek ini benar-benar asli.” Teriak Kania membuat semua yang ada kembali terkejut termasuk Sifa yang sudah meragukannya.

"Ia ma, ini cek asli dan tanda tangan ini juga asli tanda tangan tuan dom." Imbuh firman meyakinkan.

Sontak Miranda terdiam, dia tak percaya Vin bisa berhasil mendapatkan uang itu.

"Kamu benar-benar hebat Vin. Disaat semua orang meremehkan mu. Kau berhasil membuktikannya dengan berhasil mengambil uang tersebut dari perusahaan BMX , Ayah benar-benar Salut dengan usahamu.” Puji Gultom, yang memang sejak awal tak pernah membenci Vin , hanya saja Miranda terlalu mendominasi sehingga Gultom tidak bisa berbuat apa-apa untuk mendukung Vin.

Vin menatap ibu mertuanya yang terdiam, saat mengetahui jika vin benar-benar berhasil.

'Bagaimana ma, apa sekarang mama percaya kalau aku berhasil menagihnya. Dan apakah apa yang aku lakukan sudah terbayar lunas?"

“Kamu jangan sombong vin. Baru saja sekali kamu berhasil, sudah begitu sombong.”saut Miranda membuat Vin hanya menyeringai, sudah kalah masih tak mau mengakuinya.

"Aku tidak perduli dengan perkataan mama, yang aku tanyakan sekarang, kapan aku bisa menceraikan Sifa, hanya itu yang aku inginkan.” Ucap Vin sambil melirik ke arah Sifa. Mendengar ucapan Vin, Sifa hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya jika Vin akan tetap menceraikan dirinya.

“Baik kalau itu mau mu. Besok kamu sudah bisa mengajukan perceraian. Jawab Miranda.

"Tidak, aku tidak setuju. Aku ingin mengajukan satu syarat lagi." Saut Sifa lalu menghampiri Vin.

"Aku ingin mengajukan syarat padamu Vin, jika kamu berhasil maka aku akan setuju untuk bercerai. Tapi jika gagal dengan persyaratan yang aku ajukan, kamu harus menunggu sampai aku bosan dan aku yang mengajukan gugatan untuk cerai padamu.”imbuh Sifa.

"Syarat! Syarat apa yang ingin kamu ajukan. Tidak bisakah kamu segera melepaskan aku, agar kita bisa segera bercerai.”Bukankah itu yang kamu inginkan Sifa, bercerai denganku. Kau selalu menganggap ku lemah dan tidak bisa di andalkan, tapi kenapa sekarang kamu mempersulit agar kita bisa berpisah?"

"Aku tidak akan membiarkan kamu menceraikan aku, sebelum kamu berhasil membangun Villa keluarga yang terbengkalai. Jika kamu berhasil membangunkannya kembali, aku tidak akan menghalangi mu untuk menceraikan aku." Syarat yang di ajukan Sifa membuat Vin terdiam sejenak.

Vin merasa Sifa sengaja mempersulit dirinya untuk bisa menceraikannya, Sifa tau jika dirinya adalah laki-laki miskin, mana mungkin bisa membangun kembali Villa yang sudah terbengkalai, tentu saja tak akan sedikit biaya yang akan di butuhkan dan ia harus mencarinya kemana?

"Baik, Aku akan memenuhi persyaratan mu dan kamu harus memegang kata-katamu, jika aku berhasil jangan lagi menghalangi aku untuk menceraikan kamu." jawab Vin dengan tegas, membuat Sifa tak percaya Vin berani mengambil syarat yang ia ajukan padahal awalnya sifa berfikir jika Vin tak akan sanggup untuk menyetujui syarat yang diajukannya.

Setelah perdebatan dan rasa kecewa, Vin memilih kembali ke kamar dan tidak perduli kepada siapapun ia sudah terlanjur kecewa.

To Be Continued ☺️☺️☺️