Ini adalah kisah seorang pria kaya dingin yang memiliki misophobia. Yang terkena sebuah jebakan dari seorang wanita yang sangat dibencinya.
Tapi, apa jadinya bila jebakan ini berakhir menjadi sebuah berkah?
Kehidupan mereka berubah, mulai dari rasa benci yang kini menjadi cinta.
Albert Robert Nero, akankah pria kaya dingin ini mampu meluluhkan hati seorang Sena Laurenchia si wanita nakal?
Baca kisah mereka di BOS DINGIN MENGEJAR ISTRI NAKAL.
***
Sikap dingin seorang Antonio Lefrand tidak membuat Aurelie Daneliya berhenti mengejarnya. Karena Aurelie tahu, di balik sikap dinginnya terdapat hati yang sangat lembut.
SEASON 2 (MENCURI HATI BOS DINGIN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Su Hwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDMIN 35
Sena berkeliling mall seorang diri untuk berbelanja. Semenjak ia memulai aksinya untuk menjadi sosok ibu yang baik untuk Alnorld, Sena menjadi lebih rajin berbelanja untuk mengisi penuh kulkas di tempat tinggalnya dengan banyak bahan makanan sehat.
"Emm, bagus yang ini atau yang ini ya?" tanya Sena pada diri sendiri saat memilih tofu di lemari pendingin di dalam mall.
"Ini pasti lebih bagus karena ada kandungan udangnya." kata Sena yakin kemudian mengambil dua buah tofu dan meletakkannya di ranjang belanjaan.
Setelah selesai membeli segala kebutuhan dapur Sena dengan susah payah dan sedikit sempoyongan membawa hasil belanjaannya ke tempat parkir dimana mobilnya berada.
Sena menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia merasa tidak perlu terburu-buru karena hari ini Alnorld memiliki kelas ekstrakurikuler di Sekolahnya jadi putranya itu pulang lebih sore.
Di perjalanan Sena merasa ada yang salah dengan mobilnya yang tiba-tiba mengeluarkan asap di bagian kap mesin. Sena pun menepikan mobilnya kemudian keluar untuk melihat apa yang salah.
"Waaa, ada apa dengan mobilku? Kenapa bisa begini." kata Sena mengacak rambutnya frustasi.
"Emmmmmhh, emmmmhh"
Tiba-tiba seseorang membekap hidung dan mulut Sena dengan sebuah sapu tangan. Sena berusaha memberontak dan melepaskan diri, tapi apa daya badannya melemas dan pandangannya menggelap seketika karena obat yang ada di sapu tangan itu.
----------------------------------------
Sena mengerjapkan matanya, kepalanya terasa begitu berat. Ia pandang sekelilingnya, sebuah bangunan tua, seperti gudang kosong yang sudah lama tidak digunakan.
Sena mulai ketakutan, badannya gemetar dan keringat dinginnya mengalir dengan derasnya. Ingin rasanya Sena berlari keluar dari tempat mengerikan itu. Namun sayang, tangan dan kakinya terikat. Tidak ada yang bisa di lakukan Sena selain menangis.
Sementara itu di Sekolah, Alnorld berdiri seorang diri di depan pintu gerbang menunggu Sena menjemputnya.
"Alnorld, kau belum di jemput nak?" tanya sang wali kelas.
"Belum, bu. Tidak biasanya juga mommy terlambat selama ini." jawab Alnorld.
"Biar ibu telepon mommy mu ya." kata wali kelas.
tut
tut
tut
"Tidak di angkat, tunggu biar ibu telepon daddy mu saja." kata wali kelas lagi setelah panggilan teleponnya tidak di angkat oleh Sena.
tut
tut
tut
Albert : Hallo?
Wali kelas : Selamat siang, saya wali kelas Alnorld. Alnorld masih ada di sekolah dan belum ada yang menjemputnya, tuan.
Albert : Apa? Baiklah, tolong katakan pada Alnorld untuk menunggu. Saya akan segera menjemputnya. Terima kasih.
Albert pun menutup teleponnya dan segera kekuar dari kantor untuk menjemput sang putra.
"Bagaimana bisa Sena membiarkan Alnorld menunggu selama ini. Ini sudah 3 jam sejak jam pulang sekolahnya." gumam Albert.
Di dalam mobil, Albert berusaha untuk menghubungi Sena untuk meminta penjelasan. Bukan berarti Albert marah pada Sena, ia hanya heran mengapa wanita itu tidak menghubunginya kalau memang sedang tidak bisa menjemput Alnorld?
tut
tut
tut
"Kenapa tidak diangkat?" tanya Albert pada dirinya sendiri.
"Hei, cantik. Kau sudah bangun?" tanya seorang pria berkaos hitam pada Sena.
"Wajah cantik ini, sayang sekali harus aku anggurkan." kata si pria mengelus pipi Sena.
"Lepaskan aku, kumohon kepaskan aku." pinta Sena memohon.
"Percuma kau memintaku untuk melepaskanmu. Karena itu bukan hak ku. Kau bisa meminta orang yang membayar kami untuk melepaskanmu nanti." kata si pria dengan menunjukkan senyum smirknya.
"Si siapa bos kalian?" tanya Sena terbata.
"Ada, dia seseorang yang juga cantik sepertimu. Tapi masih tak secantik dirimu, sayang." kata si pria.
"Tutup mulut busukmu itu, black." kata seorang wanita menghentikan ucapan si pria yang di panggilnya black. Black pun diam dan mulai menjauhkan diri dari Sena.
"Wajah seorang ****** seperti ini, bagaimana bisa Albert menyukainya." kata wanita yang tak lain adalah Renata. Renata mencengkram dagu Sena memaksa Sena untuk menatap ke arahnya.
Renata menutupi wajahnya dengan topeng, ia tidak akan membiarkan Sena tahu siapa dirinya.
"Si siapa kau? Apa maumu?" tanya Sena yang mulai menangis.
"Hah, kau bertanya apa mauku? Aku mau kau pergi jauh dari Albert dengan membuatmu pergi atau membuatmu mati di tanganku. Yah, itu tergantung sikapmu." kata Renata dengan tersenyum smirk.
"Tolong, kumohon lepaskan aku." pinta Sena dengan berderai air mata.
"Melepaskanmu? Dalam mimpimu saja. Kau akan habis di tanganku. Kau berani merebut Albert dariku, aku akan membuatmu menyesal karena telah mengambilnya dariku." kata Renata berteriak.
"Aku tidak pernah memintanya, dia sendiri yang datang padaku. Aku tidak bersalah." kata Sena dengan suara yang mulai serak.
"Dasar ******,"
bikin baper