Hai Kak, folow-followan di IG yuk kk.
IG : Linieva2Hai Kak, folow-followan di IG yuk kk.
IG : Linieva2
LUCIFER, seorang laki laki yang berusia 33 tahun, pembunuh berdarah dingin, berkuasa, tidak takut mati, selalu suka berperang, sehingga dia bisa menjadi Boss mafia yang di segani.
"Bagi ku tidak menerima kata maaf, dan aku tidak akan minta maaf, dalam hal apapun"....
Eva, wanita yang yatim piatu, di adopsi sepasang suami isteri yang pemalas, memiliki adik tiri laki laki yang manja, Eva gadis yang penuh semangat, pekerja keras, pantang menyerah.
"Hei... hidup ini indah kawan, sayang sekali jika di lewati dengan kesedihan dan keluhan".....
Takdir apa yang akan mereka temui? Akan kah ada perubahan dalam hidup mereka??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linieva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 35
"Kau sadar juga kalau kau bodoh." Ucap Lucifer.
"Iya tuan." Jawab Eva.
"Harus ngalah, biar si Mr.iblis ini gak murka." Gumam Eva dalam hati.
"Coba pisahkan mana laporan yang sudah kau cek dan belum." Suruh Lucifer.
Eva pun segera memisahkan nya masih dalam keadaan berdiri.
"Ini tuan, yang kanan sudah di cek, yang kiri belum di cek." Ucap Eva menunjukkan.
"Apa sudah kau tandai selisih nya? " Tanya Lucifer lagi.
"Sudah tuan. Saya lingkari" Jawab Eva.
"Berapa besar selisih nya? " Tanya Lucifer lagi.
"Selisih nya..... " Ucapan Eva terpotong.
"Duduk" Suruh bos nya.
Eva pun langsung segera duduk karena sudah merasa kaki nya pegal.
Eva membuka halaman perhalaman untuk menunjukkan selisih angka nya.
"Yang ini tuan.. Di laporan ini angka nya 125.000.000, tapi di Email itu angka nya 100.000.000, jadi selisih nya 25.000.000." Ucap Eva sambil menunjukkan angka nya.
"Sementara di sini selisih nya..... " Eva dengan serius nya menjelaskan nya.
Lucifer hanya melihat wajah Eva dengan jarak yang dekat. Posisi nya Eva berada di hadapan nya, hanya berbatasan dengan meja kantor nya.
Sesekali Lucifer menyandarkan bahu nya di kursi, tapi tetap tatapan nya tidak lepas dari Eva.
Dan Aris sadar akan apa yang di pandang bos tampan nya itu.
"Jadi seperti itu tuan." Ucap Eva mengakhiri nya.
"Menurut mu itu kenapa terjadi? " Tanya Lucifer.
"Karena ada yang korupsi." Ucap Eva dengan cepat dan antusias.
"Eh.. Maaf tuan." Ucap nya lagi.
Lucifer terdiam. Mereka hanya saling pandang saja.
"Terus bagaimana tuan? " Tanya Eva memecahkan keheningan.
"Kau cari permasalahan nya" Jawab Lucifer.
"Bagaimana cara nya?" Tanya Eva.
"Kenapa kau tanya pada ku? " Tanya Lucifer lagi.
"Karena aku bodoh... Eh.. " Ucap Eva sambil menutup mulut nya.
"Hahaha... " Aris tertawa kecil.
"APA YANG KAU TERTAWAKAN? " Tanya Eva dan Lucifer serentak tanpa mereka sadari.
"Hahaha... Maaf tuan, maaf nona Eva" Jawab Aris menahan tawa nya.
"Sekarang kau harus cari tahu kenapa ini bisa selisih ! " Suruh Lucifer.
"Baik tuan." Ucap Eva.
"Kau keluar sekarang." Ucap Lucifer.
"Baik tuan." Ucap Eva sambil melangkah ke luar.
"Tapi tuan, ada yang mau saya tanyakan." Tanya Eva berbalik menghadap bos nya.
"Hhhuuufffttt.... Apa? " Tanya Lucifer.
"Jadi begini tuan, saya bekerja di sini sistem nya bagaimana, apakah saya bekerja potong gaji buat hutang saya, atau saya bekerja dan tidak terima gaji sama sekali karena hutang saya, dan saya harus bekerja berapa lama di sini biar hutang nya lunas? " Ucap Eva.
Lucifer sejenak terdiam.
"Kau bekerja tidak di gaji sama sekali, semua gaji mu untuk membayar hutang mu" Ucap Lucifer.
"A..a.. Apa???... " Ucap Eva merasa sedih.
"Kenapa? " Tanya Lucifer.
"Tuan, kalau semua gaji saya di pakai buat bayar hutang, saya mau makan pake apa, bayar bensin pake apa, bayar kost an, bayar listrik, bayar.. " Ucapan Eva terpotong.
"Diam.. " Ucap Lucifer sambil mengangkat tangan nya.
"Terus mau mu apa? " Tanya Lucifer.
"Kalau bisa, potong setengah tuan, jadi saya juga ada uang pegangan nya " Ucap Eva dengan memberanikan diri nya.
Lucifer kembali diam, sebenar nya dia juga ada rasa tidak mau menutup semua gaji nya, tapi entah kenapa Lucifer merasa ingin mengerjain si Eva saja.
"Jadi kau yang mengatur ku? " Tanya Lucifer yang berdiri.
"Ten.. Tentu tidak tuan.. Kan tadi tuan tanya mau saya apa, saya mohon belas kasihan tuan." Ucap Eva dengan posisi tangan memohon.
"Kasihani lah saya, saya harus bayar kost, bayar bensin." Ucap Eva dengan memelas, tatapan mata seakan akan minta di kasihani.
Aris yang melihat tak kuasa menahan tawa sampai air mata nya mau keluar. Sementara Lucifer mengepal tangan nya di belakang karena merasa geli.
"Baik lah.. Baiklah.. Nanti biar William yang urus semua, tentang perhitungan hutang mu, berapa lama kau bekerja, sisa hutang, jelas? " Tanya Lucifer mengalah.
"Baik tuan, saya akan bekerja dengan semangat, kalau begitu saya permisi tuan." Ucap Eva senang.
"Tunggu." Tahan Lucifer.
"Ada apa tuan? " Tanya Eva berbalik.
"Buat kan aku kopi seperti biasa" Ucap Lucifer.
"Siap tuan, Aris apa kau mau kopi juga? " Tanya Eva pada Aris yang hanya bengong melihat mereka.
"Boleh nona Eva kalau tidak keberatan." Jawab Aris.
"Baik lah.. Saya keluar dulu ya tuan" Ucap Eva keluar.
Lucifer masih berdiri, belum ada reaksi, hanya melihat ke arah pintu. Aris pun hanya diam melihat bos nya seperti itu.
"Yess... Akhir nya sudah jelas semua, hhuuffttt.. Bikin kopi ah." ucap Eva.
Eva meletakkan laporan yang di bawa keluar dari ruangan Lucifer di meja. Beranjak menuju dapur.
"Karena aku sudah tahu di mana gelas dan kopi nya, jadi aku bisa cepat bikin nya." Ucap Eva. Dia kemudian membuat dua gelas kopi, bos nya sangat suka kopi capucino, sementara Aris hanya suka kopi itam.
"Sudah selesai, segera antar." Ucap Eva.
"Ben, si asisten baru itu tahu kalau ada penggelapan dana di perusahaan ini." Ucap Edward berbicara dengan Beny.
"Kalau dia berani melapor sama bos, gawat kita." Ucap Edward lagi.
"Kau diam lah, aku udah bilang kau tenang, agar si Eva itu tidak curiga." Ucap Beny.
Eva yang tidak sengaja mendengar itu gugup sehingga menimbulkan suara gelas yang dia bawa.
"Ben, seperti nya ada yang mendengar, coba di cek." Ucap Edward.
Edward mencoba menghampiri pintu. Eva yang sudah mulai ketakutan langsung berlari ke dapur.
Semua air panas di dalam gelas itu tumpah mengenai tangan nya. Eva tidak perduli, dia tidak merasakan kesakitan lagi, yang terpenting bagi nya adalah jangan sampai ketahuan.
"Gak ada orang, terus tadi suara apa? " Gumam Edward.
"Siapa Edward? " Tanya Beny.
"Tidak ada siapa-siapa sih, mungkin itu hanya perasaan ku saja" Ucap Edward sambil menutup pintu nya lagi.
"Hhaadduuwww...aku takut sekali.. Sumpah.. Bagaimana ini, apa aku harus kasih tahu tuan ya. Tapi kalau aku di ancam? Kalau tuan gak percaya, aku harus apa.. Jantung ku.. Tenang lah....Aku harus cek mereka, dan aku juga harus mengumpulkan bukti yang kuat untuk di berikan buat bos. Aku harus cepat bikin kopi yang baru dulu." Gumam Eva sambil mengelus dada nya.
"Apa aku harus kasih tahu dulu sama William? tidak, tidak.. Harus dengan tuan Lucifer.. Aku harus kasih tahu tuan Lucifer. " Gumam Eva lag.
Dia pun langsung membuat kopi yang baru lagi. Sesekali dia melihat kebelakang.
"Udah selesai... " Ucap Eva. Eva segera mengantar kopi itu. Saat melewati ruangan Edward dan Beny, Eva berusaha untuk hati hati.
Dengan pelan pelan dia melewati daerah itu.