Kesayangan Sang Mafia

"Nona, biar saya bantu mengobati lukanya" ucap seorang pelayan.

Cristabelle mengangguk. Begitu dia sampai di rumah, dia langsung duduk di teras sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya. Luka robek di bagian lengannya cukup parah, belum lagi nyeri di bagian perut akibat pukulan tangan Martin saat di hutan tadi.

"Mungkin ini akan terasa sedikit perih, Nona. Tapi setelah itu pendarahannya akan langsung berhenti."

"Lakukan saja, jangan pedulikan rintihanku" sahut Cristabelle datar. "Oh ya, bisa tolong ambilkan jaket untukku? Di sini ada banyak penjaga, aku tidak nyaman berpakaian seperti ini."

Noran yang mendengar hal itu langsung menatap tajam kearah para penjaga yang tengah menatap tak berkedip ke tubuh Nona Cristabelle. Dia membuat gerakan tangan seperti orang yang sedang menggorok leher.

"Leher kalian jadi taruhannya jika masih berani menatap tubuh Nona Cristabelle."

Kira-kira seperti itulah bunyi ancaman yang di sampaikan Noran pada anak buahnya. Yang mana ancaman tersebut langsung membuat para penjaga memalingkan wajah kearah lain. Noran yang berhasil mengamankan aset milik bosnya segera melepas jaket yang dia pakai lalu memberikannya pada Nona Cristabelle. Jakunnya bergerak naik-turun saat bola matanya bertabrakan dengan tatapan dingin yang di perlihatkan oleh gadis tersebut.

"Jangan berfikir macam-macam. Aku hanya ingin membantumu saja, aku tidak bermaksud tidak senonoh padamu" ucap Noran tak enak hati.

"Aku tahu" sahut Cristabelle acuh. "Tuan Noran, kau hutang penjelasan padaku. Sekarang ceritakan apa yang belum kau selesaikan saat di hutan tadi."

"Penjelasan tentang apa, Nona?.

"Jangan pura-pura lupa, Tuan Noran. Aku tahu kau masih mengingatnya dengan jelas."

Alis Noran mengerut. Dari nada bicaranya terdengar jelas kalau gadis ini sedang tidak bercanda. Sungguh, ini adalah perubahan yang sangat cepat. Hanya dalam hitungan hari sikap Nona Cristabelle yang awalnya seorang penakut tiba-tiba saja berubah menjadi seorang gadis yang berani menggertak. Ini di luar perkiraan Noran yang menebak butuh waktu beberapa bulan ke depan agar Nona Cristabelle bisa berubah menjadi gadis yang tangguh. Tapi siapa yang menduga kalau hal tersebut bisa terjadi dalam waktu kurang dari satu minggu. Benar-benar sangat luar biasa.

"Tuan Noran, kau melamun!" tegur Cristabelle sambil menahan perih saat lukanya di siram dengan alkohol. "Cepat jelaskan padaku atau aku akan membuat kau bernasib sama seperti anjing-anjing yang ku bunuh tadi!.

"Apa kau sedang mengancamku?.

"Iya, aku mengancammu."

Noran tergelak. Jujur sekali gadis ini.

"Apa yang ingin kau ketahui tentang Bos Martin?" tanya Noran sambil memperhatikan pelayan yang sedang membersihkan luka di lengan Nona Cristabelle.

"Semuanya" jawab Cristabelle. "Aku ingin tahu semua hal tentang Tuan Martin. Termasuk Fergos, pria yang tadi mencoba mengintimidasiku saat di hutan. Aku tahu dia berbeda darimu, Tuan Noran. Sorot matanya mengatakan kalau dia mampu melakukan apapun yang di inginkan oleh Tuan Martin. Benar tidak?.

"Benar, Fergos adalah bayangan Bos Martin. Kau harus hati-hati kepadanya karena dia tak pernah memandang status seorang wanita jika sudah berurusan dengan Bos Martin. Dan juga Forges adalah orang yang paling bertanggung jawab di Green House, rumah utama Keluarga Su. Masih ada banyak kerabat yang menginginkan istana itu dan ingin merebutnya dari tangan Bos Martin. Tapi karena Forges dan Tuan Martin tidak bisa di kalahkan, orang-orang itu akhirnya pergi dengan sendirinya. Dan kini Green House berada di bawah kendali Forges sepenuhnya saat Bos Martin sedang tidak ada di sana" jawab Noran.

"Apa Tuan Martin memang sekuat itu?" tanya Cristabelle semakin penasaran.

"Pemimpin negara ini saja takut menyinggung Bos Martin. Nona Cristabelle, bisnis yang ada di negara ini hampir sepenuhnya berada di bawah naungan Knight Company, itu artinya sebagian besar penduduk yang ada di negara ini adalah bawahannya Bos Martin. Dengan kekuatan yang begini besar siapa yang berani melawannya? Hanya orang-orang bodoh saja yang berani mencari masalah dengan Bos Martin. Salah satunya adalah pria yang kau bunuh kemarin malam!.

Cristabelle diam tertegun. Sepertinya bayangan dia tentang kekuatan Martin masih sangat jauh. Dia tidak menyangka kalau mafia yang menahannya memiliki kekuasaan sebegini besar, bahkan pemimpin negara pun bertekuk lutut di bawah kekuasaannya.

"Nona Cristabelle, kenapa kau begitu ingin tahu tentang Bos Martin? Apa kau sedang merencanakan sesuatu?.

Bukan curiga, Noran hanya sedang berharap kalau gadis ini sudah memiliki rasa pada bosnya. Noran cukup stress mengahadapi bosnya yang selalu uring-uringan karena gadisnya tak kunjung membalas perasaan yang dia pendam. Karena itulah dia bertanya seperti ini.

"Memangnya apa yang bisa kurencanakan kalau pemimpin negara ini saja takut kepada Tuan Martin? Pertanyaanmu konyol sekali, Tuan Noran" jawab Cristabelle.

Noran menyeringai. Sepertinya dia masih harus melewati hari-hari menegangkan saat bosnya sedang mengomel akibat ketidakpekaan gadis ini.

"Lukanya sudah selesai di obati, Nona. Apakah Nona masih membutuhkan sesuatu yang lain? Biar nanti saya yang membantu Nona" ucap si pelayan sambil membersihan kapas-kapas yang berserakan di lantai.

"Terima kasih banyak sudah membantuku membungkus luka-luka ini" jawab Cristabelle sopan. "Aku sepertinya tidak membutuhkan apapun lagi, kau istirahat saja."

"Baiklah, kalau begitu saya permisi."

Cristabelle mengangguk. Dia lalu menatap Noran dengan tatapan penuh rasa penasaran.

"Apa Tuan Martin masih memiliki orangtua?.

"Tidak!" jawab Noran. "Nyonya Besar Elizabeth sudah lama meninggal sejak Bos Martin berusia enam tahun."

"Lalu ayahnya? Apa Ayah Tuan Martin masih hidup?" tanya Cristabelle lagi.

"Tuan Besar Osarus juga telah meninggal dalam pembantaian yang terjadi sepuluh tahun lalu."

"Pembantaian?.

Noran mengangguk.

"Pembantaian itu di lakukan yang oleh Bos Martin sendiri. Saat Bos Martin berusia dua puluh satu tahun, dia membunuh semua orang yang tinggal di Green house. Ada alasan kuat kenapa Bos Martin tega melakukan hal itu pada ayahnya sendiri. Dan sejak saat itu, seluruh kepemimpinan Keluarga Su berada di tangan Bos Martin, juga dia langsung mengganti nama marganya menjadi Knigt yang mana mengikuti marga Nyonya Besar Elizabeth yang masih mengalir darah kerajaan. Nyonya Besar Elizabeth adalah keturunan ke enam dari Keluarga Knight, jadi Bos Martin adalah keturunan ke tujuh dan satu-satunya cucu lelaki dalam keluarga mereka. Setelah seluruh aset Keluarga Su berada di tangannya, dari pihak keluarga Nyonya Elizabeth pun menyerahkan segala bentuk kekayaan mereka pada Bos Martin. Jadilah sekarang Bos Martin pemilik segala-galanya dari harta kekayaan dua keluarga kaya tersebut."

Cristabelle tercengang setelah mendengar cerita Noran. Sungguh, dia tidak menduga kalau Martin akan tega menghabisi ayah kandungnya sendiri hanya demi harta kekayaan saja.

"Nona Cristabelle, aku harap kau tidak salah paham dengan tindakan yang telah di lakukan Bos Martin pada Tuan Besar Osarus. Dia melakukan semua itu ada sebabnya. Dan jika kau ingin tahu alasannya maka tanyakan langsung pada Bos Martin. Itu adalah privasi, jadi aku tidak berhak untuk menceritakannya padamu" imbuh Noran khawatir kalau cerita ini akan membuat Nona Cristabelle menjauhi bosnya.

"Tuan Martin sangat kejam, dan itu membuatku takut" ucap Cristabelle kemudian berdiri sambil berpegangan pada pilar rumah. "Tapi aku tidak peduli karena itu bukan urusanku. Fokusku hanya ingin membalas dendam, bukan mencampuri sesuatu yang bahkan terjadi sebelum aku mengenal siapa Martin Knight. Jangan khawatir, Tuan Noran. Aku tidak akan mungkin menyinggung masalah ini di hadapannya. Kau aman, dan terima kasih sudah mau berbagi cerita denganku. Senang mendengarnya."

Setelah berkata seperti itu Cristabelle langsung masuk ke dalam rumah. Dia benar-benar tidak peduli dengan kekejaman yang di lakukan Martin pada ayahnya sendiri. Bagi Cristabelle, manusia memang perlu menjadi sedikit kejam jika ingin di akui. Seperti apa yang sedang dia lakukan sekarang, Cristabelle bahkan harus menghilangkan nyawa manusia hanya demi bisa mendapat pengakuan sebagai gadis yang kuat. Sungguh suatu perjuangan yang sangat mengerikan bukan? Di tangan seorang Martin nyawa seorang manusia seperti tak berharga. Dan lebih bodohnya lagi sekarang Cristabelle mengikuti jejak mafia dingin tersebut. Ironis, tapi itulah hidup.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

🌴 VOTE

🌴 LIKE

🌴 KOMEN

🌴 RATE BINTANG LIMA