NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ratu Iblis Alexia

Reinkarnasi Ratu Iblis Alexia

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Akademi Sihir / Dunia Masa Depan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Watashi Monarch

Genre : Action, Adventure, Fantasi, Reinkarnasi
Status : Season 1 — Ongoing

Kekacauan besar melanda seluruh benua selatan hingga menyebabkan peperangan. Semua ras yang ada di dunia bersatu teguh demi melawan iblis yang ingin menguasai dunia ini. Oleh karena itu, terjadilah perang yang panjang.

Pertarungan antara Ratu Iblis dan Pahlawan pun terjadi dan tidak dapat dihindari. Pertarungan mereka bertahan selama tujuh jam hingga Pahlawan berhasil dikalahkan.

Meski berhasil dikalahkan, namun tetap pahlawan yang menggenggam kemenangan. Itu karena Ratu Iblis telah mengalami hal yang sangat buruk, yaitu pengkhianatan.

Ratu Iblis mati dibunuh oleh bawahannya sendiri, apalagi dia adalah salah satu dari 4 Order yang dia percayai. Dia mati dan meninggalkan penyesalan yang dalam. Namun, kematian itu ternyata bukanlah akhir dari perjalanannya.

Dia bereinkarnasi ke masa depan dan menjadi manusia!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Watashi Monarch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Awal Kesalahpahaman

Tidak ada pergerakan apapun di tempat terjadinya hujan bulu api. Di sisi lain, Silvia masih memegang pedangnya, sebab dia tidak yakin apa mereka masih hidup atau tidak.

"Sebaiknya aku bergegas memeriksa kondisi gadis—"

Whoossh

Saat ingin menghampiri gadis berambut emas, sebuah kilatan putih tiba-tiba melesat dengan cepat ke arahnya.

Trang!

Silvia yang terkejut segera melakukan gerakan menebas dan berhasil menangkis serangan itu. Suara besi beradu membuatnya menoleh ke bawah dan menemukan belati.

Sebuah belati berwarna merah yang menancap di tanah, berbeda dengan belati yang dipakai sosok berjubah itu.

'Serangan yang hampir tidak membuat suara tadi berasal dari belati kecil ini?' batin Silvia sambil menoleh ke arah tempat belati pertama kali dilemparkan. 'Tapi orang yang aku lawan adalah pengguna Aura, jadi tidak mungkin dia menggunakan belati. Apakah ini hanya serangan tipuan?'

Aura memang memiliki jalur perkembangan tanpa batas, tapi itu tidak bercabang. Contohnya, orang yang terbiasa menggunakan pedang dan akhirnya dia membangkitkan Aura, maka orang itu tidak dapat memegang senjata lain.

Mereka bisa menggunakan senjatanya, tapi tidak dengan memakai atau memasukkan Aura ke dalam senjatanya.

Itulah mengapa memilih senjata yang cocok itu penting.

"Jadi bayangan yang lewat tadi bukan perasaanku saja."

Saat debu tanah kian menghilang, Silvia melihat jika ada orang selain mereka di tempat itu. Seorang gadis cantik mengenakan pakaian pelayan dan menggendong gadis berambut emas yang ingin dia selamatkan sebelumnya.

Sementara itu, sosok berjubah dan dua pria berjas putih selamat. Entah apa yang dilakukan oleh orang berjubah itu, tapi dia berhasil menahan teknik pedang milik Silvia.

"Serangan yang cukup kuat," ujar sosok berjubah hitam.

Silvia mengerutkan alis dan memalingkan pandangan.

'Apakah gadis pelayan itu rekan mereka?' pikir Silvia dan mengangkat pedangnya. 'Melawan satu pengguna Aura tingkat 5 saja aku kesulitan, tapi sekarang ada satu lagi.'

Gadis pelayan itu menatap Silvia dengan tatapan tajam.

Suasana yang tegang pun menjadi lebih menegangkan.

****

Beberapa menit sebelumnya...

Setelah mengikuti jejak yang ditinggalkan instruktur Dio, Siria akhirnya tiba di sebuah tempat yang mencurigakan.

Tempat yang jarang dikunjungi oleh para penduduk kota, yaitu daerah kotor yang disebut sebagai wilayah kumuh.

Tidak banyak orang di sana, karena sebagian besar dari mereka mati karena penyakit atau pergi. Di sekitar sana banyak rumah kosong, namun ada sebuah rumah yang dijaga ketat dua orang dan terlihat cukup mencurigakan.

Siria mengamati dari jauh bersama Chelsea dan Sena.

Alasannya yaitu mereka mempunyai kemampuan yang mumpuni. Kalau mereka disatukan, tidak ada siapapun yang bisa lepas dari kejaran mereka meski itu assassin.

Chelsea adalah pemburu yang punya indera penciuman dan pendengaran lebih tajam dari serigala. Sedangkan Sena, indera penglihatannya sangat tajam seperti elang.

"Bagaimana, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Siria.

Chelsea menggelengkan kepalanya dengan ringan.

"Bau busuk instruktur itu berhenti di sini." ucap Chelsea dan mengendus sekali lagi, memastikan. "Dan baunya bercampur dengan bau sampah, jadi aku kehilangannya."

Sena yang mendengar ucapan Chelsea pun menimpali,

"Di sekitar sini hanya ada sampah. Bukankah itu artinya dia sama saja seperti sampah yang tidak layak diinjak?"

Setelah mengatakan hal itu, mereka tertawa tipis.

Siria mendengar mereka dengan ekspresi wajah datar.

"Berhenti bercanda dan carilah dengan benar." kata Siria

Mereka berhenti tertawa dan menjawab, "Baik, kak Siria."

'Bagaimanapun caranya, aku harus segera menemukan nona Aurora!' batin Siria sambil mengepalkan tangannya.

Saat mereka sedang mengawasi dalam kegelapan, Siria tiba-tiba merasakan kehadiran orang asing. Setelah Siria mendongak ke atap rumah, dia melihat wanita berambut merah berdiri di sana sambil menatap ke sebuah rumah.

'Siapa wanita itu?' tanyanya dalam hati, penasaran.

"Kalian berdua, coba lihat di atas sana." katanya.

Chelsea dan Sena mengikuti arah yang ditunjuk Siria.

Di sana, mereka juga melihat wanita berambut merah itu.

"Siapa itu?" tanya Chelsea, merasa pernah melihatnya.

Sena juga berpikir hal yang sama. Penampilan dan juga kharisma yang dimiliki olehnya mirip dengan seseorang, namun mereka lupa di mana pernah melihat wanita itu.

Setelah diam beberapa saat, wanita itu melompat turun dan menghampiri dua orang pria yang berjaga di depan rumah. Dan tak butuh waktu lama, mereka berdua mati.

"M-mereka mati begitu saja ...?" ucap Chelsea, gemetar.

Siria dan Sena yang memiliki penglihatan tajam bahkan tidak melihat wanita itu menarik pedangnya. Apalagi, di sekitar mereka terdapat bulu-bulu merah yang menyala.

Saat menyentuh kulitnya, bulu itu membakar mereka.

Terbakar menjadi abu hingga tidak menyisakan apapun.

"Wanita itu sepertinya sangat berbahaya." ujar Sena.

Chelsea mengangguk ringan dan sedikit takut padanya.

'Bulu api, ya ...' batin Siria, merasa tidak nyaman.

"Kak Siria, lihat." Chelsea menunjuk ke depan. "Dia masuk ke dalam rumah itu. Apa kita juga akan masuk ke sana?"

Satu-satunya petunjuk keberadaan Aurora hanya ada di sekitar sana. Terlebih, dua orang yang wanita itu bunuh mencurigakan. Siria berpikir kalau mereka tahu sesuatu.

Siria awalnya ragu-ragu dan bimbang, tapi ia tidak punya pilihan lain. Dan di momen itu, dia membuat keputusan.

"Baiklah, mari kita ikuti dia diam-diam."

Chelsea dan Sena mengangguk dan langsung bergerak.

Mereka tidak langsung masuk, tapi mengawasi dari luar.

Saat mengintip dari balik jendela, mereka melihat wanita itu mondar-mandir di dalam ruangan. Tidak ada apapun di dalam selain ruangan yang kotor dan sangat berdebu.

'Sepertinya nona Aurora tidak ada di sini.' pikir Siria.

"Nona Aurora tidak ada di sini." katanya sambil berbalik ke belakang. "Lebih baik kita mencarinya di tempat ...?"

Daripada membuang banyak waktu, Siria memutuskan untuk pergi dan mencari di tempat lain. Tapi saat Siria mengambil langkah pertama, dia tiba-tiba saja berhenti.

"Aku ingat mereka membawa gadis itu masuk ke dalam rumah ini." kata wanita itu dan sedang mencari sesuatu.

Setelah mendengar kalimat itu, Siria langsung tahu kalau gadis yang tadi dimaksud oleh wanita itu adalah Aurora.

"Kalian berdua, cepat kembalilah dan laporkan semua ini pada nona Alexia." kata Siria sambil berjongkok kembali dan mengawasi wanita itu. "Bilang padanya tempat nona Aurora disekap ketemu, tapi ada orang yang mencarinya."

Mereka berdua tanpa banyak bertanya pun mengangguk.

"Baik, kak Siria. Hati-hati, kami akan segera kembali."

"Ya," Siria mengangguk.

Chelsea dan Sena melompat pergi menuju arah kembali.

'Kenapa dia tahu jika ada ruang rahasia di sana?' pikirnya.

Setelah mereka pergi, Siria masih terus mengikuti wanita itu. Masuk ke dalam ruang bawah tanah, tersesat dalam labirin, bahkan hampir tercebur ke dalam kolam beracun.

Siria tidak pernah memalingkan matanya dari wanita itu.

Hingga pada akhirnya, dia berhenti dan terdiam.

"Aku sudah berputar selama satu jam, tapi tidak bertemu siapapun selain tembok dan jebakan!" ucapnya sambil menarik pedangnya keluar. "Aku sudah tidak tahan lagi!"

'Sepertinya dia sudah kehabisan kesabaran.' batin Siria.

Wanita itu kesal dan langsung menghancurkan dinding.

Dan saat menyusup masuk ke sana, Siria melirik ke arah dua orang pria berjas putih dan melebarkan matanya. Ia terkejut bukan karena melihat mereka, tapi melihat gadis berambut emas yang tergeletak di tanah dan penuh luka.

"N-nona Aurora ...?!"

Saat melihat kondisinya, Aurora tidak tahu harus berkata apa. Matanya yang kehilangan cahaya, dan lengan yang penuh bekas luka membuat Siria terdiam tidak bersuara.

'Jika... jika nona Alexia sampai melihat ini ...'

Hanya mendengar nona Aurora terluka saat latih tanding saja membuatnya marah. Namun bagaimana jadinya jika dia melihat ini? Siria bahkan tak bisa membayangkannya.

Siria yang tertegun di sana tiba-tiba sadar kembali ketika merasakan hawa panas di sekitarnya. Dia menoleh dan melihat bulu merah mengarah ke tempat Aurora berada.

"Apa dia ingin membunuh nona Aurora?!"

Tanpa ragu-ragu, Siria mengerahkan seluruh kekuatan di kakinya. Setelah mendapatkan momentum, dia melesat ke arah Aurora dan berusaha untuk menyelamatkannya.

1
PORREN46R
spirit seperti roh gitu kan kak?
Cheonma: Sebenarnya sama aja sih,
total 1 replies
anggita
ikut ng👍like, iklan saja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!