Delia menikahi pria yang juga mencintainya. Danur adalah pacarnya saat dirinya menginjak kelas 3 SMA. Danur adalah pindahan dari Kota lain.
Setelah menikah Delia harus menahan pil pahit, karena sang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan masa lalu nya.
Sebagai wanita tentu saja Delia tidak terima jika di madu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, orang yang menjadi duri dalam rumah tangganya adalah sepupunya sendiri.
Semenjak hari itu, kehidupan Delia di penuhi pemandangan suami dan madu nya.
Istri mana yang sanggup di madu dan melihat suami bermesraan dengan wanita lain...
Namun di tengah kebimbangan hati untuk tetap bertahan atau menyerah, Seseorang malah memendam perasaan pada Delia.
Bagaimanakah kisahnya? akan kah Delia bertahan dalam rumah tangga yang di masuki orang ketiga atau melanjutkan hidup sendiri?
Jangan lupa mampir🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengetahui
Hari ini Anniversary pernikahan Delia dan Danur yang ke 3 tahun. Jadi pagi-pagi sekali Delia sudah membuat cake kesukaan suaminya. Delia sudah tidak sabar untuk memberi kejutan pada suami tercintanya itu. Cake bikinannya sudah selesai di decor, Delia langsung memasukkan ke dalam kulkas sebentar. Lalu Dirinya langsung membersihkan diri.
Tak butuh waktu lama Delia sudah siap dengan dress terbaiknya. Simple dan make up yang natural. Delia berjalan ke Almari mengambil heels dan tas yang memegang 1 set. Tak lupa paper beg kado yang berisi jam tangan dan dompet keluaran terbaru merk Gucci. Aksesoris itu sudah lama di incar Danur, tapi belum bisa di beli mengingat harganya yang selangit. Delia menenteng paper bag Setelahnya Dirinya langsung keluar kamar menuju Garasi mobil.
Saat akan keluar pagar mobilnya berpas-pasan dengan Dimas. Delia berhenti sejenak dan keluar dari mobilnya. Bagaimanapun Dimas adalah adik iparnya, jadi tidak enak rasanya bila main langsung pergi saja tanpa ada basa basi.
"Mbak Adel mau pergi ya?" tanya Dimas sopan.
"Iya nih Dim. maaf ya Mbak mau nyusul mas mu dulu ke kantor." ujar Delia antusias sekali.
"Oh ya kamu kalo mau minum atau cake, tinggal ambil aja di kulkas. Kalo gitu Mbak pergi dulu" pamit Delia sambil masuk mobil kembali. Dimas hanya tersenyum dan mengangguk.
Delia langsung menjalankan mobilnya dan meninggalkan rumahnya. Sedangkan Dimas, dirinya mengurungkan niatnya lalu memutar mobilnya untuk pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat akan ke kantor sang suami, Delia memutuskan melihat apartemen mereka. Mereka memang membeli beberapa unit untuk di sewa kan. Selain itu juga Danur membeli untuk mereka pribadi. Delia belum pernah kesini karena Danur mengatakan Furniture belum terisi, jadi Danur ingin membawa Delia ke apartemen mereka saat semua barang telah lengkap.
Tapi Entah kenapa Delia jadi ingin melihat progres apartemen mereka. Dia pikir tidak ada salahnya juga, karena jika ke kantor pun saat ini masih pukul 11 siang. Otomasi para karyawan belum jam istirahat juga.
Delia segera masuk lift dan menekan tombol nomer 13. Tiba di lantai 13 Delia langsung keluar dari lift dan menuju unit mereka. Untung saja saat itu Delia minta satu Card lock cadangan, jadi jika kapan pun mau ke apartemen tidak perlu meminta card lock pada Danur.
Delia langsung membuka Pintu dan menuju ke Dapur, lalu membuat Kopi kesukaannya. Meski dalam hati heran juga karena ternyata apartemen mereka sudah lengkap, tapi Delia tak ambil pusing. Setelahnya Delia berniat masuk kamar.
Praaaaaankkkkk!!!!! Ke
Gelas yang berisi minuman itu berhamburan berkeping-keping di lantai. Delia menatap tak percaya pada kedua pasangan yang bermesraan di Apartemen miliknya dan sang suami.
"Kalian?!" Delia menutup mulutnya karena terlalu terkejut Delia rasanya seperti di hantam palu besar melihat sepupunya bercumbu dengan sang suami.
"De-delia?!" Mila terbata karena juga terkejut.
"Kalian mengkhianati ku?" tanya Delia masih lembut.
"Dan kamu mas! Kenapa kamu bermesraan dengan sepupu ku? Sejak kapan kalian bermain gila di belakang ku?!" pekik Delia sudah tak bisa menahan amarah yang membuncah di dadanya.
"Del, ini nggak seperti yang kamu pikirkan!" Mila mencoba menjelaskan.
"Diam kau jalang!" sentak Delia menuding Mila.
"Mas...." Mila memelas pada Danur dengan suara yang dibuat sedih.
"Cih!" Delia berdecih sinis mendengar suara manja Mila pada suaminya.
"Melihat dari cara kau memanggil suami ku, kalian berhubungan bukan baru-baru ini kan? Dan suara manja mu itu saat memanggil pria ini? Layaknya seperti jalang yang bekerja di club malam. Murahan!!" Delia menatap tajam kedua pasangan selingkuh itu.
Plakkkkkkk
"Mas!!!" pekik Mila tertahan, tapi dalam hati girang sekali.
"Tutup mulutmu itu Delia! Kau tidak berhak menghina Mila begitu. Dia akan menjadi madu mu karena saat ini sedang hamil" ucap Danur begitu mengejutkan Delia.
Delia terdiam, tak mampu mengucap sepatah katapun. Meski di sudut bibirnya memar dan sedikit mengeluarkan darah tapi Delia sama sekali tak berniat mengusapnya. Walupun sakit tapi sebisa mungkin di tahannya, karena hatinya lebih sakit saat ini. Dirinya juga tak ingin terlihat lemah di hadapan rubah betina dan pria pengkhianat ini.
Jelas hatinya sakit, mengetahui suaminya main gila dengan sepupunya saja dirinya shock bukan main, sekarang kembali mendapat kejutan yang lebih menggemparkan lagi. Selingkuhan istrinya hamil dan Dirinya harus di madu? Rasanya Delia ingin mengamuk saat ini. Tapi di urungkan,karena percuma mengamuk karena rumah tangga nya tidak akan kembali utuh juga.
Delia mengambil tas nya yang ada di sofa, tak menoleh Dirinya lalu keluar dari apartemen.
...
"Mas, bagaimana ini?" Mila terlihat cemas.
"Sudah, kamu tenang aja sayang. Biar mas yang menangani Delia. Mas yakin pasti Dia akan menerimamu sebagai madunya. Toh mas lihat selama ini Delia begitu menyayangimu" Danur mengelus mesra pundak Mila.
"Tapi mas, ini itu beda mas. Wanita mana yang mau di madu? Nggak ada. Apa lagi sahabatnya sendiri" ucap Mila lagi.
"Pokoknya kamu nggak perlu mengkhawatirkan soal itu. Biar itu menjadi urusan mas" Danur kembali mencumbui selingkuhannya.
Mila tertawa bahagia dalam hatinya. Akhirnya bisa merebut kembali mantan pacar sekaligus mantannya ini. Dari dulu Dirinya selalu merasa kalah saing dengan sepupunya itu.
.
Sedangkan Delia saat ini mengendarai mobilnya dengan pelan sekali. Pikirannya sangat kacau saat ini karena memikirkan nasib rumah tangganya. Dirinya juga masih tak menyangka jika orang ketiga yang merusak kebahagiaannya adalah sepupunya sendiri. sepupu yang tinggal bersama nya kecil hingga dewasa. Dan lagi, biaya sekolah dan biaya hidupnya di tanggung orang tua Delia. Ya, karena orang tua Delia termasuk orang berada.
Delia masih betah mengelilingi kota ini tanpa tau tempat tujuan. Dia juga belum mau pulang ke rumah karena takut di tanyai oleh iparnya. Delia pikir Dimas masih ada dirumahnya.
"Hem, lebih baik aku ke rumah mama saja" gunanya pelan.
Delia langsung menuju rumah orang tuanya. 25 menit kemudian Dirinya tiba di kediaman keluarganya.
"Non Delia, apa kabar?" sapa Bi inem pembantu keluarga Delia.
"Alhamdulillah baik Bi. Mama papa ada?" Delia celingak-celinguk.
"Ada non, kebetulan Tuan baru pulang dari luar kota dan baru mau makan siang. Ayo non!" Bi inem mempersilahkan Delia.
"Ah bibi, kayak sama tamu jauh aja" Delia menggandeng tangan Bi inem. Mereka memang lumayan dekat, karena Bi inem bekerja sedari Delia kecil.
"Sayang, ayo sini nak" Mama Desi beranjak menyambut anaknya.
"Mama" Delia menyalami mamanya.
.
.
"Apakah kamu punya bukti?" tanya Papanya
"
Hallo🤗🤗
,, semoga mereka berdua segera dpt karmanya 😔
mksh sudah sering baca🙏🤗