Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN
Pagi ini kelas Farhana ada pelajaran Olahraga. Guru olahraga meminta murid-muridnya untuk berkumpul di lapangan olahraga.
Farhana tidak mengikuti kegiatan tersebut karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Jadi ia duduk dikursi rodanya di pinggir lapangan. Dipangkuannya terdapat dua botol minuman serta camilan milik Cindy dan juga LIly yang dititipkan padanya.
Hari ini Pak Bagas memberikan pelajaran tentang lompat tinggi.Lompat tinggi adalah cabang olahraga atletik yang mengharuskan atlet untuk melompat setinggi mungkin melewati mistar horizontal.
Tujuan utama dalam olahraga ini adalah mencapai ketinggian lompatan maksimal sambil melewati mistar tanpa menjatuhkannya. Keberhasilan dalam lompat tinggi bergantung pada kekuatan tolakan, sudut tolakan, dan kemampuan mengangkat titik berat badan.

Saat sedang fokus melihat teman-temannya bergantian mempraktekkannya, Bu Firda mendatanginya.
"Selamat pagi Hana," sapa Bu Firda dengan lembut. Seulas senyum keluar dari bibirnya.
"Selamat pagi Bu," jawab Farhana dengan sopan.
"Ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Mari ikut Ibu sebentar."
"Nanti Pak Bagasnya tidak marah Bu?"
"Tidak akan . Ibu akan mintakan izin agar Kamu tidak khawatir."
Bu Firda menghampiri Pak Bagas yang berada di tengah lapangan. Setelah berbicara, beliau kembali menghampirinya.
"Pak Bagas sudah mengijinkan. Sekarang ikuti Ibu."
"Baik."
Bu Firda melangkah lebih dahulu. Kemudian Farhana mengikutinya dari belakang.
Ternyata Bu Firda membawa Farhana ke ruang kepala sekolah. Setibanya disana Bapak Kepala Sekolah meminta Farhana untuk duduk di kursi yang ada di depannya. Namun melihat Farhana duduk di kursi roda , beliau langsung mengurungkannya.
"Ada apa ya Pak?" tanya Farhana dengan sopan.
"Apa benar Kamu yang bernama Farhana? "
"Benar Pak. "
"Apa Kamu nyaman sekolah disini? "
"Alhamdulillah nyaman Pak. "
"Baguslah kalau begitu. Bu Firda memuji kepandaianmu dalam pelajaran Bahasa Inggris. Kebetulan bulan depan ada Olimpiade Bahasa Inggris. Kami berniat berniat menjadikan mu salah satu kandidat yang akan mengikuti Olimpiade tersebut. Apa Kamu bersedia?"
"Sebelumnya Saya mau minta maaf Pak. Bukannya saya tidak mau mengikutinya. Namun Bapak bisa lihat kondisiku saa ini. Apakah masih layak mengikuti olimpiade itu?" tanya Farhana dengan sengaja.
Sebenarnya dalam seminggu ini saja ia sudah bisa berjalan dengan lancar. Namun ia ingin tahu jawaban Kepala sekolah dari pertanyaanya.
"Kenapa tidak layak? jangan pernah berfikir sempit. Siapapun bisa mengikuti olimpiade ini asal ia mampu. Jangan jadikan kondisimu ini untuk menghambat masa depanmu. Kamu harus buktikan bahwa Kamu mampu," ucap kepala sekolah dengan serius. Seolah ucapannya itu belum cukup untuk membuka hati Farhana ia menambahkan kata-kata semangat.
"Tetap semangat dan jangan pernah untuk menyerah!"
"Terima kasih nasehatnya Pak. Kalau begitu Saya akan mengikuti dalam olimpiade itu."
"Bagus. Mulai besok Kamu dan teman-temanmu akan melakukan pelatihan sepulangnya dari sekolah. Nanti Bu Firda akan membicarakan hal ini pada kedua orang tuamu lewat telpon."
"Baik Pak Terima kasih."
"Silahkan kembali ke kelas."
Farhana mendorong kursi rodanya keluar. Ia tidak pergi ke lapangan tetapi kembali ke kelas.
Saat ini tidak ada seorangpun yang ada di kelas . Ia kembali ke tempatnya dan membuka bekal makannya.
Karena ia tidak pergi ke kantin maka ia membawa cemilan sendiri dari rumah. Ada risole dan potongan buah segar.
Tak lama kemudian satu persatu kembali kedalam kelas dengan wajah lelah. Melihat Farhana sudah ada di kelas, Cindy langsung bergegas menghampirinya.
"Kamu tadi pergi kemana sama Bu Firda?"
"Dipanggil Bapak Kepala sekolah."
"Ada masalah?"
"Tidak. Beliau memintaku untuk mengikuti Olimpiade Bahasa inggris."
"Wow....hebat sekali. Nilai Kamu memang sempurna sih, jadi tak heran. Kamu tahu tidak siapa yang akan menjadi pasanganmu?"
"Pasangan apa?" tanya Farhana dengan bingung,
"Maksudku teman seperjuanganmu. Ada tiga siswa yang akan mengikuti olimpiade bahasa Inggris kali ini. Dua kandidat sudah ditentukan. Semuanya berasal dari jurusan Bahasa Inggris. Satu cowok dan satu cewek."
"Oh...." Farhana tidak tertarik mendengarnya. Namun Cindy terlalu antusias dan melanjutkan ceritanya."
"Yang cewek namanya Dwi dan yang cowok namanya Radit . Keduanya merupakan pasangan terpopuler di tahun ini."
"Kamu sudah makan?" tanya Farhana saat melihat Cindy hendak melanjutkan ucapanya.
"Pagi tadi sudah sarapan. Memangnya kenapa?"
"Kalau Kamu lapar Aku punya cemilan," jawab farhan sambil menunjuk isi bekalnya.
"Kayaknya enak nih, beneran boleh ambil?"
"Iya. Ambil saja. Kamu juga Ly," kata Farhana pada Lily.
"Ok."
Sepulangnya dari sekolah Farhana melihat dua orang wanita yang sedang duduk di sofa. Keduanya sedang asyik dengan ponsel masing-masing tanpa menyadari kehadiran Farhana dan Reza .
"Kalian sudah pulang," kata bang Reza dengan suara yang agak keras. Kedua wanita sontak menoleh kearah Farhana dan Reza.
"Abang.....Putri rindu,' rengek Putri dengan manja. Gadis itu bergegas menghampiri Reza dan memeluknya.
"Kenapa lama sekali liburannya?" tanya Bang Reza dengan lembut. Dilihat dari interaksi mereka sudah pasti hubungannya sangat baik.
"Ini saja masih belum puas. Tapi Mama sudah tidak sabar untuk pulang."
"Baiklah, lain Kali Kita liburan bersama. Sekarang Kakak kenalkan sama Farhana. Kalian belum saling kenal kan?'
Bang Reza melepaskan pelukan Puri dengan lembut. Kemudian menoleh ke arah Farhana yang yang juga tengah memandangnya.
"Ini Putri,'"kata Bang Reza dengan agak bingung. Biasa ia akan dengan lantang mengenalkan putri sebagai adiknya. Namun sekarang ia tahu jika Farhana lah yang seharusnya menjadi adik kandungnya.
"Halo Aku Farhana," kata Farhana datar. Entah kenapa ia tidak menyukai pasangan ibu dan anak itu.
"Hai Aku Putri. Aku turut bersedih melihat kondisimu," sambut putri dengan ekspresi yang membuat Farhana agak jengkel. Entah kenapa Ia merasa Putri sedang berpura-pura baik padanya.
"Tidak masalah. Apa Kamu sudah tahu kondisi kedua orang tua kandungmu?" tanya Farhana blak-blakan.
"Aku sangat sedih mendengar kondisinya. Aku tidak menyangka jika Mama sama Papa bukan orang tua kandungku. Padahal mereka sangat baik padaku. "
Putri mengatakan itu sambil menitikkan air matanya. Membuat orang yang melihatnya merasa tertekan. Nyonya Dewa bergegas menghampirinya.
"Jangan menangis Sayang. Kamu tetap menjadi putri ibu yang tersayang. Tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan mu, " katanya sambil melirik Farhana dengan skor matanya. Seolah menegaskan jika kehadirannya tidak berarti apa-apa.
Farhana menanggapinya dengan tenang. Tetapi Bang Reza terlihat gusar. Disatu sisi adik kandungnya, disisi lain adik yang selama ini ia sayangi.
"Kamu mengerti kan apa yang tadi Aku ucapkan, " kata Nyonya Dewi dengan tiba-tiba. Pandangannya menusuk saat menatap Farhana. Farhana dapat melihat kebencian dimatanya.
Apa salahnya?
Apakah ini yang akan dilakukan oleh seorang ibu setelah tidak bertemu putrinya selama bertahun-tahun?
Farhana merasa aneh dengan gerak-gerik Nyonya Dewi. Ia juga tidak merasakan ada hubungan batin dengannya. Sepertinya Ia harus menyelidikinya dengan hati-hati.
"Aku mengerti! " jawab Farhana dengan tegas. Tidak ada kelembutan yang biasa Ia berikan pada Tuan Pratama dan kedua kakaknya. Ekspresinya sama persis saat Ia baru pertama kali bertemu dengan Tuan Pratama.
hana dn kluarganya pst bhgia bgt....
slain hana udh smbuh,nnek shir jg bkln d hkum mti....
jd pgn mkan nasi padang jg....ngiler.....🤤🤤🤤
slain msih khilangn orngtua angktnya,dia jg kcewa dgn kluarga kndungnya....tp mngkn dgn brjalnnya wktu,dia jg mau mmaafkn kluarganya.....
yg mstinya malu tu klian kaleee....
ngaku2 dkt sm dzaki,pdhl mh knal jg kagak.....