NovelToon NovelToon
Detektif Dunia Arwah

Detektif Dunia Arwah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Hantu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seorang detektif muda tiba-tiba bisa melihat arwah dan diminta mereka untuk menyelesaikan misteri kematian yang janggal.

Darrenka Wijaya, detektif muda yang cerdas namun ceroboh, hampir kehilangan nyawanya saat menangani kasus pembunuh berantai. Saat sadar dari koma, ia mendapati dirinya memiliki kemampuan melihat arwah—arwah yang memohon bantuannya untuk mengungkap kebenaran kematian mereka. Kini, bersama dua rekannya di tim detektif, Darrenka harus memecahkan kasus pembunuhan yang menghubungkan dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah.

Namun, bagaimana jika musuh yang mereka hadapi adalah manusia keji yang sanggup menyeret mereka ke dalam bahaya mematikan? Akankah mereka tetap membantu para arwah, atau memilih mundur demi keselamatan mereka sendiri?

Update setiap hari,jangan lupa like dan komen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 27 MASA LALU PEREMPUAN KEPALA MIRING

"Maaf..Maaf Jason aku tidak bermaksut"kata Lara sambil memohon.

"Maaf?lo buat gue malu sekarang gue cuman dapet maaf?"Jason mendekat sambil memutar mutar pisaunya itu.

"Lo itu punya gue Lara"Jason membisikkan kalimat itu di samping kuping milik Lara.

"Kalau gue ga bisa dapetin lo,berarti semua orang juga ga boleh dapetin lo"Jason menatap Lara mengelus pipinya.

Jason memainkan rambut panjang milik Lara. Matanya tajam menatap ke arah Lara.

"Gue bakal nikmatin tubuh lo,sebelum lo mati Lara" Jason mulai membuka kancing kemeja milik Lara.

Jason merabah rabah bagian dada milik Lara lalu melepas semua baju Lara dan adegan dewasa pun terjadi. Lara menahan rasa sakit karena dipaksa oleh Jason.

"Hentikan Jason Hentikan"Lara meringis kesakitan.

"Gue belum puas"jawab Jason datar.

"Maaf Jason,maaf"Lara terus mengucapkan kata maaf berulang kali sambil merintih kesakitan.

"Cowo gila"Darren yang melihat itu menutup matanya karena ia tidak rela melihat seorang wanita dihina seperti itu.

Tetapi Darren tidak bisa berbuat apa apa ia seperti hantu yang berada disana. Jason yang sudah kelelahan segera menjauh dari tubuh Lara. Lara segera mengambil pakaiannya untuk menutupi tubuhnya.

"Kalian terserah mau lakuin apa aja pada Wanita itu"Kata Jason melangkah ke tempat duduk yang disana.

Para pria yang disana dengan nafsu yang membara segera melakukan hal keji kepada Lara menarik paksa tubuh Lara,melepas semua yang menutupi tubuhnya dengan kasar mereka merenggut harga diri Lara.

"Mantap banget"kata salah satu pria disana.

"Woww amazing"

"Hentikan...hentikan aku tidak kuat"Wanita itu meringis kesakitan tetapi semua pria disana tidak ada yang peduli.

"Ya tuhan hentikan hal keji ini"Dareen berdoa agar yang ia lihat berhenti karena ia sudah tidak sanggup melihat hal keji itu.

Darren menutup matanya tidak mau melihat hal itu lagi. Akhirnya pria pria itu selesai, Lara jatuh terkulai di lantai, tubuhnya gemetar hebat. Air matanya mengalir tanpa henti, menyisakan luka yang tak kasat mata namun begitu dalam. Nafasnya tersengal, dan sorot matanya kosong seolah jiwanya tercabut dari tubuhnya sendiri.

"Aku mohon lepasin aku"Lara merengek kepada Jason.

"Kita apain bos dia?"tanya salah satu pria berbadan kekar.

Jason melangkahkan kakinya maju ke arah Lara yang sudah terkulai lemas.

"Jason lepasin aku"katanya air mata sudah membasahi pipinya.

Jason berdiri tepat di depan Lara, matanya dingin tanpa sedikit pun belas kasihan. Pisau panjang di tangannya berkilat di bawah cahaya lampu redup.

Lara dengan tubuh lemasnya mundur perlahan punggungnya membentur dinding dingin. Nafasnya terengah, tubuhnya gemetar hebat.

"Ja… Jason, tolong jangan lakukan ini" suaranya parau, nyaris tak terdengar.

Jason hanya menyeringai tipis, senyum yang lebih mirip garis kematian. Tanpa sepatah kata pun, dia mengangkat pisaunya tinggi, lalu dalam satu gerakan cepat, baja itu melintas tajam ke arah leher.

Lara hanya sempat mengeluarkan jeritan singkat. Lehernya terhentak ke samping, darah hangat segera mengucur, membasahi bajunya. Matanya terbuka lebar, tubuhnya bergetar sebelum akhirnya terkulai.

Jason melepaskan genggamannya, membiarkan tubuh Lara terjatuh ke lantai. Kedua pasang mata milik Lara menatap ke arah Darren dengan tatapan sendu seolah meminta pertolongan. Hingga akhirnya Darren terbangun di dalam kamar.

"Gue..Gue dimana"tanya Darren lemah.

"Lo di panti Ren,tadi lo tiba tiba pingsan" kata Selina sambil memberikan teh hangat kepada Darren.

"Lo ga apa apa Ren?" tanya Jena khawatir.

"Guee..gue ga apa apa kok" Darren menatap ke arah cangkir teh hangat yang disodorkan Selina, namun tangannya bergetar hebat.

"Gue... gue liat dia lagi," suara Darren parau, hampir berbisik.

"Siapa, Ren?" tanya Jena sambil mencondongkan tubuhnya, khawatir.

"Lara" Darren menutup wajahnya dengan kedua tangan, suaranya pecah.

"Hantu perempuan kepala miring itu,yang gangguin kita di mobil"

"Yang gangguin perjalanan kita itu,yang matanya hitam semua kan?"tanya Gavin memastikan.

"Iya,lo lihat vin?"

"Gue juga lihat dia duduk di sebelah Darren lehernya kayak abis kena pisau"

"Terus lo lihat apa Ren?"tanya Selina kepo.

"Gue..gue lihat cara dia mati"Darren agak trauma menyaksikan kejadian itu.

"Gimana dia mati"Selina mengintrogasi.

"Diaa di perkaos bareng bareng,terus di bunuh sama orang yang namanya ja—" kata Darren masi dengan napas yang tersengal sengal.

Sebelum Darren melanjutkan perkataanya tiba tiba suasana kamar itu mendadak merinding. Seorang wanita dengan dress putih rambut panjang dengan mata legam dan leher bekas guratan pisau berada di pojok ruangan.

"Dia...dia datang lagi"Darren syok.

Tapi kali ini yang bisa melihat hantu itu bukan hanya Darren tetapi semua orang disana bisa melihat.

"Anjir dia datang lagi"Gavin pun ikutan syok.

"Lo hantu Lara kan?"tanya Selina agak takut.

Wanita itu menundukkan kepalanya pelan, rambut hitam panjangnya menutupi sebagian wajah pucatnya. Suara lirih namun serak seperti tercekik terdengar memenuhi kamar.

"Ya...Aku Lara" bisiknya, dengan nada yang membuat bulu kuduk siapa pun meremang.

Gavin spontan mundur beberapa langkah, punggungnya menempel ke dinding. Selina meremas lengan Darren, wajahnya pucat pasi.

"Apa… apa yang lo mau dari kita?" tanya Darren dengan suara bergetar, berusaha menahan ketakutannya.

Lara mengangkat kepalanya perlahan. Matanya yang legam seolah kosong, tanpa cahaya, namun ada tatapan penuh dendam yang menusuk ke arah mereka. Guratan pisau di lehernya terlihat semakin jelas, seakan-akan darah masih menetes dari luka itu.

"Kalian harus mencari pelaku yang merusak hidupku"suara Lara menggema, seperti berasal dari dinding, lantai, dan langit-langit sekaligus.

"Ini kita harus gimana anjir,daritadi dia gangguin kita terus"kata Gavin tegang.

"Uda gue bilang,kita bakal bantu bisa sabar ga sih"Darren mulai kesal karena hantu itu sangat egois.

"Kita juga butuh istirahat,dikira kita robot" Gavin pun memberanikan diri untuk berbicara dengan hantu Lara itu.

Mata legam Lara tiba-tiba membesar, seolah tak percaya dengan ucapan Darren dan Gavin barusan. Tubuhnya yang pucat bergetar, lalu dari luka di lehernya mengalir tetesan darah hitam, jatuh ke lantai namun langsung menguap seperti asap.

"Ka… kalian tega bilang begitu padaku?" suara Lara mendadak bergetar, dan tak lama kemudian terdengar isakan lirih. Tangisnya bergema memenuhi ruangan, membuat hawa dingin semakin menusuk.

Selina menutup mulutnya, terkejut.

"Astaga...hantu juga bisa nangis"

Gavin yang tadinya berusaha berani, malah jadi kikuk.

"Eh, gue… gue ga maksud bikin lo sakit hati sumpah"

Namun Lara semakin menangis, kedua tangannya menutupi wajah.

"Aku… aku hanya ingin kalian mengerti…aku juga pernah hidup… aku juga wanita biasa… yang hanya ingin dicintai" suaranya pecah-pecah, membuat bulu kuduk berdiri sekaligus membuat suasana jadi haru.

Darren menghela napas panjang, mencoba meredakan situasi.

"Oke, maaf gue kebawa emosi,gue janji, kita bakal cari orang yang udah ngerusak hidup lo. Tapi, tolong kasih kita waktu. Jangan ganggu terus kayak gini"

Lara menurunkan tangannya perlahan, wajah pucatnya menatap Darren dan Gavin dengan tatapan sendu, air mata hitam masih menetes di pipinya.

"Benarkah kalian akan membantuku?" suaranya lembut, berbeda dari sebelumnya yang selalu penuh dendam.

"Iya" jawab Darren mantap.

"Lo udah cukup menderita. Biarkan kita yang nyari jawabannya"

Gavin mengangguk cepat, meskipun wajahnya masih tegang.

"Iya deh, kita bakal urus"

Tangisan Lara perlahan mereda, meski isakannya masih terdengar. Aura dingin di ruangan itu berangsur reda, lampu yang tadinya berkelap-kelip kini kembali stabil.

Lara menatap mereka sekali lagi, dengan mata yang kini lebih lembut, lalu tubuhnya perlahan memudar menjadi kabut tipis yang hilang di udara.

"Ya tuhan hantu juga bisa baperan ya?"

1
Hariyanti Katu
gaanteng visualx cocok sih klo jd polisi😄
Nadinachomilk: iya soalnya kekar gitu😚❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!