NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 34

Pagi harinya, Zidan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Ia terus mengumbar senyum sejak kemarin setelah mendengar bahwa Viola tengah hamil anaknya.

Zidan menuruni tangga mendampingi Viola, sedangkan Fahira sudah berada di dapur lebih dulu untuk menyiapkan semuanya. Sejak kehamilan Viola, Zidan dan Fahira terus memperhatikan pola makan dan istirahatnya dengan baik.

Saat semuanya sudah berkumpul di meja makan, Viola yang baru saja memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya tiba-tiba beranjak dan berlari menuju wastafel di dapur, membuat Zidan dan Fahira terkejut.

"Hueeek---"

"Ya Allah, Vio, kau mual lagi?" tanya Zidan panik sambil segera menghampirinya.

Viola berkumur, membasuh mulutnya, lalu mengusapnya dengan tisu. Zidan membawa Viola kembali ke meja makan sambil mengusap punggungnya pelan.

"Kenapa, Viola? Kau tidak suka makanannya?" tanya Fahira lembut.

"Entahlah, makan nasi membuatku mual. Aku ingin roti sandwich tanpa telur," sahut Viola. Zidan langsung mengangguk.

"Baiklah, tunggu sebentar." Zidan menoleh memanggil Bi Inah. "Bi, buatkan roti sandwich tanpa telur untuk Viola sekarang," perintahnya.

"Baik, Tuan."

Tak lama, roti yang dibuat Bi Inah pun siap. Viola menyantapnya dengan lahap tanpa sempat menawarkan pada yang lain. Baginya, itu sangat enak di lidahnya.

Zidan tersenyum melihat itu sambil mengunyah nasi gorengnya.

"Kau suka itu?" tanya Zidan.

"Ya, aku suka sekali. Makasih, Mas. Makasih, Mbak Aira." Ia tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama, Viola--" jawab Zidan dan Fahira bersamaan.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Zidan berdiri dan berjalan menuju pintu utama. Saat ia baru berada di ambang pintu bersama Fahira, Viola memanggil sambil berlari kecil.

"Hey! Jangan berlari, nanti perutmu bisa sakit!" tegur Zidan cemas.

"Viola, ingat baik-baik ya? Wanita hamil tidak boleh berlari, apalagi seperti tadi. Oke?" Fahira menasehatinya dengan lembut.

"Ooh begitu. Baiklah."

Viola tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki suami dan teman seperti Fahira. Barulah ia menyampaikan maksudnya.

"Em-- Mas, nanti kalau pulang bawakan aku rujak mangga muda, ya?"

"Kau ingin itu? Tapi jangan terlalu banyak, ya? Sedikit saja," ujar Zidan sambil mengusap kepala Viola.

"Ya, baiklah."

Zidan pun benar-benar pergi, diantar oleh kedua istrinya. Keduanya kemudian kembali ke meja makan untuk melanjutkan sarapan yang tertunda.

Belum lama mereka kembali makan, pintu tiba-tiba diketuk. Fahira dan Viola saling pandang. Saat Fahira hendak bangkit, Iyem yang kebetulan di dapur menahan.

"Biar saya saja, Nyonya."

"Baiklah, terima kasih, Mbak Yem." balas Fahira lembut.

Namun saat mereka sedang asyik makan, tiba-tiba terdengar suara keributan di luar. Fahira, Viola, dan Bi Inah pun bergegas menuju pintu.

"Astagfirullah! Ibu!" seru Fahira saat melihat ibu mertuanya sedang menyerang Iyem tanpa ampun.

Rambut Iyem ditarik oleh Bu Zubaidah hanya karena ia tidak mau lagi bekerja di rumahnya dan memilih bekerja di rumah Zidan. Fahira dan Viola segera melepaskan cengkeraman itu.

"Ya Allah, Bu! Ibu kenapa? Lepaskan, Bu! Kasihan, dia bisa sakit!" ujar Fahira, namun tidak digubris.

"Kurang ajar kamu ya! Dasar pembantu tidak tahu diuntung! Maunya enak-enakan, makan gaji buta!" teriak Bu Zubaidah sambil terus menarik rambut Iyem.

Viola berusaha menahan, memeluk Bu Zubaidah dari belakang, tapi---

Bruuuk!

"Aaaw--- Ahh--- Sakit---"

Mata Fahira membelalak. Kedua tangannya menutup mulut karena terkejut melihat Viola jatuh tertindih Bu Zubaidah yang berbadan besar.

"Violaaa---" teriak Fahira berlari menghampiri Viola yang masih terlentang sambil memegangi perutnya.

Fahira melihat darah keluar dari pangkal paha Viola. Jantungnya serasa berhenti. Ia lalu menatap tajam ibu mertuanya.

"Lihat, Bu! Ini semua gara-gara Ibu! Apa Ibu tidak tahu, Bang Zidan menunggu kehamilan Viola sangat lama! Sekarang Viola jadi jatuh seperti ini karena Ibu! Kalau sampai Viola keguguran--- Fahira tidak akan pernah memaafkan Ibu!" pekiknya dengan suara bergetar.

Sementara itu, Zidan yang baru saja sampai di lobi perusahaan terhenti langkahnya saat ponselnya berdering. Ia melihat nama penelepon dan mengernyit.

"Ya, halo?"

"Tuan, cepat pulang, Tuan! Nyonya Zubaidah datang dan membuat keributan. Beliau mendorong Nona Viola hingga terjatuh dan banyak mengeluarkan darah."

Mata Zidan membulat. Tubuhnya langsung panas oleh panik.

"Telepon ambulans! Bawa istri saya ke rumah sakit sekarang!" bentaknya. Bi Inah menjawab dengan suara gemetar.

Zidan menutup telepon dan langsung menginstruksikan asistennya untuk membatalkan rapat. Ia berlari menuju mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun bila sesuatu terjadi pada Viola, ia tidak akan memaafkan ibunya.

~

Sesampainya di rumah sakit, Zidan memarkirkan mobil sembarangan lalu berlari masuk. Setelah mencari ke segala arah, ia menemukan Fahira yang mondar-mandir cemas.

"Sayang! Bagaimana keadaan Viola?" tanya Zidan terengah-engah.

"Dia masih ditangani dokter, Bang," jawab Fahira dengan wajah tegang.

Zidan menoleh ke sekeliling. "Mana Ibu?"

*Ibu sudah pulang. Tadinya mau ikut, tapi aku menyuruh pulang. Tapi---"

"Tapi kenapa, sayang?"

"Maafkan aku. Tadi Aira membentak dan marahi Ibu, Bang. Itu di luar kendaliku. Aku khawatir dengan Viola--- dia mengeluarkan banyak darah. Jadi tanpa sadar aku marah. Maafin Aira, Bang--"

"Tidak apa-apa. Yang penting sekarang Viola sudah ditangani dokter. Nanti kalau keadaannya membaik, baru kita temui Ibu," jawab Zidan sambil memeluk istrinya.

Saat itu juga dokter yang menangani Viola keluar dari ruang darurat. Zidan langsung melepas pelukan dan menyambutnya panik.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok? Apa dia baik-baik saja?"

Wajah Zidan menegang keras, rahangnya mengunci seolah ia sedang menahan napas. Mata lelaki itu tampak membesar, dipenuhi ketakutan yang tak berani ia ucapkan. Jemarinya mengepal, menunjukkan betapa gugupnya ia menunggu jawaban.

Di sampingnya, Fahira meremas lengan suaminya erat-erat. Tubuhnya sedikit bergetar. Sorot matanya yang tadi dipenuhi rasa bersalah kini berubah menjadi campuran cemas dan takut. Bibirnya bergetar, tidak sanggup mengeluarkan suara. Nafasnya pendek-pendek, dadanya naik turun lebih cepat dari biasanya.

Dokter itu menatap keduanya dengan ekspresi serius. Alisnya sedikit berkerut, garis halus di dahi muncul seiring. Ia menarik napas panjang sebelum menjawab. Ia tidak langsung bicara, sebuah jeda kecil yang justru membuat jantung Zidan dan Fahira seakan berhenti berdetak. Dalam tatapannya, tersimpan beban kabar yang tidak mudah ia sampaikan, seakan ia sedang memilih kata paling tepat agar tidak menambah kepanikan dua orang yang menunggu di hadapannya.

...----------------...

Bersambung....

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dhita❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!