tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA PULUH EMPAT
"Kenapa gak bilang kalau udah balik dari Jerman?" Tanya Gladis kesal.
"Kenapa berbohong hm? "
"Aku duluan yang nanya lho.. Jadi jawab aku dulu" Ujar Gladis tak mau kalah, Alex menghela napasnya.
" Aku khawatir sama kamu, jadi pas acara selesai aku langsung balik gak kumpul2 bareng keluarga besar lagi" kata Alex, hal tersebut emang benar adanya. Mendengar Gladis menangis sesenggukan malam itu membuat Alex khawatir dengan keadaan sang pacar. Akhirnya dia pulang lebih dulu dari pada keluarga nya walau sempat mendapat ketidak setujuan dari kakek neneknya, untung ada papa dan mama yang membantu untuk mendapat izin pulang.
Gladis mengangguk mengerti walau merasa bersalah karena sudah mengganggu acara keluarga pacarnya.
"Kapan sampe nya? Trus kenapa gak ngabarin? " Tanya Gladis beruntun. Alex yang gemas dengan tingkah pacarnya mengacak-acak rambut Gladis pelan.
"Sampe nya malam, sengaja gak ngabarin karna mau kasih suprise buat kamu pas pulang sekolah. Tapi malah ketemu di sini, jadi menurutmu gimana hm? " Tanya Alex di akhir dengan tatapan dingin nya. Padahal Alex berencana ketemu Gladis pas pulang sekolah, dan tujuan nya sekolah hari ini ingin ngurus surat pindah, mengingat pacarnya sekolah di tempat lain. Tapi malah di bohongi!!
Kantin masih hening, mereka menyiapkan pendengaran baik-baik untuk menguping pembicaraan Alex dan Gladis. Tentu mereka ingin tau hubungan keduanya, mengingat Alex yang anti cewek bahkan untuk berdekatan sekalipun, kini di patahkan dengan penglihatan mereka sendiri bagaimana seorang Alex yang tidak menolak perlakuan Gladis. Kelakuan yang membuat jantung mereka tidak aman, takut, khawatir, gemetar, baper dan tidak percaya bercampur menjadi satu.
"Itu Alex? Apa yang terjadi selama dia di Jerman? Kenapa lembut kaya tahu busuk gini?" Ucap Arga tak percaya, kening nya bahkan berkerut tanda heran dengan sikap teman masa kecilnya ini.
"Kepalanya gak kebentur kan pas bangun tadi pagi? " Kali ini Damian yang berkomentar.
"Ini gimana ceritanya? Bukan nya Ravin Kevin suka ni cewek? Kok bos malah ikut-ikutan suka" Gumam Lucas pelan agar tidak di dengar oleh Alex atau Kevin.
"Kok adek gue nyangkut situ? " Batin Kevin. Dia masih bengong, mencerna apa yang sedang terjadi di depan nya, adik nya lompat ke gendongan teman sadisnya? Gendong???
Kebingungan yang terjadi tidak hanya melanda para Sahabat Alex saja tapi juga menimpa Amanda dan Deon. Mereka berdua yang sudah berdiri tidak jauh dari Gladis masih dengan mata yang melotot tak percaya serta mulut yang terbuka.
"Gue gak ngerti sumpah" Lirih Amanda yang masih dapat di dengar oleh Deon.
"Kita perlu nyelamatin Gladis apa gak? Ini kondisi nya dalam bahaya apa bahagia sih? " Tanya Deon bingung, bagaimana tidak, bahaya mengingat sikap Alex terhadap perempuan dan bahagia melihat kedekatan keduanya yang tidak biasa.
"Jelaskan" Tekan Alex tanpa berniat menurunkan Gladis dari gendongannya, bahkan Gladis saja seperti tidak berniat turun.
"Jangan marah dulu" Cicit Gladis, omong-omong dia sedikit takut melihat wajah dingin Alex.
"Sebenarnya aku gak ada niat buat bohong, aku cuman mau kasih kejutan buat kakak pas awal masuk sekolah. Mana aku tau jadinya kayak gini, kak Al malah pergi" Jelas nya dengan wajah menunduk.
Alex menghela napasnya mendengar penjelasan Gladis, dia tidak bisa marah pada pacar nya walau sebenarnya nya dia kesal.
"Itu sebabnya kamu ngotot agar aku gak pindah sekolah? " Tanya Alex memastikan. Pantesan Gladis tidak memberitau nya di mana dia sekolah, ternyata...
Gladis mengangguk, " tapi walaupun aku gak lulus di sini, aku juga gak akan biarin kakak pindah kok" Ucapnya. Dia tidak mau mengorbankan pendidikan pacarnya hanya karena dirinya.
Semua yang ada di kantin termasuk teman-teman Alex dan Gladis sedikit bisa menebak hubungan di antara kedua nya. Tentu kedekatan itu memunculkan rasa iri di hati orang-orang yang mengincar kedua nya. Tapi banyak juga di antara mereka yang mendukung hubungan keduanya, satu cantik yang satu tampan siapa yang bisa menolak?
Kevin yang tersedar dari lamunannya, ingin segera menghampiri sang adik sebelum...
"Cantik gue..!! Ngapain nyangkut di badan singa!" Suara cempreng milik Ravin terdengar, membuat seluruh atensi mata menoleh ke arahnya, apalagi panggilan yang di sematkan Ravin untuk Gladis. Tanggapan Ravin? Bodo amat!
Gladis dengan polos nya melihat ke belakang, arah terdapat nya Ravin. Sedangkan Alex menatap tajam pada kembaran sahabat nya itu. Apa-apaan panggilan itu.
Ravin ingin menurunkan Gladis dari gendongan Alex, dia khawatir adiknya kenapa-napa. Yang dia kenal tentang Alex adalah laki-laki itu tidak sebaik penampilan nya terhadap perempuan.
DUKK!!
Ravin terlempar akibat tendangan Alex ketika ingin mencoba menyentuh Gladis. Laki-laki itu semakin mengeratkan tangannya pada tubuh sang pacar. Dia sudah lama tidak suka Ravin semenjak tau Ravin dekat sang pacar padahal hubungan mereka sebelumnya cukup baik, mengingat dia yang bersahabat dengan Kevin sejak kecil.
Semua mata melotot tak percaya, bahkan ada yang menggigit jari karna takut, ada juga yang khawatir dengan keadaan Ravin sendiri. Kevin segera menghampiri kembaran nya untuk membantu nya berdiri, seperti nya dia sedikit mengerti terhadap kondisi sekarang. Ini jelas ada kesalah-pahaman!!.
Mata Gladis ikut melotot melihat kelakuan pacar nya, dia ikut khawatir dengan kakak reseknya.
BUK!!
Gladis memukul bahu Alex kesal karna sudah menendang kakaknya, "kok di tendang" Ucapnya kesal.
"Kamu membelanya? " Tanya Alex dingin, Orang-orang sudah merinding mendengar suara yang penuh intimidasi itu. Gladis? Tentu saja tidak!
"Jelas dong aku bela kak Ravin, dia gak salah apa-apa tapi kak Al malah nendang dia" Ucap Gladis kesal. Alex menatap Gladis tak percaya, pacarnya membela orang lain? Seberapa dekat mereka sebenarnya? Alex menghela napas kasar. Dia sudah berpikir yang tidak-tidak.
Apa hubungan Gladis dengan Ravin sangat spesial? Lantas bagaimana dengan Alex? Apa ini cinta segitiga? Siapa yang akan menang di antara Alex dan Ravin? Begitulah isi pikiran warga kantin sekarang.
"Dia mencoba mendekati mu, apa itu tidak salah? " Tanya Alex sambil mencoba untuk mengatur emosinya.
" Apa salah seorang kakak dekati adik nya? " Gladis balik bertanya, pertanyaan itu membuat orang-orang bingung.
"Hah?? " Alex benar-benar tidak mengerti, emosi nya melebur seketika, hilang entah kemana.
"Kak Ravin adalah kakak ku"
*******
semangadddd/Determined/
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲