{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
satu
Pagi yang cerah,di desa yang terpencil yang di kelilingi oleh pegunungan, nampak lah sebuah rumah kecil seperti gubuk yang sudah tua, kalau di terpa oleh badai bisa roboh saat itu juga saking reyot nya rumah tua tersebut, tapi untungnya tidak ada badai yang datang dan rumah tua itu masih bertahan.
Di dalam rumah tersebut nampak lah seorang gadis yang sedang tertidur, wajah nya terlihat pucat dan lemah, tiba-tiba mata gadis tersebut terbuka pandangannya kosong lalu ia melihat sekeliling kamarnya, gadis tersebut mengernyitkan dahinya karena kebingungan...
"Urg.. kepala ku mengapa sakit sekali, bukan kah kesehatan ku sudah sempurna, tapi mengapa aku merasa lemah saat bangun tidur." Ucap Eleanor sambil memegang kepalanya yang sambil memijatnya untuk meredakan rasa sakitnya, kemudian ia terkejut karena ia tidak berada di rumah mewahnya.
"Eh... Aku dimana mengapa aku disini, apakah aku bermimpi." Ucap Eleanor sambil mencubit tangannya lalu ia berteriak karena merasakan sakit saat ia mencubit tangannya.
"Aauu.. terasa sakit berarti aku tidak bermimpi, ya tuhan mengapa aku ada disini, bukan kah aku sedang bersantai dengan bang Aiden juga anak-anak ku, lalu setelah itu aku merasa mengantuk apa bang Aiden yang memindahkan ku kesini" gumam Eleanor dengan kebingungan, lalu ia memanggil suaminya Aiden.
"Bang Ai" panggil Eleanor sambil berjalan menuju pintu keluar, ia tidak sengaja melihat wajahnya pada cermin yang di tempelkan di dinding kamar tersebut.
"Eh, mengapa aku kembali muda dan wajah ku mengapa pucat sekali seperti orang sakit saja, pantas saja aku merasa lemah dan pusing sejak bangun tidur." Gumam Eleanor sambil memperhatikan wajahnya di cermin yang terlihat muda dan juga kurus.
Tiba-tiba mata Eleanor terbuka lebar dan mulutnya tebuka, karena ia memikirkan sesuatu.
"Jangan-jangan aku kembali menjelajah ruang dan waktu ke dunia paralel lainnya." Gumam eleanor lalu ia memikirkan sistemnya apakah juga mengikutinya kesini.
"Tem, apa kamu ada di sini, tem apa kamu mengikuti ku?"panggil eleanor dengan pelan.
Tidak ada jawaban dari sistem hanya keheningan yang terjadi di kamar tersebut, Eleanor sedih karena hanya dirinya yang pindah kesini. Ia memikirkan keluarganya yang ia tinggalkan matanya memerah.
"Apa aku disana sudah meninggal, bagaimana dengan bang Aiden juga anak-anak ku, ayah dan ibu juga kakak² ku dan Nathan apakah mereka merasa kehilangan diriku, aku baru saja menikmati hidup bahagia ternyata aku kembali menjelajah waktu ke dunia ini, dan kembali menjadi gadis sakit-sakitan, mengapa hidup ku seperti ini hiks... Hiks..bang Ai aku merindukanmu, hiks..hiks.." ucap Eleanor ia sangat sedih dan menangis karena ia meninggalkan keluarga yang ia cintai dan sayangi.
Saat eleanor menangis terdengar ketukan dari pintu.
Tok...
Tok...
"Putri ada apa denganmu mengapa kamu menangis ibu masuk ya?" Ucap seorang wanita dari luar ia sangat khawatir, lalu eleanor menyudahi tangisannya karena ia mendengar suara cemas di luar, sekarang ia harus memulai hidup baru lagi di dunia ini.
"Putri jadi namaku putri,aku tidak mengingat kenangan tubuh ini bagaimana cara aku menghadapi keluarga baru ku... ah jalani saja dulu dengan melihat situasi nya." Gumam Eleanor lalu ia menghapus air matanya
Clek, pintu kamar eleanor terbuka lalu masuk wanita paruh baya yang terlihat sedikit tua mungkin karena banyak pikiran.
Eleanor melihat wanita tersebut ia yakin pasti wanita ini adalah ibu pemilik tubuh ini, sekarang juga jadi ibunya, Eleanor tersenyum kepada wanita tersebut.
"Apa ada yang sakit,hm?" Ucap wanita itu menghampiri Eleanor lalu ia duduk pinggir ranjang Eleanor.
"Maafkan ibu nak, tidak bisa membawa kamu kerumah sakit di kota untuk mengobati mu, apa penyakit mu kambuh lagi" ucap wanita tersebut dengan sedih melihat wajah pucat putrinya dan melihat matanya yang memerah. Ia yakin putri nya pasti habis menangis tadi karena ia juga mendengarkan nya putrinya menangis.
"Tidak apa-apa ibu, tadi saat bangun kepalaku terasa pusing, sekarang sudah tidak apa-apa." ucap Eleanor sopan sambil tersenyum. Tetapi wanita itu masih terlihat khawatir nampak di wajahnya lalu Eleanor menghibur nya.
"Ibu, aku benaran tidak apa-apa percaya padaku jika penyakitku kambuh lagi aku akan katakan pada ibu, jadi jangan khawatir ibu aku baik-baik saja." ucap Eleanor lagi sambil mengusap punggung tangan ibunya dengan lembut juga tersenyum pada ibunya membuktikan dirinya tidak apa-apa supaya ibunya percaya.
"Syukurlah kami meresa bersalah kepadamu nak, karena tidak bisa membawa kerumah sakit untuk mengobati penyakit mu hanya ke bidan desa saja, jika kamu berobat di rumah sakit pasti kamu sudah sembuh sekarang tidak kambuh lagi, maafkan ibu dan ayahmu ya nak." ucap wanita itu ia ibu nya Eleanor alias putri yang bernama ibu Nining.
"Untuk apa kita berobat rumah sakit segala bu, itu tidak perlu karena sakit ku tidak parah, sudah cukup dengan bidan desa saja karena ia juga mampu, buktinya sekarang aku baik-baik saja dengan berobat kepada bidan desa itu." Ucap eleanor dengan senyuman indahnya.
"Kamu sangat pintar menenangkan hati orang tua, tetapi jika ada uang kita tetap kerumah sakit untuk memeriksa keadaan mu, ya" ucap Ibu Nining kepada Eleanor ia tetap kekeh untuk membawa Eleanor berobat kerumah sakit.
" Iya ibu tapi jangan jadi beban dan banyak pikiran soalnya aku tidak apa-apa sekarang." kata eleanor dengan lembut kepada ibunya.
" Iya, ini memang tanggung jawab kami sebagai orang tua mu, kalau begitu ibu keluar dulu untuk memasak, kamu istirahat saja di sini nanti ibu panggil kembali setelah masakan sudah matang." ucap ibu Nining dan menyuruh anak gadisnya itu kembali istirahat.
"Ibu aku ingin membantumu memasak di dapur aku bosan di kamar terus, bu." ucap Eleanor kepada ibu nya dengan sedikit manja. Ibu Nining sedikit tercengang dengan perubahan anak gadisnya karena biasanya anak gadisnya tidak seperti ini, putrinya tidak pernah bersikap manja dan ceria seperti itu saat berbicara kepadanya.
Tetapi ia juga bahagia melihat perubahan itu dari pada biasanya hanya berbicara apa adanya dan sedikit tidak ada keceriaan sedikitpun di wajahnya, sekarang putri nya berubah lebih ceria tentu ia merasa senang, nanti ia akan memberitahu kepada suaminya keadaan putrinya itu supaya suaminya tenang.
"Tidak usah kamu istirahat saja, badan kamu masih lemah, kamu butuh istirahat lebih supaya kamu cepat sembuh,dengarkan ibu kali ini oke!" ucap ibu Nining dengan lembut sambil mengelus kepala putrinya, ia menolak ajakannya Lea untuk membantunya.
cerita nya tidak bertele2 , FL nya jga gak menye2 pokoknya recommended dah.
untuk author nya semangat terus dalam berkarya.
dan kalau bisa terus crazy up ya author.