Bagaimana jadinya jika seorang penulis malah masuk ke dalam novel buatannya sendiri?
Kenalin, aku Lunar. Penulis apes yang terbangun di dunia fiksi ciptaanku.
Masalahnya... aku bukan jadi protagonis, melainkan Sharon Lux-tokoh antagonis yang dijadwalkan untuk dieksekusi BESOK!
Ogah mati konyol di tangan karakternya
sendiri, aku nekat mengubah takdir: Menghindari Pangeran yang ingin memenggalku, menyelamatkan kakak malaikat yang seharusnya kubunuh, dan entah bagaimana... membuat Sang Eksekutor kejam menjadi pelayan pribadiku.
Namun, ada satu bencana fatal yang kulupakan
Novel ini belum pernah kutamatkan!
Kini aku buta akan masa depan. Di tengah misteri Keluarga Midnight dan kebangkitan Ras Mata Merah yang bergerak di luar kendali penulisnya, aku harus bertahan hidup.
Pokoknya Sharon Lux harus selamat.
Alasannya sederhana: AKU GAK MAU MATI DALAM KEADAAN LAJANG!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
MATA coklat hazel itu terbuka lebar, seorang gadis terbangun dari mimpinya. Bukan aroma bunga atau linen bersih yang menyambutnya, melainkan bau apek yang merusak hidung–sebuah bau busuk, lantai lembab, dan definisi murahan. Ia mengerjap, mencoba menghilangkan rasa sakit di kepala.
Kepalanya terus berdenyut Ia mencoba bangkit, tetapi gerakannya terhenti oleh bunyi denting logam.
Ketika dia menoleh ke arah tangan, ia terkejut.
“Tidak mungkin!”
sebuah borgol logam berkarat melingkari pergelangan tangan kirinya, dihubungkan oleh rantai pendek ke jeruji besi tebal di samping tempat tidur sempitnya. Matanya yang sebelumnya hanya terkejut kini membelalak ngeri.
Ini bukan kamarnya yang cerah. Ini adalah sel. Penjara. Dindingnya abu-abu kusam, di salah satu sudut ada kloset jongkok baja yang menyedihkan, dan satu-satunya sumber cahaya adalah jendela kecil setinggi langit-langit yang tertutup kawat.
“Kenapa aku ada di penjara? Apa-apaan ini!?” Suaranya bergema, tapi tak ada jawaban. Hanya tetesan air yang jatuh ritmis dari langit - langit.
Lalu ia mencoba untuk menerka kembali ingatan. Yang dia ingat hanyalah suara klakson dan rasa dingin di tulang.
“Apa ini … mimpi?”
Ia menampar pipinya. Nyeri terasa sangat nyata.
“Tidak ini mustahil … aku harus segera bangun.”
la menutup mata, mencoba memaksa diri keluar dari mimpi. Tapi yang terasa hanyalah dinginnya lantai, besinya borgol, dan tubuh yang terasa berbeda. Jika dia masih hidup ia harap berada di rumah sakit alih alih penjara.
Namun setelah mencoba bergerak ia baru menyadari bahwa, tubuhnya lebih kecil. Rambutnya panjang, jatuh melewati bahu.
la menatap pergelangan tangannya-kulitnya lebih putih, lebih halus. Bukan tangannya sendiri.
la menatap pantulan samar di permukaan baja toilet di sudut ruangan. Dan di sana adalah seorang gadis muda berwajah anggun, dengan mata hazel yang redup dan rambut merah maron yang kusut.
“Ini bukan wajahku … ini kan …sebentar … wajah siapa ini?”
Tiba - tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Gadis itu mendongkak cepat.
Seorang datang membawa letara. Berseragam kerajaan. “Sudah sadar rupanya, Nona Sharon” suara berat itu terdengar sinis. “Duke Lux memerintahmu untuk datang ke kediamannya besok pagi, bersiap-siaplah.”
Bagaikan tak mau berlama - lama disana, pria itu langsung pergi meninggalkan tempat, membiarkan si gadis mematung di tempat.
“Sharon?” ia bergumam, entah kenapa dia pernah mendengar nama itu di suatu tempat, tapi dimana? Ia berpikir panjang, mencoba menerka ingatannya.
Lalu seolah sadar akan sesuatu, ia pun sekali lagi menatap ke pantulan melalui baja toilet di sudut ruangan.
“Warna rambut merah ini … mata hazel ini … dan tubuh pendek ini! Dan nama yang disebut pria barusan, jangan bilang!”
Gadis tersebut tampaknya telah mengingat sesuatu.
“Sharon Lux! Aku berada di tubuh tokoh antagonis yang pernah kutulis pada jaman SMP?”
Seketika saja dadanya terasa sesak, dia berusaha menolak kejadian absurd ini. Tapi setiap detail begitu nyata.
Sebelumnya, dia adalah Lunar, seorang penulis web novel yang terkenal, hal yang dia ingat hanyalah dia pergi ke supermarket untuk membeli minuman soda, lalu dia menerima kecelakaan dan begitu terbangun berada di dunia novel yang dia ciptakan sendiri.
Ini bukan mimpi maupun ilusi melainkan kenyataan.
“Ini mainstream banget! Ini bukan cerita novel transmigrasi Murahan! Dan lagi pula dari sebanyak karakter kenapa harus Sharon? Karakter antagonis yang akan segera dieksekusi mati?”
“Oh,ya pria barusan juga mengatakan tentang duke lux?” Karena novel yang dia tulis sudah agak lama, dia harus mengingat sesuatu terlebih dahulu. Barulah dia sadar
Duke Lux! — ayah dari Sharon dan pengadilan.
Ia kembali teringat, di novel yang ia tulis, bab selanjutnya adalah …
EKSEKUSI SHARON LUX
Awalnya Sharon akan dibawa untuk bicara empat mata dengan Duke Lux, lalu karena dinilai sudah berlebihan dia dibawa ke pengadilan, dan dia akan dieksekusi massal di depan orang orang - orang atas dugaan pembunuhan Althea Lux–protagonis wanita di novel ini.
Wajah sharon memucat, lalu ia berteriak dengan lantang, “INI TERLALU MAINSTREAM, MENDADAK BANGET! BESOK AKU MATI? AKU BAHKAN MASIH LAJANG SIALAN! SIAPAPUN TOLONG!”
..
THE PRIMAL HEARTS
Novel yang ia tulis dulu merupakan cinta klasik kerajaan. Ceritanya tentang seorang putri cantik yang sangat sempurna bernama Althea lux yang terkenal akan keanggunan, kecantikan, dan hati ya sangat jernih seperti malaikat. Althea memiliki adik yang tak lain adalah sharon sendiri.
Meskipun tidak berhubungan darah dan sering dikatakan sebagai anak haram duke Lux, namun Althea sangat sayang terhadap sang adik, walaupun sharon justru sebaliknya. Sharon justru menunjukan tindakan jahat, dengki serta iri hati dari sang kakak. Sharon sering melampiaskan amarah dan membuat ulah karena cemburu terhadap sang kakak, sehingga membuat reputasi sharon sendiri makin rusak di mata orang orang.
Hal ini dikarenakan Althea memiliki segala hal yang tidak dipunya oleh Sharon, sehingga dia iri hati. Kekayaan, keanggunan, kecantikan, paras, semuanya, bahkan perhatian dari seorang Pangeran tampan yang jadi idaman para wanita di kerajaan–Leon ardiant.
Tindakan pelampiasan amarah yang biasanya berupa kejahilan dan keisengan, berubah menjadi kebencian yang lebih mendalam, kini telah memuncak dan akhirnya sampai ingin merampas nyawa sang kakak Althea.
Ia benci dengan Althea yang telah merampas segala hal yang dirampas! Ia ingin sang kakak mati! Dengan pikiran tersebut Sharon mencoba merencanakan pembunuhan dengan memberikan racun ke minuman sang kakak.
Namun tentu saja tindakan sharon berhasil dicegah dan dia dikurung di penjara untuk beberapa hari sebelum akhirnya akan dibawa ke pengadilan dan dihakimi.
…
Itulah hal yang setidaknya ia ingat untuk sekarang.
“Huft,” sharon menghela napas. “sekarang aku ingat, aku memasuki plot pertengahan, dimana sharon tertangkap karena berencana meracuni Althea, ya?”
Sharon menggaruk kepala yang tidak gatal, pusing tujuh turunan. Banyak hal diluar nalar yang terjadi.
“Tapi bukankah ini terlalu cepat? biasanya plot novel seperti ini, aku akan di taruh di timeline dimana diberikan waktu sekitar 3 bulan sebelum eksekusi … ini besok udah eksekusi woi! aku bakal mati lo! Gak lucu sama sekali!”
Sharon masih memutar otak, mau bagaimanapun dia menolak takdir untuk mati besok. Ia akan memikirkan segala cara untuk mengubah nasibnya, dia menolak untuk mati! Ia gak mau mati dalam keadaan lajang.
“Sebentar …?” Kelopak mata Sharon terbuka, ia mulai mengingat sesuatu. “Bicara tentang rencana pembunuhan. Bukankah Bab selanjutnya adalah saat pembunuh yang disewa sharon bergerak”
“Kalau mengikuti plot novel, bab selanjutnya aku akan dibawa ke pengadilan untuk mendapatkan semua ganjaran, namun sebenarnya Sharon masih bisa dimaafkan. Paling tidak gak sampai dieksekusi.”
“Hal yang membuat Sharon dieksekusi adalah karena saat fase sidang pengadilan, salah satu pembunuh bayaran yang disewa oleh Sharon bergerak dan merenggut nyawa Althea. Sharon tidak berencana hanya dengan memberikan racun seperti amatiran, tapi juga menyewa pembunuh secara diam-diam dan tanpa diketahui oleh seseorang pun.”
“Saat Althea sedang sendiri, pembunuh bayaran itu menyerang dan menewaskan Althea, Lalu Leon yang melihat dengan matanya sendiri kematian tunangan tercinta, Althea.”
“Hal ini membuat Leon marah besar dan dengan kekuasaan yang dia miliki sebagai pangeran, dia memberikan perintah hukum eksekusi ke Sharon!”
“Itu artinya kalau aku menggagalkan pembunuhan alteha bukankah itu artinya aku akan aman? Asal aku bisa membuktikan bahwa aku tidak berbahaya bagi Althea aku akan aman.”
Sharon tertawa karena menyadari hal tersebut. “Hahaha … Yosh, besok akan ku gagalkan rencana tersebut, dengan begitu aku gak akan mati.”
“Betapa jeniusnya aku ini,” ucap Sharon penuh kesombongan terhadap diri sendiri, diiringi dengan suara tawa.
malah meme gw😭
Sharon sebagai antagonis palsu tuh bukan jahat—dia korban. Dan kita bisa lihat perubahan dia dari bab awal sampai sekarang.
pokonya mantap banget
rekomendasi banget bagi yang suka cerita reinkarnasi
dan villain
semangat thor