NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:682
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin dekat

"Untuk apa kita ada disini Matt?" Julia menatap Matt dengan bingung.

"Tentu saja menghabiskan waktu sekalian dinner." Matt menjawab pertanyaan Julia.

Matt mengulurkan tangan dan meraih jemari Julia. Membawa wanita itu memasuki kawasan  itu. Ia tahu pasti Julia terpesona dengan keindahan taman ini, yang telah ia desain dengan sebegitu indah.

Matt menghabiskan waktu bersama dengan Julia selama seminggu ini. Mereka berdua sudah jauh lebih dekat, dan ia menyadari jika Julia adalah sosok wanita yang tampil sederhana dan sangat humble.

Semua itu membuat Matt semakin mengagumi sosok Julia. Dan yang membuatnya semakin menyukai wanita itu, adalah bagaimana Julia yang tidak terlalu terobsesi oleh apa yang ia miliki.

Julia telah sadar dengan wajah dan kekayaan melimpah yang ia miliki. Namun semua itu tidak membuat Julia silau untuk merayu ataupun menggodanya. Benar-benar sosok wanita baik-baik.

"Wow! Indah sekali." Julia bergumam takjub ketika melihat keindahan taman itu. Yang ditata dengan sedemikian rupa.

Berbagai jenis hiasan lampu menyala di setiap taman. Membuat keadaan di taman itu terang benderang. Dan di tengah-tengah semua itu, terdapat sebuah meja dan juga dua buah kursi sebagai pusat untuk keindahan malam ini.

"Apa kamu menyukainya?" Bisikan suara Matt yang bertanya membuat Julia menoleh dan mengangguk.

"Sangat menakjubkan." Sekali lagi Julia menyampaikan penilaiannya.

Matt menarik tangan Julia mendekat ke arah meja. Dan di atas meja itu tersedia beberapa jenis makan malam yang terhidang, dan masih dalam keadaan hangat.

Sepertinya pelayan atau orang yang diperintahkan oleh Matt untuk menghidangkan makanan ini, baru selesai menghidangkannya.

"Silahkan duduk tuan putri." Matt menarik kursi dan mempersilahkan Julia duduk.

"Terima kasih."

 Tentu saja Julia senang dan merasa hangat oleh sikap Matt yang menurutnya sangat gentle. Ia duduk di kursi itu, melirik Matt yang memutari meja dan duduk tepat berada di hadapannya.

Di hadapan Julia saat ini telah terhidang makanan yang begitu menggiurkan.

"Aku harap kamu menyukai makan malamnya." Matt meraih pisau dan garpu, mulai memotong kecil-kecil steak yang terhidang di atas piring miliknya.

Setelah selesai dengan kegiatan itu, ia mengangkat piringnya dan meraih piring Julia. Meletakkan piring yang berisi steak yang telah ia potong untuk wanita itu.

"Terima kasih Matt." kembali Julia berterima kasih.

Selama dua minggu berada di kota ini. Julia bisa mengetahui jika Matt adalah seorang lelaki yang baik.

Mungkin saja Matt adalah lelaki yang suka keluar masuk sebuah klub malam. Dan bisa saja Ia memiliki kehidupan pribadi yang tidak sebaik saat ini. Saat ia perlihatkan di hadapan Julia.

Namun Julia merasa senang saat berdekatan dengan Matt sekarang. Untuk menjadi teman dari seorang Matt, Julia merasa sangat nyaman sekali.

Mengambil sendok dan garpunya, ia menekan sebuah steak yang sudah dipotong oleh Matt dan memasukkannya ke dalam mulut. Ia memejamkan mata dan menikmati makanan itu.

"Sungguh sangat enak sekali."

Matt benar-benar sangat pandai dan pintar mencari rasa yang membuat mulutnya semakin ketagihan. Mereka menikmati makan malam itu, disertai dengan beberapa perbincangan ringan.

"Jadi setelah tampil untuk acara itu minggu depan. Kamu akan langsung pulang ke kotamu?" Matt menyorot Julia yang masih terlihat sibuk dengan makanannya.

"Iya." Julia mengangguk kecil.

"Apa kamu tidak berniat untuk menghabiskan waktu lebih lama di kota ini?" Kembali Matt bertanya.

 Sedikit berharap jika Julia akan tinggal lebih lama di kota ini. Ia merasa belum puas untuk menikmati harinya bersama dengan wanita tersebut.

" Aku sangat merindukan mama dan kedua adikku." Julia menjawab perlahan.

"Kondisi Mama yang sering sakit dan harus rutin berobat ke rumah sakit. Membuatku tidak bisa meninggalkan Mama lebih lama lagi." Ia menjelaskan kepada Matt.

"Padahal aku sangat ingin menghabiskan hari bersama denganmu, seperti sekarang."

 Gumaman lirih dari Matt masih bisa didengarkan oleh Julia. Detak jantungnya berdetak semakin kencang oleh ucapan itu.

 Bahkan ia merasa wajahnya memanas, tersipu malu mendengar perkataan Matt.

 Bisakah ia berharap jika lelaki itu memiliki perasaan lebih terhadapnya?

" Bukankah kamu juga sering berkunjung ke kota kecil kami? Saat kamu berkunjung ke sana, kita bisa menghabiskan waktu seperti ini."

Tidak ingin membuat Matt berkecil hati. Julia menyampaikan beberapa hal yang bisa mereka lakukan saat di kota kecilnya.

"Tetap saja kita akan berpisah, jika aku bekerja di sini bukan?"

Tidak bisa menjawab lebih banyak atas perkataan Matt. Julia hanya memberikan seulas senyum kecil.

"Mungkin saja dengan performamu kali ini. Kamu bisa saja dilirik oleh salah satu produser musik kenamaan tanah air."

Matt meraih gelasnya yang berisi minuman. Menyesapnya sedikit dan memperhatikan Julia yang terdiam oleh perkataannya.

"Tidakkah kamu berminat untuk menjadi seorang penyanyi Julia? Karena terus terang, suara yang kamu miliki benar-benar sangat indah." Sengaja Matt mengatakan demikian, karena ia tidak ingin Julia mencurigai soal ia yang menyelidiki bagaimana kehidupan Julia selama ini.

Mendengar perkataan Matt, Julia meletakkan sendok dan garpunya secara perlahan. Meraih air putih, ia meminumnya sebelum menatap lelaki itu dengan sorot yang sangat serius.

"Sejak kecil, aku bermimpi menjadi penyanyi. Aku ingin mewujudkan impianku itu. Bahkan almarhum Papa juga mendukung impianku." Suara Julia sedikit tercekat saat menyinggung Papanya.

"Tapi impian itu aku kubur, begitu papa meninggal dunia dan menyisakan aku yang menjadi tulang punggung bagi keluarga. Seperti yang kamu ketahui, aku bekerja di klub malam menjadi penyanyi. Karena hanya di klub itu, aku bisa mendapatkan gaji yang lumayan besar. Juga dengan jadwal pekerjaan yang cukup singkat." Julia tersenyum dengan sorot yang sendu.

"Dan sekarang mungkin saja bukan, Jika kamu memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian menjadi seorang penyanyi?" Matt kembali mengingatkan.

"Jika aku menjadi penyanyi. Maka aku pasti harus meninggalkan Mamaku dan kedua adikku. Aku tidak ingin itu lagi." Suara lirih Julia membuat Matt tersentak.

"Kenapa seperti itu?" Tentu saja Matt semakin penasaran.

"Bagiku saat ini. Bisa bersama dengan mama dan kedua adikku, adalah impian terbesarku. Bahkan aku sudah memiliki impian dengan gaji fantastis yang aku dapatkan dari acara ini." Julia sangat antusias membicarakan niatnya pada Matt.

"Aku berkeinginan membuka sebuah toko bakery milik kami sendiri. Karena aku dan mama, beserta adikku Jeni, sangat menyukai membuat kue. Dengan memiliki toko kue kami sendiri, akan membuat kehidupan kami lebih baik. Dan yang pastinya, aku tidak perlu meninggalkan Mama terlalu lama." Julia menjelaskan.

"Jika aku menjadi penyanyi. Bukan tidak mungkin, dalam rentang waktu sebulan aku tidak bisa menemuinya. Dan aku tidak ingin itu. Karena mama harus rutin memeriksakan diri dan berobat ke rumah sakit."

Penjelasan dari Julia membuat Matt sedikit tergugah. Ia tidak menyangka sama sekali, jika wanita ini jauh lebih mementingkan keluarga dan mamanya, dibanding impiannya sendiri.

Julia memang sangat menakjubkan dengan pemikiran sederhananya. Di saat seseorang akan melakukan apapun untuk ketenaran. Tapi Julia lebih mementingkan orang yang ia sayangi.

Ia tersenyum menatap Julia. Wanita itu semakin mengagumkan di matanya.

..........................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!