kisah ini menceritakan tentang seorang tuan muda dari klan besar yg di sebut sampa karena tidak bisa berkultivasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WOURU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas dendam
Setelah satu hari mereka bertiga terus berlari melompat dari pohon kepohon dan Bing Hua terus memimpin jalan.
"Kakak Liyan sebenarnya kemana tujuan kita?" tanya Xiao Yi.
Yan Liyan yang mendengar itu menghela nafasnya.
"Aku tidak tahu adik Yi dan ini merupakan yang ke lima kalinya kau menanyakan itu." semenjak Xiao Yi bangun dari tidurnya dia terus menanyakan hal yang sama.
Xiao Yi yang sangat penasaran kemana tujuan mereka melesat meninggalkan Yan Liyan di belakang dan menghampiri Bing Hua.
"Kakak Hua kemana tujuan kita.? tanya XiaoYi.
Bing Hua menoleh kearah Xiao Yi yang ada disampingnya.
"Kau akan tahu nanti." jawab Bing Hua.
Xiao Yi yang mendengar jawaban singkat dari Bing Hua terdiam dan berjalan mengikutinya tanpa banyak berbicara.
Sementara itu Yan Liyan yang berada di belakang mereka.
"Sistem bagaimana kondisi rubah itu? dan bagaimana dengan Mei Lin apa dia sudah menerobos lagi?"
[Ding... Rubah Elemen sudah sembuh tuan tinggal menunggunya sadar dan Mei Lin sedang dalam masa menerobos tuan, sistem sarankan tuan untuk jangan mengganggunya.]
Yan Liyan yang mendengar itu tersenyum karena hanya menunggu waktu sampai Rubah itu sadar.
Dan mengangguk ketika mendengar Mei Lin dalam masa penerobosan berkat tanaman lotus api keabadian yang diberikan Yan Liyan Kepada-nya waktu memasukanya kedalam invetory.
"Jadi seperti itu ya..."
"Sistem apakah aku bisa membuat kontrak dengan dua binatang mitos?"
[Ding... sebenarnya itu mustahil bagi orang lain tapi tuan berbeda, tuan memiliki semua Elemen ditambah tubuh kekosongan yang bisa menampung semua energi.]
[Rubah Elemen sebenarnya tidak bisa dijadikan hewan kontrak karena ketidak cocokan elemen antara hewan kontrak dan tuanya.]
Yan Liyan yang mendengar itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Hmm aku sangat mengerti tentang hal itu." gumamnya
'Dalam mengontrak binatang harus melihat kecocokan elemenya.
Misalnya seseorang yang memiliki elemen kegelapan tidak bisa mengontrak binatang ber Elemen cahaya.
karena elemen yang berlawanan dan jika memaksa maka dantian pengontrak akan rusak.
Dan jika tidak rusak pun semuanya akan sia-sia karena jika mereka menggabungkan serangan maka serangan itu tidak saling menguatkan tapi sebaliknya yaitu saling melemahkan.' pikir Yan Liyan.
"Tapi tubuhku ini sangat berbeda, memiliki semua elemen dan bisa menampung segala Energi termasuk Energi yang berlawanan
Bukankah ini suatu hal yang luar biasa?" gumam Yan Liyan.
Saat Yan Liyan sedang mengagumi sesuatu tiba-tiba terdengar suara yang akrab memanggilnya.
"Tuan kita hampir sampai, sebaiknya kita istirahat dulu sambil menyusun rencana." ucap Bing Hua.
Yan Liyan yang mendengar perkataan Bing Hua berhenti dan menatap Bing Hua dengan ekspresi bingung.
"Rencana? untuk apa kita menyusun sebuah rencana?" tanya Yan Liyan pada Bing Hua.
"Rencana untuk menghilangkan rasa bosan tuan dan sekaligus membalas dendam pada salah satu organisasi pembunuh bayaran darah dingin." ucap Bing Hua dengan tatatapan kebencian.
"Seperti itu ya.." gumam Yan Liyan.
'Dia ini cukup cerdik, memberiku saran agar tidak melanjutkan perjalanan ke ibukota dan memanfaatkan rasa bosanku untuk membantu-nya dalam membalaskan dendam." batin Yan Liyan.
"Kau telah mempelajari sifatku tadi malam dan kau memanfaatkannya untuk balas dendam, Aku sama sekali tidak keberatan dengan hal itu
Tapi, selalu ada batasan untuk itu." ucap Yan Liyan.
Bing Hua mengangguk ketika mendengar perkataan tuanya.
"Aku tidak memanfaatkan anda tuan, Aku melakukan ini karena arah tempat ini searah dengan ibukota walaupun sedikit berbeda.
Dan aku berpikir untuk membalaskan dendamku sambil melanjutkan perjalanan." ucap Bing Hua meyakinkan tuanya yang salah paham terhadapnya.
Yan Liyan yang mendengar itu merasakan tidak ada kebohongan dalam kata-katanya lagipula dengan pil darah yang diberikan pada Bing Hua, Yan Liyan bisa merasakan adanya kebohongan dari Bing Hua.
"Hmm.. Aku mengerti." ucap Yan Liyan.
'Lagipula ini bisa menambah poin sistemku.' batinya
"Jadi apa rencana kita?" tanya Xiao Yi yang dari tadi memandang mereka berdua.
"Dengarkan aku baik-baik." ucap Yan Liyan.
"Rencana kita yaitu memberikan serangan skala besar secara mendadak pada organisasi pembunuh bayaran itu."
Setelah beberapa menit kemudian....
"Baiklah, itu adalah tahapan rencanaku apa kalian berdua mengerti?"
"Aku mengerti tuan." ucap Bing Hua lalu melesat kearah tempat organisasi itu.
"kakak Liyan bukankah kakak Hua terlalu bersemangat?" Xiao Yi melihat kearah Bing Hua melesat dengan cepat.
"Bukankah itu sangat bagus?"
"Umm.. itu memang bagus tapi itu membuatku khawatir denganya."
"kenapa kau mengkhawatirka-nya?" tanya Yan Liyan.
"kakak Liyan apa kau tidak mengerti dia itu seperti hidup hanya untuk membalaskan dendamnya, bahkan Dia rela menjadi budakmu hanya untuk mendapatkan kekuatan."
ucap Xiao Yi dengan ekspresi khawatir dengan Bing Hua.
"Adik Yi, semua orang di dunia ini mempunyai tujuan untuk hidup tapi ketika tujuan hidup dan kebahagiaan kita dirusak oleh orang lain maka hanya ada dendam dan ambisi untuk orang itu, termasuk Bing Hua."
"Sebenarnya aku juga pernah merasakan hal sama sepertinya tapi aku masih berpikir jernih karena masih ada orang yang mengkhawatirkanku [Yan Lin]." ucap Yan Liyan.
Xiao Yi yang mendengar itu mengangguk.
"Jadi bagaimana kita bisa membuatnya bisa berpikir jernih sama sepertimu?"
"Hm.. dengan cara mendukungnya dengan cara itu dia tidak akan merasa sendirian dan merasa bahwa dia masi mempunyai orang-orang yang bisa dianggap keluarga." ucap Yan Liyan.
Xiao Yi yang mendengar itu menjadi bersemangat.
"Kalau begitu kita langsung saja menjalankan rencana ini agar dapat selesai dengan cepat."
ucap Xiao Yi menyusul Bing Hua yang berada di depan mereka dengan semangat.
Yan Liyan yang melihat itu tersenyum.
"Aku tidak menyangka jika orang sepertiku bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu.
Sungguh menyedihkan." gumam Yan Liyan.
'Aku mengatakan itu supaya bisa memberikan arahan yang menurutku benar padanya.' pikir Yan Liyan.
"Kakak Liyan kita sudah sampai." ucap Xiao Yi dengan pelan sambil menunjuk ke arah bangunan besar yang berada dikaki bukit.
"iya.., Aku tahu."
"Sekarang mari kita lakukan rencana yang kita bicarakan tadi!" ucap Yan Liyan.
"Aku mengerti."
ucap Xiao Yi sedangkan Bing Hua langsung menggunakan topeng salju, mengangguk dan mereka berdua berpencar menuju kesudut bangunan besar itu tanpa diketahui para penjaga.
Yan Liyan tersenyum.
"Ini akan sangat menyenangkan dan saatnya berburu poin sistem." ucapnya sambil tersenyum.