Wulan, seorang bayi perempuan yang diasingkan ke sebuah hutan karena demi menyelamatkan hidupnya, harus tumbuh dibawah asuhan seekor Macan Kumbang yang menemukannya dibawa sebatang pohon beringin.
Ayahnya seorang Adipati yang memimpin wilayah Utara dengan sebuah kebijakan yang sangat adil dan menjadikan wilayah Kadipaten yang dipimpinnya makmur.
Akan tetapi, sebuah pemberontakan terjadi, dimana sang Adipati harus meregang nyawa bersama istrinya dalam masa pengejaran dihutan.
Apakah Wulan, bayi mungil itu dapat selamat dan membalaskan semua dendamnya? lalu bagaimana ia menjalani hidup yang penuh misteri, dan siapa yang menjadi dalang pembunuhan kedua orangtuanya?
Ikuti kisah selanjutnya...,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutan
Selama tujuh tahun kepemimpinan Bisrah. Kondisi Kadipaten yang ada dibagian Utara semakin porak poranda.
Semrawutnya pemerintahan yang dipegang oleh orang yang bukan ahlinya, membuat kondisi perekonomian kian terpuruk.
Ditambah lagi besarnya upeti yang harus diserahkan ke Kadipaten, membuat rakyat semakin menderita.
Ditengah kegaduhan yang terjadi, Bisrah berniat hendak pergi ke hutan. Ia ingin menambah ilmu kesaktiannya, sebab kabar yang ia dengar, ada siasat pemberontakan dari para Tumenggung yang akan berusaha melengserkannya.
Bahkan ia mendapatkan informasi, jika kerajaan Medang Jaya yang menjadi pusat pemerintahan, ingin mengambil alih kadipaten menjadi bagian perluasan kerajaan.
Tentu saja hal itu membuat Adipati Bisrah merasa harus waspada, ibarat sebuah pepatah, sedia payung sebelum hujan.
Sebelum peristiwa itu terjadi, maka ia ingin mempertebal ilmu kesaktiannya, agar sapat menahan serangan yang datang tiba-tiba.
Ditambah lagi, peristiwa masa silam, dimana Adipati Wijaya yang hanya mengandalkan Senopati Adiyatama sebagai Jendral perang, tetapi bisa kecolongan. Sebab ilmu kanuragan yang dimilikinya tidak cukup kuat.
"Patih Kamandaka, aku pergi untuk sepekan, dan tolong kamu awasi pendopo . Katakan kepada Senopati Adiyatama untuk menambah pasukan prajurit, dan paksa para remaja ataupun para pria dewasa untuk menjadi prajurit, dan jika membangkang, maka culik paksa," titahnya kepada Patih Kamandaka.
Pria yang diberi emban tanggungjawab dipundaknya itu menganggukkan kepala dengan tegas.
Bisrah membawa pedangnya, dan ia melompat keatas punggung kuda, dan memacu hewan tersebut untuk membawanya ke hutan yang menjadi tempat tujuannya.
Setelah jauh berjalan, ia memasuki hutan yang cukup rimbun dan tidak tersentuh oleh manusia.
Ia menemukan sebatang pohon beringin yang tumbuh tinggi dan berusia ratusan tahun. Ia duduk dibawahnya, lalu duduk bersila, dan mulai berkonsentrasi untuk mencari wangsit dan bertapa.
Sementara itu, satu sosok buruk rupa berjenis kelamin betina yang sedang berada diatas sebuah dahan pohon sedang duduk mengamati buruannya.
Ia memiliki tubuh manusia, tetapi dengan rupa yang sangat menyeramkan. Kepalanya memiliki dua tanduk, rambutnya panjang dan gimbal.
Akuji juga memiliki dua bola mata yang berwarna merah menyala. Dua taring yang mencuat dari sudut bibirnya, terlihat menambah mengerikannya wajah wanita jadi-jadian tersebut.
Ia terlahir dari persilangan antara manusia kufur dengan iblis yang masa itu ia puja demi sebuah kedigdayaan dan juga kekuatan. Perkawinan silang itu melahirkan satu sosok titisan Iblis betina yang sangat mengerikan.
Saat bersamaan. Seekor babi hutan lewat dengan moncongnya yang mengendus aroma makanan yang akan ia jadikan santapan siang ini.
Hewan itu terus berjalan menuju batang pohon yang sudah tumbang dan melapuk. Disana terdapat banyak larva kumbang sebagai santapan.
Sosok makhluk setengah manusia bernama Akuji itu melompat turun dengan gerakan cepat, lalu menikam hewan yang sedang menjadi incarannya dengan menggunakan sebilah tombak.
Craaaaas....
Tombak itu berhasil melumpuhkan binatang buruannya, dan terdengar suara jeritan kesakitan...
Oiiikk... oooik....
Suaranya begitu sangat kesakitan dan akhirnya melemah, lalu tak terdengar lagi.
Sosok Akuji, yang bermakna Mati itu meraih hewan tersebut. Ia merobek dagingnya dan mencabik dengan rakus, ia melahapnya tanpa proses pemasakan terlebih dahulu.
Dalam hitungan detik, ia berhasil menghabiskan satu ekor induk babi hutan tanpa sisa.
Ia menyeka cairan kental berwarna merah yang berbau amis dan menempel disudut mulutnya, dan rasa kenyang itu membuatnya bersendawa.
Usianya masih 15 tahun, tetapi tubuhnya sudah sangat tinggi dan besar. Semakin hari pertumbuhannya semakin cepat, dan ia terus saja bertumbuh. Ia sangat menyukai darah dan itu adalah salah satu caranya untuk bertahan hidup.
Wuuuuuusss....,
Desiran angin bertiup tepat diwajahnya dan menghantarkan hawa panas. Ia mengendus aroma busuk yang sangat ia kenal, yaitu sosok iblis yang merupakan ayahnya, dan kini hadir didepannya.
"Akuji..., aku akan menurunkan semua ilmuku padamu, dan setelah kau dapat mempelajarinya maka turunlah Kekadipaten. Disana kau akan dipuja dan dianggap sebagai orang penting. Mereka yang memiliki iman setipis tisu, maka akan mudah untuk menjadi budakmu!" ujar sang Iblis dengan sangat pongahnya.
"Ajak mereka sesat bersamamu, dan kabulkan segala apa yang mereka inginkan, tetapi satu hal harus kamu ketahui, kelak akan ada seseorang yang menjadi penghalangmu, maka hancurkan-lah ia dengan caramu!" Pesan sang Ayah.
"Siapa orang itu?" tanya Akuji dengan suara parau.
"Ia seseorang yang mempunyai kekuatan yang sama denganmu, tetapi memiliki tujuan yang berbeda. Ia memilih jalan Tuhan-Mu, sedangkan engkau memilih jalan sesat, maka siapapun ia harus kau hancurkan!" ucap sang ayah dengan menegaskan kalimatnya.
"Bagaimana ciri-cirinya?" cecarnya tak sabar.
"Kecantikannya akan melemahkan siapa saja, dan kau jangan sampai terkecoh, sebab itu juga yang akan membuat Kadipaten dalam pengaruhnya."
Akuji hanya mengerutkan keningnya, yang mana reaksinya itu semakin memperburuk wajahnya.
"Apakah tidak ada musuh yang lainnya? Sekuat apa ia?" sosok buruk rupa itu semakin penasaran.
"Jangan kau meremehkannya, sebab dibalik kecantikannya itu tersimpan satu senjata yang melumpuhkan lawannya dengan sekejab, maka jangan pernah terkecoh," pesannya lagi.
"Ciiih...,apakah masih banyak yang lebih cantik? Sebab selama aku tinggal dihutan ini tidak satupun makhluk yang ku temui selain hewan liar dan diriku sendiri yang menjadi penghuni satu-satunya dihutan ini," jawab Akuji dengan sinis.
Ia menatap sang ayah, yang mana wajahnya sama buruknya dengan Akuji. "Pantas saja aku buruk rupa, ternyata wajahku menurun darimu," cibirnya dengan tak senang. Sebab sedari tadi sang ayah hanya memuji kecantikan gadis yang disebutkannya, tetapi tidak tau namanya.
"Jangan menghinaku, biar jelek begini, aku juga iblis yang punya rasa sakit hati," sahut Sang Iblis dengan tak senang.
"Cuuuih, sangat menyebalkan!" Akuji tampak semakin kesal. "Dimana aku dapat menemukan seorang pria? Rasanya sudah sangat tak sabar aku ingin bertemu dengan manusia,"
"Didesa kau akan menemui banyak pria, maka menikahlah dengan salah satunya, dan ia akan menjadi penyambung hidupmu dan orang-orang akan semakin menyanjungmu dengan segala kemampuan yang kau miliki, tetapi kau tidak bisa sembarangan menikah, sebab aku sudah memiliki calon untukmu,"
Seketika Akuji tersenyum seringai. Ia tak sabar untuk menantikan masa itu tiba.
"Apakah ada pria yang mau menikahi wanita dengan wajah yang buruk rupa sepertiku?" ia tampak begitu pesimis.
"Setelah kau mempelajari ilmu dariku, pergilah ke Kadipaten, disana ada seorang bernama Adipati Bisrah, dia akan menjadi suamimu, dan kekuasaan yang dimilikinya, akan membuatmu semakin ditakuti," pesan pria tersebut.
"Apakah ia sangat tampan?"
Sosok iblis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, ia sama jeleknya denganmu,"
Seketika Akuji membeliakkan kedua matanya. jika ia menikah dengan yang berwajah jelek juga,lalu apa gunanya?
"Ini penghinaan, dan aku tak sudi. Biarpun jelek., setidaknya aku dapat pria tampan, agar merubah keturunanku," protesnya.
"Terima saja nasibmu, kalau sudah jelek jangan banyak protes!" jawab Jolon dengan kesal.