Saga, sang CEO dengan aura sedingin es, tersembunyi di balik tembok kekuasaan dan ketidakpedulian. Wajahnya yang tegas dihiasi brewok lebat, sementara rambut panjangnya mencerminkan jiwa yang liar dan tak terkekang.
Di sisi lain, Nirmala, seorang yatim piatu yang berjuang dengan membuka toko bunga di tengah hiruk pikuk kota, memancarkan kehangatan dan kelembutan.
Namun, bukan pencarian cinta yang mempertemukan mereka, melainkan takdir yang penuh misteri.
Akankah takdir merajut jalinan asmara di antara dua dunia yang berbeda ini? Mampukah cinta bersemi dan menetap, atau hanya sekadar singgah dalam perjalanan hidup mereka?
Ikuti kisah mereka yang penuh liku dan kejutan di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beauty and The Beast 26
Rafael tersenyum lembut pada Nirmala. "Hai, beberapa hari lalu kita bertemu tanpa tahu nama masing-masing. Yuk, kita ulangi dengan memperkenalkan diri," ucap Rafael sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa ragu, Nirmala meraih tangan itu. "Nirmala," ucapnya. Rafael mengangguk sambil membawa tangan itu mendekati bibirnya dan mengecup punggung tangan Nirmala.
"Saya Rafael, Rafael Enzio Jovanka," ucapnya sambil menekan kata "Jovanka".
Mata Nirmala terbelalak. Ia enggan menyebutkan nama terakhirnya, tetapi pria ini dengan lantang dan bangga menyebutkan nama terakhirnya.
Nama yang sama dengannya, Jovanka. Siapa dia? gumam Nirmala.
Nirmala mendekati Rafael. Ia menatap mata yang penuh kebahagiaan itu. "Siapa?..."
Pandangnya menempel lekat, mencari secercah kebohongan di sorot mata Rafael namun tak ia temukan.
"Jovanka?" tanya Nirmala. Rafael tersenyum. "Jovanka? Dia papa kita. Beliau sengaja menyematkan namanya di belakang nama kita, agar musuhnya gemetar dan tidak berani melukai kita." Rafael menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan perlahan seolah mengeluarkan sesak di dadanya.
"Sayangnya, musuh papa itu licik. Mereka mengincar dirimu dulu, kemudian papa... Tapi Tuhan masih baik, menggantikan dirimu dengan bayi yang lain." jelas Rafael.
"Dari mana kamu tahu kalau aku adikmu?"
Rafael langsung meraba lengan atas Nirmala. "Disini, ada tanda merah yang nyaris membentuk kelopak bunga." Kening Nirmala berkerut. Bagaimana pria itu tahu tentang tanda lahirnya?
Ingatannya menembus ke masa lalu, saat Rafael tak sengaja menarik kemejanya hingga sobek. Setelah mengingat, ia mengangguk pelan. "Apa ada yang lain?" tanya Nirmala.
Rafael mengangguk, meraih benda pipih dari saku jasnya, lalu mengarahkan layar ponselnya pada Nirmala di sana tergambar jelas tes DNA yang dilakukan seminggu lalu oleh Rafael. Saat tangannya melindungi kepala Nirmala dari siraman cat,ia mengambil beberapa helai rambut Nirmala dan mencocokkannya dengan rambutnya.
Pengelihatannya berkabut, matanya dipenuhi air mata. "Ternyata aku masih punya keluarga?" ucap Nirmala tak percaya. Rafael merentangkan tangannya, dan Nirmala pun menyambutnya, memeluk erat tubuh kakak kandungnya itu.
Keluarga satu-satunya yang baru ia temukan. "Apa Mama dan Papa masih ada?" tanya Nirmala ragu.
Rafael tersenyum dan kembali membawa kepala Nirmala ke dalam dekapannya. "Mama masih ada tapi... " Ia ragu mengatakan pada Nirmala bahwa ibunya kini dirawat di rumah sakit jiwa.
"Besok saja. Jika ada waktu luang, aku akan membawamu menemui Mama. Papa... beliau sudah tidak ada." Rafael berbicara, "Papa dan mobilnya ditemukan terperosok di jurang sedalam lima puluh meter. Sudah terlambat untuk menolongnya." Ia menceritakan kisah itu dengan tenang, tanpa nada suara yang bergetar seolah hatinya sudah ikhlas menerima apa yang ditakdirkan.
Nirmala mengangguk. "Kakak?" pangilnya pada Rafael.
"No! Abang," ucap Rafael membenarkan panggilannya.
Ia melepaskan pelukannya. "Mulai sekarang, lakukan apa yang menurutmu benar. Jangan takut jika kamu benar—sisanya serahkan pada Abang, oke?" ucap Rafael.
Nirmala mengangguk. Raditya yang sedari tadi bersembunyi pun kini menampakkan batang hidungnya.
"Sudah kukira ini akan terjadi, tapi aku tak ingin memiliki pemikiran sendiri. Karena aku tak pernah mendengar kalau dirimu mencari adik perempuanmu yang sudah lama hilang," ucap Raditya sambil berjalan santai mendekati Nirmala dan Rafael, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana.
"Ya, kamu benar. Tuhan yang mempertemukan aku dengan adik cantikku ini," ucap Rafael sambil mencolek dagu Nirmala.
"Saga, apakah kamu tidak ingin memberi pelajaran?" Raditya mengerek. "Bertambah pendukungmu setidaknya kalau kamu tidak jadi istri seorang Saga, kamu tidak akan jatuh miskin," ejeknya.
Nirmala mengangguk. "Baik, ayo temani aku memberi pelajaran pada pria plin-plan itu, kakak—Abang." ucapnya sambil meraih kedua tangan pria yang menjadi kakak dan abangnya, sambil bergantian menatap keduanya.
Ketiganya jalan beriringan dengan Nirmala di tengah. Pandangan orang-orang seketika beralih pada mereka. Angela menggoyangkan lengan suaminya. "Akhirnya anak perempuan ku yang satu itu mendapatkan keluarga yang sebenarnya," ucap Angela sambil meneteskan air mata.
Maxim membawa sang istri ke dalam pelukannya. Sebenarnya ia pun sudah tahu tentang seluk beluk Nirmala. Jovanka sahabatnya di masa muda juga sudah banyak membantu dirinya saat perusahaan sedang jatuh bangun.
Dari sinilah Maxim ingin membalas kebaikan sang sahabat dengan menjaga anak perempuan nya itu, meskipun dari kejauhan.
Ketiganya berhenti tepat di depan Saga dan Melan yang sedang menikmati minuman di tangan mereka. Di sana sudah ada Ace yang berdiri di tengah keduanya.
Saga langsung menghubungi Ace saat ia tahu Melani mengikuti dirinya. Ia tak ingin Nirmala memiliki pikiran buruk tentang dirinya Saga hanya ingin hidup bersama Nirmala, memiliki banyak anak dan keluarga yang bahagia.
Nirmala melepaskan gandengan tangan keduanya, kemudian maju mendorong pundak Melan agar sedikit memberinya jalan.
Ia meraih minuman milik Saga, menahan cairan itu di mulutnya. Kemudian Nirmala mulai mengecupi leher Saga dan membasuhnya dengan cairan minuman karena tadi ia melihat wanita itu mencium leher Saga, jadi ingin membersihkannya.
Melan tak terima. Ia melayangkan tangannya, tapi dengan cepat Nirmala menangkap tangan itu dan menghempaskannya dengan kasar hingga Melan meringis kesakitan.
Nirmala menatap wajah Melan dengan raut wajah mengejek. "Pria ku, tidak ada yang bisa mengganggu kecuali pria ku menginginkan mu," ucap Nirmala, kemudian ia langsung menatap wajah Saga.
Sorot matanya yang tajam seperti belati yang siap menusuk kapan saja, membuat Saga gelagapan.
Ia dengan cepat mengangguk dan meraih pinggang Nirmala, merapatkan tubuhnya. "Aku sudah memiliki calon istri, jadi.... menjauhlah mulai dari sekarang," ucap Saga dengan penuh penekanan.
Ace, Raditya, dan Rafael menatap bangga pada adik perempuan mereka. Ya, Nirmala memiliki banyak kakak meski bukan sedarah, tapi percayalah, mereka begitu menyayangi Nirmala seperti adik kandung sendiri.
Seperti Ace, contohnya. Ia berani menyembunyikan Nirmala, meskipun pada akhirnya penulis yang menyatukan Saga dan Nirmala kembali.
Hai Hai, terimakasih banyak masih menunggu Saga dan Nirmala upload, mohon maaf jalan cerita nya yang mungkin belibet.
Aku tetap membuka kritik dan saran, aku ini hanya ibu rumah tangga yang melepaskan khayalan nya dengan menulis, semoga kalian syuka ❤
Bantu aku dengan subscribe like and komen.