NovelToon NovelToon
Bukan Upik Abu

Bukan Upik Abu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ceriwis07

Mereka melihatnya sebagai Upik Abu. Mereka salah besar. Regina adalah CEO muda yang menyimpan rahasia besar. Di rumah mertua, ia menghadapi musuh yang tak terlihat dan cinta yang diuji. Mampukah ia mengungkap kebenaran sebelum terlambat? Ataukan ia akan kehilangan segalanya? Kisah tentang cinta, keluarga, dan rahasia yang bisa mengubah takdir seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Upik Abu Eps 33

Rumah itu ditumbuhi rumput setinggi lutut orang dewasa, tanaman menjalar pun turut menghiasi dinding kayu, seolah memeluk erat rumah mendiang Ibu Sundari.

Daun-daun kering yang berserakan tertiup angin menambah kesan bahwa rumah itu tak berpenghuni. Bukan tak berpenghuni, melainkan penghuninya yang enggan berbenah.

Di dalam rumah, piring-piring kotor menumpuk di wastafel, sebagian bahkan sudah berjamur, dan cipratan minyak menghiasi lantai dapur.

Rak piring kosong, sepi seperti hati penghuninya yang telah lama pergi. Tempat sampah meluap, isinya berserakan, menciptakan aroma tak sedap yang menusuk hidung.

Sarang laba-laba menghiasi sudut-sudut rumah, bagaikan dekorasi usang yang tak pernah disentuh. Debu tebal menempel di setiap tirai, menghalangi cahaya mentari untuk masuk.

Lantai kamar mandi yang semula putih kini menghijau, lumut tumbuh subur di setiap sudutnya.

Kloset yang dulu merah kini menghitam, menjadi saksi bisu kelalaian penghuni yang mendiaminya.

Mira asyik bergaya di depan layar ponselnya, meniru setiap gerakan dari aplikasi Toktok.

Begitu pula dengan Sandra, yang tenggelam dalam dunia ponselnya di kamar. Kedua wanita itu memang memiliki paras yang menawan, namun siapa sangka jika keduanya terlalu malas untuk membersihkan rumah.

Bagas dan Indra? Mereka sudah tak punya waktu untuk mengomentari keadaan rumah. Mereka pulang larut malam dan berangkat pagi buta.

Bagi mereka, yang terpenting urusan kampung tengah dan perkutut mereka terpenuhi, urusan lain bisa diatur nanti.

Tidak jarang para tetangga menasihati Mira dan Sandra, bahkan Ibu rete pun ikut turun tangan menasihati keduanya.

Namun, nasihat itu bagai angin lalu bagi mereka. Jika pun mereka menanggapi, setiap kalimat nasihat akan diterima sebagai tanda bahwa tetangga hanya iri dengan kebahagiaan mereka.

Sungguh miris, Regina dan Bima pun enggan untuk berkunjung, apalagi mengingat sifat kedua wanita itu yang kurang baik.

Rasa malas menghantui Bima dan Regina. Biarlah jika disebut lupa dengan saudara, setidaknya Bima dan Regina masih memberikan pekerjaan kepada Indra dan Bagas.

Meski selalu mendapat laporan yang kurang mengenakkan, Indra semakin semena-mena sejak diangkat menjadi manajer di kantor cabang.

Bagas pun lebih senang memerintah bawahannya. Meski hanya seorang supervisor, ia tak mau tahu apa yang terjadi.

Bagas hanya peduli semua beres, bahkan jika harus dilakukan dengan cara yang tidak masuk akal sekalipun.

*****

Di kamar yang dihiasi berbagai ornamen planet dan miniatur pesawat, Regina duduk di tepi ranjang. Sementara Bima duduk di hadapannya, asyik mengajak bicara calon buah hati mereka.

Usia kandungan Regina yang sudah menginjak tujuh bulan, membuat bayi dalam kandungannya sudah bisa diajak bercanda. Responnya berupa tendangan dan gerakan seperti ombak di permukaan perut Regina.

"Aduh," Regina meringis karena tendangan bayinya cukup kuat.

Bima tersenyum, mengelus perut buncit Regina, dan menciuminya dengan gemas.

Bima menggendong Regina dan memindahkannya ke kamar mereka. Hari ini sudah cukup melelahkan bagi Regina.

Regina sendiri yang mendekorasi kamar anak mereka, namun untuk bagian yang tinggi, Bima yang mengerjakannya.

Di rumah ini tidak ada asisten rumah tangga yang menginap mereka pulang setiap sore.

Regina tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan hanya memasak. Namun, ia sering mencuri-curi waktu.

Saat Bima masih terlelap, Regina akan bangun lebih dulu untuk memasak sarapan bagi suaminya, karena memasak adalah hobinya sejak kecil.

Bi Minah membiarkan saja majikannya mencuri-curi waktu, ia sangat paham karena sewaktu mendiang suaminya masih ada saat dirinya berbadan dua juga.

"Nyonya mau masak apa?" tanya Bi Minah dengan suara berbisik.

"Mau masak sup ayam, Bi. Semalam Bima mengeluh tenggorokannya tidak nyaman," ucap Regina sambil memotong sayuran.

Aroma masakan menguar ke seluruh ruangan, mengusik penciuman Bima yang baru saja bangun dari tidurnya. Bima menggelengkan kepalanya, mendapati sang istri sudah menghilang dari pandangan.

Bima bangkit dan mencuci muka di wastafel. Setelahnya, ia pun keluar dari kamar menyusul Regina. Di dapur, pandangannya mengedar mencari sosok sang istri.

Matanya pun menangkap sosok wanita yang tengah asyik mengaduk sesuatu di dalam panci yang berada di atas kompor. Bima mendekat dan memeluk erat tubuh istrinya dari belakang, membuat Regina terkejut.

"Akh... Sudah bangun?"

Cup! Regina langsung mendapatkan ciuman tepat di bibirnya. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan Bima.

Bima melihat ke bawah, ke bagian kaki Regina. Regina pun mengikuti arah pandangan sang suami. Menyadari dirinya yang tidak mengenakan sandal, membuat Regina tertawa kikuk.

Terakhir kali Regina tidak mengenakan sandal meski di dalam rumah, membuat dirinya terpeleset. Entah memang lantainya yang licin atau kaki Regina yang basah, tapi kejadian itu cukup membuat Bima senam jantung.

Di usia kandungan sang istri yang sudah menginjak delapan bulan, membuat Bima merasa was-was. Ia hanya takut kejadian terdahulu kembali terulang.

"Aku ambil sendal dulu," ucap Regina.

Namun, sebelum Regina beranjak, Bima terlebih dahulu menggendong tubuh istrinya, mendudukkannya di kursi meja makan, mematikan kompor, lalu Bima sendiri yang mengambil sandal milik istrinya.

Wanita mana yang tidak meleleh mendapatkan perhatian seperti ini? Bahkan author pun ikut merasakannya.

Mohon maaf jika jalan cerita nya makin kesana makin kesini, aku belum begitu sehat tapi tetap memaksa kan biar Regina dan Bima bisa Update.

Terimakasih banyak yang sudah sabar menunggu ❤

1
🚨🌹maly20🌹🏵️
Bagus banget nih novel, author terus berkarya ya!
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 terimakasih ❤️
total 1 replies
Azure
Endingnya puas. 🎉
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 kalau kakak puas 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!