Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maria di bully
Liburan kali ini benar-benar sangat berkesan khususnya untuk aku, maria dan juga Adrian..kami berkeliling pantai, menikmati indah nya senja.. dan bintang di malam hari.. Namun bagai mimpi yang mau tidak mau harus berakhir.. esok adalah hari terakhir..,kami harus pulang
"Mah.. bisa nggak kita terus di sini.. aya nggak mau pulang mah.. " rengek maria tiba-tiba
Aku dan Adrian tersenyum dan saling bertatapan..
"Sayang... lain kali kan masih bisa..kita menikmati liburan seperti ini.. tapi besok kita harus pulang dulu ya.. kan aya harus sekolah.. " bujukku sambil memeluknya
Maria tertunduk lesu ada kekecewaan tersirat di wajah nya..
"Aya mau pindah sekolah mah... " ungkapnya tiba-tiba.. aku melepaskan pelukanku.. dan menatap wajahnya
"Kenapa sayang.., apa ada yang nyakitin aya..? " tanyaku cemas
Adrian menghampiri kami.. dan memegang bahu
maria pelan
"Cantik,.. kalau ada yang berlaku kasar sama aya bilang sama om dokter ya.. "
Maria hanya terdiam dan tiba-tiba memelukku
"Aya nggak mau pulang mah.. aya nggak mau sekolah... " teriak nya pilu
Aku memeluk maria dengan perasaan tak karuan.
"Iya,.. ok.. aya nggak usah sekolah dulu.. tapi besok kita pulang dulu ya sayang.. "
Akhir nya maria mengangguk sambil terus memeluk ku.
...****************...
"Terima kasih ya dri.. untuk liburan kali ini.. kami benar-benar menikmatinya.. " ucapku setelah kami sampai di halaman rumahku
Adrian tersenyum dan menghampiri maria
"Cantik,.. semoga lain kali kita bisa liburan bersama lagi ya... " maria mengangguk dan memeluk Adrian..
Aku merasa ada yang tidak beres dengan sikap putri kecilku itu.. Adrian menggendong maria hingga ke kamar nya..setelah kami berbincang dan bersenda gurau sebentar,..Adrian memberi isyarat agar aku keluar kamar..
"Aya tunggu dulu ya,.. mama mau ngantar om dokter pulang.. "
"Iya mah.. Hati-hati ya om dokter.. "
"Sampai jumpa cantik... "
Kami pun keluar kamar, Adrian mengajakku duduk di halaman depan
"Kiran,.. aku rasa ada sesuatu yang terjadi pada Aya di sekolah nya... lebih baik.. untuk sementara Aya nggak usah sekolah dulu.. " ucap Adrian cemas
Aku mengangguk setuju..
"Besok aku akan ke sekolah nya.. aku akan cari tau apa sebenarnya yang terjadi pada anakku.. " ujarku
"Ya sudah.. kalau gitu aku pamit dulu,.. kalau ada apa-apa kamu harus bilang sama aku.. " tegas Adrian memegang kedua bahu ku
Aku hanya bisa mengangguk.. hingga akhirnya Adrian pun berlalu dari hadapanku
...****************...
Matahari sudah mulai terasa hangat saat aku sampai di sekolah maria.. aku melihat beberapa orang tua murid menyapa ramah dan ku balas dengan senyuman.
"Bu kirana .. apa kabar..? " sapa bu eka orang tua silvi
"Alhamdulillah, kabar baik bu.. " jawabku singkat sambil melangkah ke ruang guru
"O, iya.. kata silvi aya beberapa hari ini nggak masuk sekolah kenapa ,aya sakit ya...? "
Aku hanya menoleh sebentar berusaha tersenyum
"Alhamdulillah,.. aya juga baik-baik saja.. hanya saja mungkin agak sedikit lelah jadi mau istirahat tidak masuk sekolah dulu.. "jelas ku mempercepat langkahku
"Bu kiran... apa kabar,.. silahkan masuk bu.. " sapa bu Wina saat aku sudah sampai di ruang guru
"Apa bu eka juga ada perlu ke bu Wina, kalau ada..silahkan ibu dulu biar nanti saya tunggu di luar.. " ujarku risih melihatnya terus mengikutiku
"O, nggak bu kiran... silahkan.. saya hanya hendak mengantarkan ibu tadi... " elak nya sambil kembali pamit meninggalkan aku dan bu wina
"Silahkan duduk bu.. " ucap bu Wina
"Terima kasih bu... "
"Bagaimana keadaan maria bu kiran,.. apa maria baik-baik saja..? " tanya bu Wina
"Alhamdulillah maria baik-baik saja bu, hanya... ada yang ingin saya tanyakan pada bu Wina tentang keseharian maria di sekolah.. karena entah kenapa akhir-akhir ini seperti ada yang maria sembunyikan dari saya bu.. Dan dia pun seperti enggan untuk masuk sekolah... "jelas ku
Bu Wina hanya terdiam..
"Maaf sebelumnya bu kiran.. tapi saya tidak tahu apa ini ada hubungannya atau tidak dengan sikap maria yang berubah.. " ujarnya kemudian
"Tempo hari memang,.. ada perkelahian kecil antara maria dan silvi tentang.... maaf ayah maria yang menikah dengan tante nya silvi... "
"O, iya.. saya sudah tahu soal itu bu,maria pernah cerita... " jawabku
"Nah,... setelah kejadian itu.. silvi selalu mengejek maria, bilang kalau ayah maria tidak suka sama maria sampai memilih pulang ke rumah tante nya.. tadi nya maria mengacuhkan nya.. tapi lama-kelamaan teman nya yang lain juga ikut mengejek maria... hingga mungkin itu yang membuat maria merasa tidak nyaman.. "jelas bu Wina panjang..
Aku hanya terdiam mendengar penjelasan bu Wina dengan hati teriris.. anak sekecil itu sudah merasakan pembullyan secara verbal oleh teman-temannya sendiri.
"Lalu,.. "
"Saya sudah memanggil orang tua silvi dan orangtua murid yang lain nya..dan menyuruh mereka meminta maaf pada maria... Tapi, sampai saat ini maria belum juga masuk sekolah.. "ujar bu Wina dengan hati-hati.
Aku berusaha menahan emosiku..
"Boleh, saya menemui anak-anak itu bu.. " pintaku
"Maaf Bu Kirana.. sebaiknya jangan.. saya takut nanti mereka.. " bu Wina gugup karena aku terus menatap nya
"Ibu takut mereka apa... takut melihat saya, atau takut mental nya terganggu karena saya..? "
"Bukan seperti itu bu kiran.. maksud saya.. "
"Ok,.. saya mengerti.. " tukas ku sambil beranjak dari duduk ku. "Tapi, saya boleh kan bicara dengan orang tua silvi.. " lanjut ku kemudian.
"O, iya silahkan,. tapi.. lebih baik di bicarakan baik-baik di sini ya bu.. " ucap bu Wina khawatir.
"Ok.. saya tunggu di sini.. " tegas ku kembali duduk menunggu ibu Wina yang keluar memanggil orang tua silvi.
"Iya bu kiran... Bagaimana..? " tanya bu eka gugup.
"Maaf bu Wina, boleh saya bicara berdua dengan bu eka.. " pintaku
"Saya tidak ingin banyak bicara lagi bu, saya yakin ibu sudah tahu permasalahannya kan..? " ujarku ketus
"Iya bu kiran,.. saya kira itu hanya bercandaan anak-anak.. " jawab nya membuat ku mendengus kesal
"Bercandaan,.. ibu pikir itu lucu.. ibu nggak berpikir itu akan mengganggu mental anak saya..? " hardik ku menahan emosi..
"Iya,.. saya minta maaf untuk itu bu.. tapi mungkin maria juga salah karena terlalu Baper untuk masalah ini.. " aku langsung berdiri mendengar ucapan bu eka.
"Baper??? maksud ibu anak saya baper? dimana letak baper nya..? silvi sudah bilang kalau anak saya seolah tidak di sukai oleh ayah nya sendiri.. ibu bilang baper???? "
"kalau saya bilang ayah silvi pergi dari rumah karena dia sudah gak tahan sama ibu apa ibu nggak akan marah..!! bentakku menahan emosi
"Bu kiran apa maksud bu kiran.. jangan bawa-bawa masalah suami saya...! bentak nya kesal
"Kenapa,.. sama saja kan..? silvi bilang ayah maria pergi karena nggak sayang sama maria... lalu ayah silvi dia pergi karena apa...? apa karena nggak sayang juga sama silvi ???! teriakku tak bisa menahan lagi.
" Atau silvi nggak tau kalau ayah nya yang sekarang bukan ayah kandung nya.. "tegas ku sinis
"Bu kiran,.. cukup ya.. jangan campuri urusan rumah tangga saya..! "
"Kalau begitu didik anak ibu juga supaya jangan mencampuri urusan rumah tangga orang lain..!! " tukasku bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.. . dengan emosi yang memuncak..