NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika
Popularitas:78.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Delapan Belas

“Pak Azka, Bu Amanda belum pulang juga?” suara Mbok Rini terdengar dari arah dapur, membuat Azka yang sedari tadi duduk di ruang tamu menoleh cepat.

Azka melirik jam dinding. Jarum panjang sudah melewati angka dua belas, pukul delapan lewat lima belas, malam.

Ia menarik napas berat. “Belum, Mbok. Biasanya jam segini udah sampai.”

“Mungkin Ibu terjebak macet, Pak," jawab Mbok Rini. Sejak Amanda kerja, di rumah memang ada seorang pekerja untuk membantu istrinya itu.

“Mungkin.” Azka mencoba tersenyum, tapi senyum itu hanya bertahan sepersekian detik.

Sudah lebih dari sejam ia mondar-mandir di ruang tamu. Kopi di meja sudah dingin, tapi belum disentuh. Pikiran dan hatinya penuh kegelisahan yang sulit dijelaskan.

Semuanya bermula dari telepon Mama sore tadi.

“Azka, barusan Amanda ke rumah.”

“Apa, Ma?” tanya Azka.

“Dia lihat Nathan.”

Sekujur tubuh Azka langsung kaku. Suaranya tercekat. “Dia lihat Nathan?”

“Iya. Mama nggak sengaja. Tadi Nathan main di ruang keluarga. Amanda datang tiba-tiba. Untung Papa cepat bawa anak itu ke atas.”

“Amanda bilang apa, Ma?”

“Nggak banyak. Tapi tatapan matanya beda, Nak. Mama rasa dia curiga.”

Sejak telepon itu berakhir, dada Azka tak berhenti berdebar. Dia takut Amanda sudah tahu sesuatu.

“Ya Tuhan,” gumam Azka, mengusap wajah. “Kenapa semua jadi begini?”

Ia berjalan ke jendela, menyingkap tirai. Hujan tipis turun, membasahi jalanan depan rumah. Lampu-lampu kendaraan lewat memantul di aspal yang basah.Pikirannya tak bisa tenang.

“Kalau semua tahu, aku habis,” bisiknya lirih. “Yuni bisa hancur. Amanda juga nggak akan maafin aku.”

Ia menatap jam lagi. Sudah pukul sembilan lewat lima belas. Amanda belum pulang. Telepon tak diangkat. Pesan hanya dibaca.

Azka berjalan mondar-mandir di ruang tamu, setiap langkah terasa berat.

Dia tak tahu apakah harus berharap Amanda datang dengan marah, atau justru dengan diam. Karena bagi Azka, diam Amanda selalu lebih menakutkan daripada amarahnya.

Pukul sembilan lewat lima puluh.

Suara mesin mobil berhenti di depan pagar. Azka langsung menyingkap tirai. Mobil putih itu, mobil Amanda akhirnya tiba.

Ia buru-buru membuka pintu, menunggu di depan. Begitu Amanda keluar dari mobil, ia menatapnya cepat. Wajah Amanda tampak letih, tapi matanya dingin, datar, seperti menyimpan sesuatu yang berat.

“Sayang .…” Azka mencoba bersuara selembut mungkin. “Kamu baru pulang? Udah jam sepuluh malam, loh. Dari mana aja?”

Amanda menoleh sekilas, suaranya tenang. “Tadi mampir ke rumah Mama.”

Jantung Azka serasa berhenti berdetak. “Ke rumah Mama?”

“Iya. Kasih kue dari kantor.”

“Kenapa nggak bilang dulu?”

Amanda melepas sepatu tanpa menatapnya. “Tadi spontan aja. Lagian cuma sebentar.”

Nada suaranya datar, tapi cukup membuat Azka gelisah. Ia mengikuti istrinya masuk, memperhatikan setiap gerak tubuhnya yang tampak santai tapi terasa dingin.

Biasanya Amanda akan langsung cerita, tapi malam ini dia hanya diam.

“Papa sehat?” tanya Azka pelan, mencoba terdengar biasa. Dia sengaja bertanya untuk

“Sehat,” jawab Amanda tanpa menoleh.

“Syukurlah,” ucap Azka lirih.

Amanda menaruh tasnya, lalu menuju kamar. Azka menyusul pelan, langkahnya ragu.

Dari arah kamar mandi terdengar suara air mengalir. Amanda sedang mandi.

Azka duduk di tepi ranjang, menatap ke depan. Hatinya bergetar tak karuan.

"Apa Amanda sudah tahu tentang Nathan? Tentang Yuni? Tapi kenapa dia tidak menyinggungnya sama sekali?"

“Kalau Amanda tahu …,” gumam Azka pelan. “Tapi kenapa diam?”

Air dari shower berhenti. Amanda keluar dari kamar mandi mengenakan piyama abu-abu muda, rambutnya masih basah. Ia menatap Azka sekilas.

“Belum tidur, Mas?” tanya Amanda singkat.

“Belum. Nunggu kamu,” jawab Azka pelan.

Amanda hanya mengangguk. Ia naik ke ranjang, mematikan lampu utama, dan berbaring membelakangi suaminya.

“Sayang .…” Azka mencoba membuka percakapan.

“Hmm?”

“Kamu capek, ya?”

“Lumayan.”

“Di kantor banyak kerjaan?”

“Seperti biasa.”

“Hmm .…”

Hening. Azka menatap punggung istrinya lama. Biasanya kalau Amanda pulang, mereka bercanda dulu. Tapi malam ini udara kamar terasa dingin dan berat.

Ia menarik napas, memberanikan diri, “Tadi di rumah Mama kamu lihat siapa aja?”

Amanda membuka mata perlahan. Pandangannya menatap gelap langit-langit. “Cuma Mama. Papa sempat kelihatan bentar. Ada anak kecil, Mama bilang anak saudara Mas."

Nada suaranya datar, tanpa emosi. Azka menelan ludah. “Oh, gitu ya."

Amanda menoleh perlahan, menatapnya sebentar. “Kenapa, Mas? Kamu kelihatan tegang banget dari tadi.”

Azka cepat-cepat menggeleng. “Enggak, cuma capek.”

Amanda tersenyum kecil, senyum yang tidak sampai ke mata. “Kalau capek tidur aja, Mas. Aku juga mau tidur.”

Ia lalu memejamkan mata, pura-pura tertidur.

Sementara Azka hanya bisa duduk di sisi ranjang, memandangi wajah istrinya dalam remang. Perempuan itu terlihat tenang, tapi Azka tahu ketenangan seperti itu bukan pertanda baik.

Di luar, hujan semakin deras. Azka akhirnya bangkit, berjalan pelan ke balkon. Udara malam dingin menusuk. Ia menatap ke langit gelap.

"Aku tak bisa membayangkan kalau akhirnya Manda tau semuanya, aku takut kehilangannya. Jika Yuni, aku yakin masih bisa memaklumi semuanya."

Beberapa saat kemudian, Azka kembali ke kamar, Amanda masih dalam posisi yang sama. Ia tampak tertidur, tapi saat Azka mendekat, matanya terbuka sedikit. Air mata menetes diam-diam di sudut matanya.

Amanda menangis bukan hanya karena kebohongan suaminya. Dia sedih setelah melihat begitu sayangnya sang mertua dengan Nathan. Dia merasa kalah. Dan lebih mantap mundur. Dia akan pergi tanpa Yuni tahu kalau dia pernah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga sahabatnya itu.

Amanda merasa, Yuni lebih berhak atas suaminya Azka. Bukan hanya karena dia istri pertama, tapi di antara mereka ada Nathan. Bocah itu masih sangat membutuhkan sosok sang ayah.

“Baiklah, Mas …,” gumam Amanda tanpa suara. “Aku nggak akan bertanya. Aku ingin lihat sampai kapan kamu kuat berbohong.”

Ia menutup mata lagi, berusaha menahan tangis. Sementara di sisi lain, Azka akhirnya berbaring, matanya menatap langit-langit.

Ia tahu badai akan datang. Ia hanya tidak tahu kapan.

Di luar, hujan turun semakin deras, membasahi jendela. Dan di dalam kamar itu, dua hati yang masih saling mencintai kini terpisah oleh dinding tebal kebohongan.

Satu karena takut kehilangan, satu karena menunggu kebenaran terbuka dengan sendirinya.

Dan malam itu, Azka berbisik pelan pada dirinya sendiri, "Besok. Mungkin besok aku akan jujur .…”

Tapi bahkan ia sendiri tahu, kata “besok” sudah terlalu sering ia pakai untuk menunda segalanya.

1
Apriyanti
lanjut thor 🙏
IndahMulya
laki2 kyk azka sebaiknya dilemyapkan saja. udah nyakitin 2 wanita. yuni minta cerai aja sama azka, jgn mengharapkan laki2 yg ga cinta sama kamu. biarin aja si azka ga dpt dua2nya
Alessandra
ulah siapakah hingga semua ini bisa terjadi ? hayo siapa yg egois bin beut 🤣 no komenlah aku 🤭
November
lanjut
Alessandra
aku pembaca moderat jadi aku ga akan maki-maki Yuni 🤭 padahal pengen beut 🤣
Alessandra
drama apa yg kau buat wahai Yuni 😄
Daulat Pasaribu
aku gk nyalahin manda sih toh dia juga di tipu,tapi kasian juga jadi yuni thor.mencintai suaminya berharap suaminya mencintai dia suatu saat nnti.kalau bisa sih thor yuni dpt cowok yg mencintainya.dan buat si azka menyesal thor gk dpt dua duanya
Valen Angelina
hari ini datang surat cerai Amanda...bsok mungkin surat cerai dari yunu🤣🤣🤣
Patrick Khan
mam..up 2 saja kah..q. tungguin dr td😭😭😄😄
Ma Em
Azka menyesal pun kamu sdh tdk ada gunanya lagi , lbh baik perbaiki hubunganmu dgn Yuni karena Yuni mungkinkah n msh mau memaafkan kesalahanmu kalau kamu benar2 tulus mau perbaiki hubunganmu dgn Yuni , biarkan Amanda pergi iklas kan saja mungkin emang Amanda bkn jodohmu lagi
Dewi Anggya
Azka pikir Yuni gk perasaan apa....udh lepasin aja Azka ini Yun ..
Supryatin 123
mending pisah sama dua2nya n cari pengganti sendiri2 aja thor.🤭🤭 lnjut thor 💪💪
Keysha Aurellie
Azka Azka gak tau lagi kamu kurang tegas atau apa dan segera ambil keputusan
Azka sulit untuk pisah sama Manda dan sulit juga menerima Yuni
terlambat Azka kenapa gak dari dulu menceraikan Yuni 😭
Riska Nianingsih
gk rela klo balik lg sm Amanda/yuni
Dew666
😍😍
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aneh jg ini laki2 dia yg tega malah bilang manda kn ngaca dong ini hasil dr perbuatanmu sendiri sepintar2 orang menyimpan bangkai akhirnya ketahuan jg Terima dong konsekwensinya wanita lbh hancur krna kau sakiti dan bohongi betul kt orangtuamu perbaiki hubunganmu dgn yuni krn dia sangat mencintai km dan dr dulu kan dia ga mau pisah dr km lagian kalian punya ank kasian ankmu nanti jg ikut menanggung akibatnya kau do'akan saja manda bertemu dgn laki2 yg baik dan jujur dan do'akan dia semoga bahagia
Sry C'cipit Tea
berarti secara tdk langsung oertu Azka lebih ngedukung Yuni... Azka yg begitu mencintai Manda...tp d tuntut harus memperbaiki hubungan dg Yuni..m
Teh Euis Tea
enak bgt ortunya si azka bilang milih yuni karna ada nathan, jgn mau km yun cm buat di jadikan cadangan doabg sedang cinta azka cm buat manda
faridah ida
denger itu apa kata mama kamu . mending balik ke Yuni biar Manda gak du salahin ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!