NovelToon NovelToon
Baby Twins Milik Ceo

Baby Twins Milik Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Nikah Kontrak / Penyesalan Suami
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Angkasa Lu merupakan seorang ceo yang kaya raya, dan juga Arogan. Karena traumanya dia membenci wanita. Namun, karena permintaan sang kakek terpaksa dia melakukan kawin kontrak dengan seorang perempuan yang bernama Hana. Dan begitu warisan sudah ia dapatkan, maka pernikahan dia dengan Hana pun selesai. Akan tetapi belum sempat Angkasa mendapatkan warisan itu, Hana sudah pergi meninggalkan pria itu.

Lima tahun kemudian, secara tidak sengaja Angkasa di pertemukan dengan Hana, dan juga kedua anak kembarnya. Pria itu tidak tahu kalau selama ini sang istri telah melahirkan anak kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

Dari balik pintu yang sedikit terbuka, suara tawa menggema, mengudara dengan keceriaan yang menular. Hana yang sedikit cemas anaknya mungkin mengganggu Angkasa di ruang kerjanya, tergesa-gesa menuju sumber suara itu.

Tangan Hana terangkat hendak mengetuk, namun rasa ingin tahu membawanya membuka pintu tanpa permisi.

Ceklek...

Mata Hana terbelalak, menyaksikan pemandangan yang tidak ia duga. Di sana, di ruang yang biasanya dipenuhi dengan aura serius, Angkasa duduk bersila di lantai, dengan putri kecil mereka, di pangkuannya. Mereka berdua asyik dengan tablet yang menampilkan gambar-gambar lucu, dan dari mulut keduanya terdengar tawa riang yang memenuhi ruangan.

Angkasa dengan sorot mata yang hangat dan senyum lebar, menunjuk sesuatu di layar, sementara Ciara dengan tangan kecilnya, mencoba menirukan aksi yang dilihatnya, yang menambah decak tawa mereka. Saking serunya mereka sampai tidak menyadari kalau sejak tadi Hana melihatnya.

Sudut bibir Hana perlahan terangkat, hatinya berbunga melihat interaksi yang hangat dan penuh cinta antara ayah dan anak itu. Perasaan khawatir yang sebelumnya mengusik, kini tergantikan oleh rasa syukur dan kebahagiaan.

Hana berdiri di ambang pintu, membiarkan gelak tawa itu memenuhi ruang hatinya, sambil menyaksikan dua orang yang paling ia cintai di dunia ini, terhubung dalam kebahagiaan yang tulus.

"Ada apa mom? Kenapa mommy tidak jadi memanggil Cia" tanya Xander penasaran.

Hana menatap lembut wajah Xander yang penuh rasa penasaran. Dia menarik tangan anaknya dengan lembut, mendekatkan diri di ambang pintu ruang kerja Angkasa

"Mommy tidak mau mengganggu mereka," bisik Hana, suaranya lembut namun terdengar sedikit berat, seolah menahan sesuatu.

Xander menatap kembarannya yang sedang bersama dengan ayahnya melihat sesuatu di laptopnya. matanya berkilau tapi ada sedikit kekecewaan yang terselip. Dia sangat ingin bergabung, namun ego kecilnya membuatnya ragu.

Hana menyadari hal itu, dia menekan bahu Xander dengan lembut. "Masuklah, ikutlah main bersama mereka," dorongnya, suaranya penuh harapan.

Wajah Xander berubah, pertentangan internalnya terlihat jelas. Dia menggigit bibirnya, berjuang antara keinginan untuk bergabung dan gengsinya yang tinggi. Rasa sakit atas perlakuan Angkasa kemarin masih membekas didalam ingatannya.

Ciara menoleh menyadari kehadiran orang lain di dalam ruanga tersebut, gadis kecil it berseru heboh memanggil kembarannya.

"Abang cini, videonya cangat lucu"

Xander tidak langsung menjawabnya, dia menoleh melihat kearah Hana seakan sedang meminta pendapat padanya.

"Masuklah, Cia memanggilmu" titah Hana.

Akhirnya, dengan dorongan lembut dari ibunya, dia mengangguk pelan. "Baiklah, Mom," ucapnya, suara kecilnya hampir tidak terdengar.

Dengan langkah gontai, Xander berjalan meninggalkan pelukan hangat ibunya menghampiri Ciara dan juga ayanya, hatinya berdebar-debar namun juga dipenuhi dengan rasa antisipasi.

Hana tersenyum, mengamati anaknya dengan penuh kasih, berharap Xander dapat melepas gengsi dan menikmati kebersamaannya dengan ayahnya.

Wanita itu menutup pintunya kembali, lebih memilih pergi, dan membiarkan kedua anaknya bermain dengan ayahnya.

******

Puas bermain bersama, Angkasa membawa anaknya menuju kekamarnya. Karena hari sudah larut malam.

"Mommy, Cia mau tidul cama mommy cama daddy" pinta Ciara dengan tatapan memohon, gadis kecil itu masih berada di gendongan Angkasa.

Hana dan Angkasa saling tatap, mereka merasa canggung dengan permintaan sang putri.

"Cia tidur sama daddy saja ya, mommy mau tidur sendiri di kamar sebelah" jawab Hana tidak enak tidur bersama Angkasa, setelah sekian lama berpisah dengan pria itu.

Seketika bibir Ciara melengkung ke bawah mendengar penolakan momnya,  matanya berkaca-kaca bersiap untuk menangis.

Angkasa menghelan nafas panjang, tidak tega melihat putrinya sedih."Baiklah kita tidur berempat" putus pria itu sambil melihat kearah Hana.

Hana tampak salah tingkah dengan keputusan Angkasa untuk tidur bersama di satu tempat tidur. Rasa canggung itu membuatnya membuang muka ke samping, berusaha menghindari kontak mata dengan laki-laki itu.

Angkasa menyadari kegelisahan Hana, tersenyum kecil. Di dalam hatinya, dia menggumamkan kata-kata yang penuh canda, “Ck, sudah punya dua anak masih saja salting.”

Dia merasa ada kehangatan khusus malam itu, suatu keintiman yang hanya bisa dirasakan oleh mereka keluarga kecilnya.

Dengan perlahan, Angkasa menarik tubuh Xander, putra mereka yang masih kecil, dan meletakkannya di sisi lain tempat tidur, berdampingan dengan Ciara yang sudah lebih dulu berada di tengah ranjang.

Kini, keempat anggota keluarga itu berbaring berdampingan, dengan Angkasa dan Hana di kedua sisi luar, mengapit dua buah hati mereka di tengah. Hana meski awalnya merasa canggung, kini mulai merasa nyaman dengan kedekatan ini.

Dia memandang Angkasa, lalu pada kedua anak mereka yang terlelap, dan merasakan sebuah ketenangan yang mendalam. Di sana, di antara hembusan nafas lembut anak-anak mereka, dia menemukan kebahagiaan yang sederhana namun begitu berharga.

"Daddy, becok jalan-jalan yuk, Cia cudah lama nda jalan-jalan" ucap Gadis kecil itu sambil memainkan dagu ayahnya yang di tumbuhi rambut tipis.

"Tukang drama, kita kan sudah jalan-jalan ke Seaworld sama mommy" seru Xander.

Ciara menatap kembarannya kesal, "Diam cih, memang apa calahnya kalau kita jalan-jalan lagi. Kemalin kan cama mommy, belum cama daddy" sewot Ciara. Kembarannya itu tidak bisa di ajak kerjasama.

Angkasa diam saja menikmati perdebatan keduanya, kamar tidur yang tadinya sepi kini berubah ramai. Pria itu tidak merasa terganggu, dia justru senang karena akhirnya tidak tidur sendirian lagi.

"Apa mereka sering berdebat seperti ini" tanya Angkasa kepada Hana.

"Eum, sifat keduanya sangat bertentangan. Xander sering kali di buat kesal oleh Ciara" jelas Hana.

Angkasa tidak lagi bertanya, ia juga sudah melihatnya sendiri. Xander lebih kalem daripada putrinya.

"Mau tidur atau mommy tinggal" ancam Hana.

"TIDUL MOMMY" pekik Ciara seraya memejamkan matanya memeluk tubuh ayahnya.

Sedangkan Xander lebih memilih memeluk sang ibu. Tak lama terdengar dengkuran halus dari keduanya, kedua boca kecil itu sudah terlelap dengan begitu nyenyaknya.

"Jangan terlalu keras, mereka masih anak-anak wajar saja kalau sering bertengkar seperti tadi" tegur Angkasa.

"Tapi mereka akan terus berdebat jika tidak di hentikan, yang ada mereka tidak tidur-tidur nanti" ucap Hana yang lebih mengetahui kebiasaan kedua anaknya.

"Tapi jangan di marahin seperti tadi" balas Angkasa membela kedua anaknya.

Hana merotasi bola matanya malas, wanita itu lebih memilih memejamkan matanya daripada bertengkar dengan Angkasa.

*****

"Daddy, jadi nda jalan-jalannya" tanya Ciara.

"Tidak sekarang ya sayang, nanti tunggu daddy libur. Hari ini Daddy banyak pekerjaan yang tidak bisa di tinggal" ucap Angkasa.

Ciara menatap Angkasa dengan tatapan penuh kekecewaan, bibirnya sedikit menggembung menahan rasa sedih yang menggebu.

"Maafkan Daddy, ya sayang. Hari ini benar-benar banyak pekerjaan, kemarin kan daddy sudah libur temani Cia di rumah sakit" ujar Angkasa suaranya lembut namun terasa berat.

Kaki kecil Ciara melangkah gontai menuju pintu utama. Dia duduk di tepi teras, menopang dagu dengan tangan, matanya sayu memandang ke luar. Di sana, sopir Angkasa sedang mencuci mobil dengan telaten. Semilir angin berhembus, namun tidak cukup untuk mengusir kekecewaan dalam dada Ciara.

Dalam hatinya, gadis kecil itu bergumam, "Pelacaan cama aja, cekalang Cia juga libul." Seolah-olah hari ini adalah hari yang seharusnya dipenuhi dengan tawa dan ceria bersama ayahnya, bukan duduk sendirian di teras.

Ciara terlalu kecil untuk mengerti konsep hari kerja dan akhir pekan. Baginya, setiap hari adalah hari yang sama, hari di mana dia selalu memiliki waktu luang tanpa kegiatan sekolah yang mengikat. Namun, kenyataan bahwa ayahnya tidak dapat menemaninya hari ini membuatnya merasa seperti ada sesuatu yang sangat besar dan penting telah hilang dari dunianya.

Tak lama Angkasa menyusul putrinya."Marah" tanyanya sambil memegang bahu putrinya.

Ciara menepis tangan daddy nya, "Nda ucah centuh-centuh Cia" sewot Ciara.

Angkasa terus berusaha membujuk putrinya, namun tidak berhasil juga. Kini dia menawarkan alternatif lain. "Bagaimana kalau daddy antar kamu ke rumah Sabrina" tawar Angkasa.

Ciara mencoba berpikir sambil mengetuk-ngetuk dagunya. "Eum, baiklah kalau daddy memakca" putus gadis kecil itu sambil tersenyum.

Angkasa melongo, memangnya siapa yang memaksa, kalau pun tidak mau tidak  jadi masalah. Masih ada Hana yang akan membantu membujuknya.

"Bersiap-siaplah, aku akan mengantar kalian ke rumah Brian." ucap Angkasa.

Hana hanya menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan pendekatan Angkasa yang terlalu memanjakan. Mereka berangkat ke rumah Levi dengan suasana yang cukup tegang. Angkasa terus berusaha mengalihkan perhatian Ciara dengan cerita-cerita menyenangkan dan janji-janji kecil, berharap dapat memperbaiki suasana hati putrinya selama perjalanan. Hana, di sisi lain, memilih untuk diam, sesekali memberikan tatapan tajam pada Angkasa yang menurutnya terlalu lunak.

"Celamat pagi cemuanya. Boneka Cablina...Cia cantik datang ini" seru Ciara.

Sabrina tidak menggubris kedatangan Ciara, dia tengah asik menatap layar ponsel ibunya dengan posisi tengkurap diatas karpet berbulu.

Ciara yang penasaran segera menghampiri sepupunya itu. "Kamu lagi apa Cablina" tanya Cia ingin tahu.

"Lagi cek kodam" jawab Sabrina cuek.

1
Nureliya Yajid
lanjut thor
vitrienoor99
puas banget bacanya KK,up datenya banyak, semangat KK up datenya
zh4insu
Udah tau jalannya rusak, malah nyanyi sambil goyang di atas sepeda,,, jatuh kan, kecebur di got mandi lumpur,,, 🤣🤣🤣
Ngakak aku dari tadi... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
zh4insu
Ngakakkkkk aku,,, aku tau siap dia... 🤣🤣🤣
zh4insu
Tepung terigu merk apa itu kak? Stenga kilo harganya 30rb.😄🤭
☘️💮Jasmine 🌸🍀
🤣🤣
Ma Em
Angkasa lupakan masa lalu yg membuatmu trauma , tdk semua wanita seperti ibumu yg melupakan anaknya karena Hana tdk seperti itu dia sangat menyayangi si kembar dan selalu berjuang untuk membahagiakan nya sadarlah Angkasa sebelum nanti kamu menyesalinya .
Nancy Nurwezia
🤣🤣🤣 emang random si cia nih
☘️💮Jasmine 🌸🍀
cek Kodam katanya 🤣🤣🤣 ngakak lgsg
Nureliya Yajid
lanjut thor
☘️💮Jasmine 🌸🍀
🤣🤣
Nureliya Yajid
lanjut thor
Nancy Nurwezia
pasti suka uncle angkasa cia..
anggun hakiki
haha
anggun hakiki
hahahahha.. z😂😂
☘️💮Jasmine 🌸🍀
next Thor 😍
Herdian Arya
lah lah kok cuma satu bab... mana yg lain.
Nureliya Yajid: lanjut thor
total 1 replies
anggun hakiki
lanjut
☘️💮Jasmine 🌸🍀
lanjut kak 😍
☘️💮Jasmine 🌸🍀
lnjt KK Thor 💪😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!