Water Teapot

Adipati langsung menyimpan Jasnya di gantungan khusus jas, kemudian berjalan mendekati kamarnya. Sayup-sayup terdengar suara musik dari dalam kamarnya. Rasa penasaran membuat Adipati mengintip sedikit kedalam kamarnya, matanya langsung berhenti berkedip saat melihat apa yang terjadi dikamarnya.

Taca mengenakan gaun putih, yang tampak sangat pas dibadannya, tidak terlalu terbuka bahkan lebih tampak elegant, sedang menari diiringi musik. Adipati tersenyum melihat Taca yang berputar-putar menari dengan cantiknya.

"Astaga, Di... kaget aku. Udah dari kapan kamu disana," Taca yang baru menyadari kehadiran Adipati langsung menghentikkan aksinya.

"You look so amazing, Amore," ujar Adipati sambil berjalan mendekati Taca.

"Eh.. kamu suka baju pilihan, aku ?"

"Stunning, Amore."

"Tilimikicih..." jawab Taca menirukan gaya Raditya Dika, seorang stand up comedian kesukaannya.

"Ihh alay."

"Hahahaa... biarin. Alay-alay juga kamu suka, kan ?" ujar Taca sambil tersenyum manis kemudian mengecup bibir Adipati.

"Aku masih puasa ini ?" tanya Adipati sambil mengusap pinggang Taca.

"Masih, penghulu belum bilang, SAHHH...!!" Ungkap Taca sambil tersenyum kecil.

Adipati langsung menjawil hidung Taca kesal. "Aku mandi dulu yah, nanti kita langsung pergi. Kamu tunggu aja."

"Ok ok..." jawab Taca sambil tersenyum, kemudian meningalkan Adipati sendirian.

•••

Saat ini Taca dan Adipati sudah sampai di restoran SKYE 56 di Jakarta. Tapi kali ini Adipati tidak membooking satu restoran, karena acara makan malam ini diadakan mendadak. Tapi, restoran tersebut malam ini cukup sepi, mungkin karena bukan malam minggu juga.

Taca dan Adipati sudah duduk dimeja dengan best view di restoran tersebut, pemandangan lembayung kota Jakarta lagi-lagi memanjakan mata Taca.

"Ah.. lembayungnya cantik, Di. Nanti kalau punya anak kasih nama Lembayung, lucu kali yah," ujar Taca sambil mengejapkan matanya kepada Adipati.

Adipati hanya bisa mengangukkan kepalanya mendengarkan perkataan Taca, seandainnya bukan Taca yang mengatakannya, niscaya Adipati sudah lari tungang langgang meninggalkan mejanya saat ini.

"Ta.. aku kekamar mandi dulu, yah. Sebentar," Adipati mencium pucuk kepala Taca, sebelum meningalkan Taca.

Taca kemudian melihat sekeliling restoran sambi mengaduk-aduk minumannya. Menatap pemandangan lembayung kesukaannya. Sampai...

"Maaf, Mbak. Bisa ikut saya sebentar."

"Hah..mau kemana ?" tanya Taca bingung melihat ada pelayan restoran yang memintanya untuk mengikuti pelayan tersebut.

"Ikut aja, Mbak. Mari. Oh ngak papa yah mbak saya tutup matanya pake ini," ujar pelayan tersebut sambil menutup mata Taca mengunakan penutup mata.

"Mau ngapain sih, Mas. Mas ngak ada cita- cita jatohin saya dari lantai 56 'kan ?" tanya Taca penasaran.

"Hahhahaa... ngak lah, Mbak, bisa dipecat saya Mbak. Mari mbak," ujar pelayan tersebut.

Taca mengikuti pelayan tersebut, berjalan. Tiba-tiba Taca merasakan hawa luar ruangan. Angin bertiup sepoi-sepoi mengenai badannya. Taca terus berjalan di tuntun oleh pelayan tersebut. Sayup-sayup terdengar musik ditelinga Taca.

It's a beautiful night, we're looking for something dumb to do

Hey baby, I think I wanna marry you

Is it the look in your eyes, or is it this dancing juice

Who cares baby, I think I wanna marry you

Well I know this little chapel on the boulevard

We can go

No one will know

Oh, c'mon girl

Who cares if we're trashed

Got a pocket full of cash we can blow

Shots of Patron

And it's on girl

Don't say no, no, no, no no

Just say yeah, yeah, yeah yeah, yeah

And we'll go, go, go go, go

If you're ready, like I'm ready

-Marry you : Bruno mars-

Taca tersenyum kecil, hatinya berbunga-bunga, seperti ada kupu-kupu yang terbang di perutnya menari-nari. Hormon serotonin milik Taca naik berkali-kali lipat membuat Taca tersenyum berkali-kali.

"Saya buka yah, Mbak." Ujar Pegawai resto tersebut.

"1...2...3..."

Taca langsung membuka matanya, serta merta Taca melihat burung merpati diterbangkan bersamaan membuat Taca tersenyum dan mengadahkan kepalanya, melihat burung-burung yang terbang ke angkasa. Taca tidak menyadari didepannya sudah berdiri Adipati.

"Amore.."

"Ah.. Di, cantik banget." ujar Taca sambil mengusap five shadow o'clock milik Adipati.

"Cantik, secantik kamu, Amore," ujar Adipati sambil membenarkan anak rambut Taca, menyelipkannya kebelakang telinga Taca.

Taca terdiam dan terpaku menatap Adipati, Taca menatap Adipati lekat-lelat seakan-akan Adipati bakal menghilang dari pandangan matanya.

Tiba-tiba Adipati berjongkok, kemudian menunjukkan sekotak cincin kepada Taca, Taca terkesiap melihat cincin didalam kotak tersebut. Cantik.

"Taca Safina Trina, dengan segala kerendahan hati yang aku miliki, mau kah kamu menikah denganku, menjadi ibu bagi anak-anakku, menjadi wanita yang akan aku bimbing sampai ajal menjemput ?" tanya Adipati.

Taca terdiam, berkali-kali Adipati mengajaknya menikah, berkali-kali pula Taca tidak mengindahkannya sama sekali. Tapi saat ini berbeda. Taca seperti tersihir, entah karena lagu yang di suguhkan, entah karena suasana yang mendukung atau entah karena alasan apalagi. Tapi, kali ini berbeda Taca benar-benar merasa yakin akan perasaannya, rasa sayangnya dan rasa cintanya pada lelaki yang sedang berjongkok didepan matanya.

"Enggak..."

"HAH ???" Adipati kaget dengan ucapan Taca, beberapa orang yang dari tadi menonton acara lamaran tersebut pun tercengang mendengar jawaban Taca.

"Enggak, enggak mungkin aku nolak, Di. I will, I will marry you, and become a mother for your children in the future, Di," jawab Taca sambil mencium bibir Adipati dengan manja, mengecap manisnya bibir calon suaminya.

(Aku akan menikah dengan kamu dan akan menjadi ibu untuk anak-anakmu dimasa depan nanti,Di)

PLOP...PLOP...PLOP

Suara konfeti yang diledakkan terdengar disekitar Taca, membuat tubuh Taca dan Adipati tertutupi kertas-kertas konfeti berwarna-warni, Tepuk tangan dan sorak sorai terdengar disekitar mereka berdua.

Adipati berdiri kemudian memeluk Taca, perbedaan tinggi badan mereka berdua, membuat Adipati mengangkat Taca sehingga wajah mereka sejajar, kemudian mencium bibir Taca berkali-kali.

"Di, how do you turn three words into magic ?"

(Di, bagaimana kamu mengubah 3 kata menjadi sesuatu hal yang menakjubkan?)

" I love you, i need you," ujar Adipati sambil terus menciumi bibir Taca berkali-kali.

(Aku suka kamu, aku butuh kamu)

"Say it, say it again. Over and over."

(Katakan lagi, katakan lagi, terus menerus)

"I love you, love you," Adipati terus menciumi Taca sambil sesekali mengatakan 'i love you' berkali-kali seperti permintaan Taca.

(Aku cinta kamu, aku cinta kamu)

Semua orang masih memandang kedua pasangan yang sedang kasmaran tersebut, tersenyum melihat keromantisannya. Tapi...

Ada sepasang mata yang memandang dengan benci, bahkan mengutuki keberadaan Taca, mata yang menatap dengan penuh dendam. Mata Becca Nata.....

•••

Becca Backkkk hhahahahaa....

Siapa yang suka Becca ? Tuh Becca nongol mau bikin apa nih mbak Becca ? Hahahahaa

Oh kalau mau liat Taca nari bisa cuss langsung ke IG author yah storyby_gallon ❤️❤️❤️

Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...

Add ig author yah storyby_gallon

Jangan lupa comment,like, kasih bintang, kasih tau juga orang-orang satu kampung buat baca karya author and vote yah ❤️❤️ Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...

Salam sayang Gallon