Water Teapot
Sebelum baca please, pencet tanda 👍🏻
jangan lupa komen juga yah, please... Tinggalkan jejak kalian, nanti aku mampir balik kok ❤️
•••
Dari balik kubikel tempat Taca bekerja dia memperhatikan Kania yang berlari kecil kearahnya sambil tersenyum manis.
"Kenapa,Ka. Abis menang lotre?" tanya Taca yang kebingungan melihat ekspresi Kania yang secerah lampu bohlam.
"Tacaaaaa... tadi gue ketemu Mr.CEO," ujar Kania sambil duduk di kubikelnya yang terletak disamping kubikel Taca.
" Damn, he's hot."
(Si•l dia benar-benar sexy)
"Oh..really?" ujar Taca sambil lalu. Taca kembali menekuni pekerjaannya. (Oh... yah?)
"Astaga Taca, please. CEO kita tuh ganteng banget trus dia tuh jarang banget bisa kita liat dikantor ini," cerocos Kania sambil mengoyangkan bahu Taca, berjuang untuk mengalihkan perhatian Taca dari pekerjaannya.
"Kamu tau ngak. Dia itu blesteran Indonesia-Italy. Kebayangkan gantengnya kaya apa?" cerocosan Kania makin menjadi.
Taca yang sudah pusing karena pekerjaannya mengurus perjanjian kontrak kerja untuk pegawai baru hanya bisa tersenyum. Dia maklum karena hampir semua wanita dikantor ini mengidolalan CEO perusahan ini. Akan tetapi selama Taca bekerja di perusahan ini belum pernah Taca melihat batang hidung bosnya itu. Ya... bosnya itu tidak pernah ada ditempat, jadi jangan salahkan Taca yang tidak pernah melihat sosok Mr. CEO perusahaannya tersebut. Tapi, banyak orang yang bilang bila CEO-nya tersebut sangat tampan dan bermata biru.
"Ka... hari ini kita jadi ngerayain ulang tahunnya Jules?" tanya Taca mengalihkan pembicaraan Mr.CEO dari Kania.
"Astaga... hampir lupa," ujar Kania sambil memukul dahinya.
"Jadi dong, lo ikut kan? Awas aja kalau ngak, gue delete semua berkas perjanjian di komputer lo!" ancam Kania sambil memicingkan matanya.
Taca langsung memegang bahu Kania sambil tersenyum "So... pasti gue ikut, Ka. Gue butuh penyegaran setelah berkutat dari perjanjian-perjanjian ini..!” ujar Taca sambil menunjukan bertumpuk-tumpuk file dimejanya.
•••
Adipati Berutti hanya menatap nanar kearah luar jendela kantornya. Menatap gedung-gedung tinggi, yang membentang. Sekali lagi dia menghela napas, memasukkan oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru.
Baru kemarin dia pulang dari Canada, bertemu dengan kolega-koleganya di sana, membicarakan kemajuan bisnisnya yang kian hari kian menggurita. Ada kepuasan tersendiri bagi dirinya diumur yang baru menginjak 32 tahun tapi dia sudah mampu menjadi pengusaha sukses. Tapi, saat ini ada yang membuatnya pusing. Keinginan papanya benar-benar membuat kepalanya ingin pecah. Yah, papanya memintanya cepat menikah dan memiliki cucu. Sulit? Tidak tentu saja tidak banyak wanita yang mengantri untuk menjadi Mrs. Berutti.
Tapi masalahnya dari semua wanita tersebut, tidak ada yang membuat Adipati tergugah, dia bosan dengan wanita-wanita yang bersama dengannya, dia membutuhkan wanita yang berbeda. Tapi, diapun bingung apa yang dicarinya.
"Adi... jangan lupa bulan depan, ulang tahun Om Gio," ujar Juan membuyarkan lamuna Adipati.
Adipati langsung menatap Juan, layaknya dilempar oleh bom nuklir. Adipati baru sadar kalau waktunya makin menipis. Ayahnya hanya memberika waktu tiga bulan, untuk Adipati membawa calon istri kehadapannya dan tanpa Adipati sadari dua bulan sudah dilewatinya dengan sia-sia.
"Gimana ini?”
"Iya, gimana? Mau gue siapin kuburan dimana?" canda Juan sambil membrowsing nama-nama taman pemakaman elite di Jakarta.
"San Dieg• Hill• bagus nih,Bro," ujar Juan yang langsung mendapatkan lemparan bantal dari Adipati.
"Berisik,lo...!?” hardik Adipati sambil memelototi sahabat satu-satunya itu.
"Lo, juga jomlo kan. Lapuk pula, inget umur lo 38 tahun,Bro..!!" Adipati mengingatkan umur sahabatnya itu, yang memang lebih tua 6 tahun dari dirinya.
"Beda, Bro. Kalau gue, orang tua gue udah dalam tahapan pasrah. Sudah menyerahkan segala keputusannya sama gue. Lah elo?" tukas Juan sambil tersenyum.
"Arghh... tau lah, gue pusing. Kita ke tempat biasa aja lah. Bisa gila gue lama-lama kalau gini," Adipati langsung beranjak dari kursinya.
"Sure, jam 11. Ditempat biasa... perlu gue ajak Becca?" tanya Juan.
Becca FWB (friends With Benefit) Adipati. Wanita berbadan sexy yang selalu menemani Adipati di malam-malamnnya. Tidak ada cinta di antara mereka hanya nafsu dan kepuasan sexsual semata, Adipati hanya memberikan semua keinginan Becca akan benda-benda mahal yang dia inginkan dan sebagai balasannya, Adipati mendapatkan tubuh Becca.
"No, gue lagi males sama Becca, ngoceh mulu tiap ketemu. Minta dinikahin," jawab Adipati sambil lalu.
"Nah, tuh si Becca mau lo kawinin. Bawa aja ke acara ulang tahun Bokap lo," Juan memberikan ide dan langsung di balas pelototan dari Adipati.
"Pintu keluarnya disana," ujar Adipati sambil menunjuk pintu dihadapannya, mencoba untuk emngusir Juan secara halus.
•••
"Ka... kita ketemu di lokasi aja yah," ujar Taca sambil melirik ke arah jam di dinding kantornya, yang tepat menunjukan angka 16.00 WIB.
"Gue, mau pulang dulu masalahnya. Gue mau mandi dulu, gerah gue sumpah.”
Sudah setahun Taca hidup di kota Jakarta, mengadu nasib di ibukota. Tapi, sampai detik ini Taca masih belum bisa beradaptasi dengan udara Kota Jakarta yang super duper panas.
"Haiz... bilang aja mau dandan dulu biar makin cetar membahana," ujar Kania sambil membereskan barang-barang dimejanya.
Acara ulang tahun Jules memang bukan main-main. Diadakan di sebuah club ekslusif di Jakarta. Tidak banyak orang yang bisa datang kedalam club tersebut. Jules memang pegawai biasa di perusahaan tersebut, tapi kekasihnya bukan anak orang biasa di Indonesia, sehingga suatu anugrah untuk beberapa pegawai di kantor yang diundang ke acara ulang tahunnya.
"Hahahhaa... gue masih mau jomblo dulu," ujar Taca sambil memberikan senyuman termanisnya untuk Kania.
"Alah... bohong banget."
Kania menatap Taca, Taca gadis cantik berkulit kuning langsat, bermata bulat juga berambut hitam panjang. Hampir semua lelaki di perusahaan ini, mencoba merebut perhatiannya. Tapi, tidak ada satupun yang mampu membuat Taca tertarik.
"Bener, Ka... gue nggak sangup membayangkan, bakal dijailin segimananya calon gue, kalau ketemu keluarga gue....”
Taca langsung mengingat Ayahnya dan kedua Kakaknya dikampung. Tiba-tiba ada rasa kangen di dada Taca kepada keluarganya itu. Taca berjanji akan menelepon Ayahnya besok.
"Nggak mungkin disuruh nguras laut juga ‘kan?” canda Kania sambil berdiri dari kursinya dan bersiap untuk pulang.
"Hmm... kayanya kalau diliat dari kelakukan bapak gue sih bakal kejadian deh."
"Ngaco lo."
Taca hanya tersenyum kecil sambil mengingat kejadian masa lalu, dimana Taca membawa pacar pertamanya kerumah dan Taca tinggal karena disuruh kakaknya beli kopi ke warung. Disaat sampai kembali di rumahnya, pacarnya sudah tidak ada lagi batang hidungnya. Hanya, tampak Kakak pertamanya mengunakan pakaian taekwondo.
Semenjak itu Taca bersumpah tidak akan mengajak pacarnya kerumah. Kecuali, seorang lelaki yang bener-bener mau menikahinya.
"Taca, gue duluan yah. Ketemu di acara aja, oke," ujar Kania sambil mencium pipi kanan dan kiri Taca, kemudian meninggalkan Taca sendirian yang masih membereskan meja kerjanya.
•••
Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...
Add ig author yah storyby_gallon
Jangan lupa comment,like, kasih bintang, kasih tau juga orang-orang satu kampung buat baca karya author and vote yah ❤️❤️
Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...
Salam sayang Gallon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments
Dia Amalia
mampir thor☺️☺️
2024-06-10
0
fiendry🇵🇸
kangen karyanya Ka Gallon, jadi baca lagi kembali
2023-11-06
1
EndRu
habis baca cerita kama kafta kok pingin ngulang baca ini lagi
2023-10-06
0