Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.
Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.
Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Langit pagi di ibukota seakan ikut merayakan berakhirnya satu babak kelam. Setelah eksekusi Zhao Kun, istana tampak hening hening yang tidak sepenuhnya damai, melainkan hening yang menekan dada para pejabat.
Di balairung utama, bekas darah pemberontak itu masih terasa, seakan menjadi peringatan bagi siapa saja yang berani melawan Kaisar. Para pelayan menunduk lebih rendah dari biasanya, dan bahkan burung gagak yang biasa berkerumun di menara tampak enggan hinggap di atap istana.
Namun Rui tahu, kematian Zhao Kun hanyalah awal. Ular besar itu sudah terpenggal, tetapi racun yang ia sebarkan masih merembes di setiap sudut istana.
---
Malam setelah eksekusi, Rui kembali ke ruang dimensinya. Pohon persik bersinar lembut, tapi kali ini bayangan yang dipantulkan lebih pekat dari biasanya. Gulungan informasi datang beruntun dari jaringan bayangannya.
Yang pertama bukti tentang menteri Yan ditemukan mengirimkan pesan rahasia ke keluarga di barat.
Lalu yang kedua tentang tuan Liu, pejabat logistik, mencoba menyuap beberapa pengawal untuk membebaskan kaki tangan Zhao Kun yang ditahan.
Bahkan, Ibu Suri disebut-sebut diam-diam membela Zhao Kun dengan alasan setia kawan lama.
Rui mengetukkan jarinya ke gulungan, matanya menyipit. “Bagus. Ular kecil akhirnya keluar dari lubang.”
Ia tahu, jika kali ini mereka tidak diberantas, maka darah Zhao Kun akan menjadi benih bagi pemberontakan berikutnya.
"Yang mulia....!!!" seru Yu Zhi yang datang tiba tiba dan itu membuat Rui kaget
"Ada ap... Yu Zhi... kau?" kaget Rui melihat penampilan Yu Zhi yang berubah
"Yu Zhi.... Kau jadi manusia?" tanya Rui
" iya yang mulia, selama anda tidak masuk aku melakukan meditasi di bawah air terjun itu dan ini hasilnya" jawab Yu Zhi sang harimau yang berubah jadi bocah laki laki manusia yang berusia 10 tahun.
"Wahhh kau sangat imut dan tampan " ujar Rui lalu memeluk Yu Zhi erat dan membuat Yu Zhi memerah di pipi dan telinganya.
---
Keesokan harinya, balairung penuh kembali. Kali ini, bukan untuk rapat biasa, melainkan sidang darurat yang dipimpin langsung oleh Kaisar.
Semua pejabat duduk berderet, wajah pucat, napas tertahan. Mereka tahu, hari ini adalah ujian.
Tian Ze duduk di atas singgasananya, mata hitamnya memantulkan kilatan tajam. Di sisinya, Rui berdiri anggun dengan jubah putihnya. Kehadiran keduanya bagaikan dua kutub kekuatan dingin sang Kaisar, dan cahaya tajam sang Permaisuri.
Jun Hao maju membawa tumpukan gulungan. “Atas nama Kaisar, inilah bukti-bukti keterlibatan para pejabat dalam jaringan Zhao Kun.”
Riuh langsung pecah. Beberapa pejabat yang namanya disebut mendadak berlutut, memohon ampun. Ada yang menangis, ada yang pura-pura pingsan.
Namun Rui hanya menatap mereka tenang. “Setiap ular akan berkata dirinya hanya rumput. Tapi jejak sisik selalu tertinggal.”
Kata-katanya seperti pisau yang menusuk langsung ke jantung setiap orang yang bersalah.
---
Kaisar tidak gegabah. Alih-alih langsung menumpahkan darah di aula, ia memilih jalan lain. Para pejabat yang terbukti kuat bersalah ditangkap diam-diam pada malam hari.
Di penjara bawah tanah, jeritan terdengar setiap malam. Satu per satu nama besar yang dulu disegani kini tinggal sejarah.
Menteri Yan, yang selama ini dikenal sebagai sosok tenang—ditarik keluar dari kediamannya di tengah malam. Para tetangga hanya bisa menyaksikan dari balik jendela, tubuhnya diikat dengan rantai, mulutnya disumpal kain.
Tuan Liu, yang pernah menguasai logistik kerajaan—dijebloskan ke dalam sel yang sama dengan para pengkhianat yang dulu ia lindungi. Ironi pahit, ia akhirnya mati di tangan orang-orang yang dulunya ia biayai.
Dan Ibu Suri? Kaisar tidak menyingkirkan ibunya sendiri secara langsung. Namun semua pengaruhnya dilucuti. Para pelayannya diganti, surat-suratnya diawasi, dan setiap geraknya diawasi Rui sendiri. Ibu Suri masih hidup, tapi hanya sebagai bayangan dari dirinya yang dulu.
--
Meski eksekusi berlangsung cepat, perlawanan kecil tak terhindarkan. Beberapa pejabat berusaha kabur ke luar kota.
Suatu malam, kediaman salah satu bangsawan terbakar hebat. Dari balik api, Rui sendiri yang memimpin pasukan bayangan. Tubuhnya melesat ringan, jarum-jarumnya mematikan dalam kegelapan.
“Tidak ada tempat untuk lari,” ucapnya dingin, sebelum menusukkan jarum ke leher seorang pengkhianat.
Api itu menyala sampai fajar, menjadi tanda bagi seluruh ibukota: ular kecil pun tidak bisa lari dari cakar Permaisuri.
---
Namun seperti yang pernah dikatakan Zhao Kun sebelum mati, racun terbesarnya bukanlah sekutu pejabat, melainkan bisikan rakyat.
Di pasar, para pedagang berbisik bahwa Kaisar terlalu kejam. Di kedai, orang-orang bergunjing bahwa Permaisuri hanyalah penyihir yang memikat Kaisar.
Kabar angin seperti itu tidak bisa dibungkam dengan pedang.
Suatu malam, Rui duduk bersama Tian Ze di beranda paviliunnya. Angin membawa suara rakyat yang bergumam di kejauhan.
“Benar yang dia katakan,” ucap Tian Ze pelan, nada suaranya lebih rapuh dari biasanya. “Mereka tidak akan pernah mencintai kegelapan.”
Rui menoleh, menatapnya. “Tapi mereka bisa menghormati kegelapan. Mereka bisa hidup berdampingan dengannya, selama kegelapan itu punya cahaya di sisinya.”
Tian Ze menatap dalam ke matanya. “Kau… cahaya itu?”
Rui tersenyum samar. “Bukan. Aku hanya cermin. Aku memantulkan siapa dirimu sebenarnya. Jika kau tetap menjadi bayangan, aku pun akan tampak kelam. Tapi jika kau berani menyalakan sedikit cahaya… aku bisa membuatnya terlihat lebih terang.”
Kata-kata itu membuat Tian Ze terdiam lama. Untuk pertama kalinya, ia merasa bukan sebagai Kaisar, melainkan sebagai manusia yang sedang diajak percaya oleh seorang wanita.
---
Meski sebagian besar pejabat sudah ditumpas, Rui tahu ada satu ular terakhir yang lebih berbahaya: Jenderal Gao, panglima perbatasan barat.
Ia tidak hadir di istana, namun namanya tercatat dalam daftar Zhao Kun. Dan kini, kabar datang bahwa ia sedang mengumpulkan pasukan, dengan dalih latihan militer.
Rui menutup gulungan laporan itu dengan wajah serius. “Jika ular terakhir ini tidak dipukul, ia akan menjadi naga.”
Tian Ze menatapnya, matanya berkilat. “Maka kita akan pukul bersamanya.”
Untuk pertama kalinya, mereka berdiri sejajar, bukan hanya sebagai Kaisar dan Permaisuri, tapi sebagai dua pemimpin yang siap menghadapi badai berikutnya.
---
Eksekusi Zhao Kun dan para pejabatnya menjadi babak penutup dari satu era. Istana kini lebih tenang, meski ketenangan itu masih rapuh.
Rui berjalan di taman istana pada pagi hari, bunga persik bermekaran. Ia berhenti sejenak, mengangkat wajah ke langit.
Ia tahu, racun Zhao Kun akan butuh waktu lama untuk benar-benar hilang. Tapi satu hal pasti: ular besar sudah mati, dan ular kecil telah ditumpas.
Kini, yang tersisa hanyalah badai yang lebih besar di luar sana.
Dan ketika langkah berat Kaisar Tian Ze terdengar mendekat, Rui tersenyum tipis. “Mari kita lihat, Yang Mulia. Apakah kita bisa menaklukkan naga setelah ular ini?”
Tian Ze berdiri di sampingnya, tatapannya kokoh. “Selama kau di sisiku, aku tidak takut naga sekalipun.”
Mereka berdiri berdampingan, di bawah cahaya fajar yang mulai menyinari istana. Untuk pertama kalinya, bayangan kegelapan mulai tersapu oleh cahaya baru—cahaya yang lahir bukan dari satu orang, melainkan dari dua hati yang perlahan menyatu.
---
Bersambung…
karna ego dan ambisi, bisa membunuh rasa kemanusiaan yang ada di dalam dirinya.
ayo Rui, taklukkan sang kaisar baja hitam itu.
topeng yang selama ini bersemayam di wajah cantik kalian, akhirnya koyak satu persatu.
yang dianggap dan diabaikan belum tentu buruk, bisa jadi dia adalah permata yang paling berharga.
dan yang dianggap baik dan sempurna selama ini, bisa jadi dia adalah hanya fatamorgana
bercahaya dari jauh, burek dan lenyap dari dekat.
MC nya gokil, smart, baddas, gak plin plan, serta kuat.
good job thor.