NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.

Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

“Kita makan siang dulu yuk, Ani lapar.”

Amira melihat adik iparnya merasa kasihan entah dia shock atau ada beban karena biaya sekolahnya yang mahal. Ia hanya mengangguk dan mulai menghangatkan sayur dan menggoreng ayam untuk mereka berdua.

“Ani makanlah mbak sudah selesai menggoreng ayam.” Ajak Amira

“Ayam goreng buatanmu sangat enak mbak tidak kalah dengan ayam goreng restoran. Bisa gemuk aku punya kakak ipar pandai memasak seperti mbak Amira.”

“Kalau tidak mau gemuk olah raga, gerakin badan. Bantu menyapu halaman itu juga olahraga. Lihat mbak makannya banyak tapi tetap langsing. Padahal tidak pernah berolah raga tapi semua pekerjaan rumah mbak yang kerjakan.”

“Halaman rumah ini sangat luas capek nyapunya.” Keluhnya

“Justru itu kamu harus lakukan karena membuang bisa kalori yang berlebihan. Kamu setiap pagi bangun tidur, mandi, makan, rebahan gimana ga buncit tu perut. Cowok mana yang mau melirik cewek yang ga oke body nya.” Ujar Amira.

“Iya deh nanti sore aku bantu menyapu halaman. Selesai makan siang aku mau browsing kursus bahasa asing dulu.”

“Sebelumnya kau harus mencuci piring dulu baru browsing. Mbak mau istirahat dulu.” Tegasnya Amira merasa harus mulai mendisiplinkan adik iparnya supaya tidak manja.

“Iya nanti Ani yang cuci piring.”jawabnya dia merasa berkewajiban membalas budi kepada kakak iparnya yang ternyata bukan kakak ipar biasa.

Amira masuk ke kamarnya dan mengecek toko kue dan resto miliknya yang dikelola adiknya yang tinggal dikota besar jauh dari tempat tinggal suaminya.

Sebelum menikah Amira telah memiliki usaha toko roti dan mengembangkannya menjadi restoran steak house disamping toko rotinya. Dia berkenalan dengan suaminya secara tidak sengaja saat dirinya terjebak dalam demo yang bersifat anarkis dan dia terluka. Saat sadar dia sudah berada di bangku warkop yang tutup. Ibu pemilik warkop dan Dedy menungguinya hingga siuman. Untunglah lukanya tidak parah walaupun kepalanya terasa sangat sakit terkena pukulan tongkat.

Mereka bertiga berlindung di dalam warkop milik bu Suntinah hingga subuh. Untunglah didalam warkop itu ada makanan nasi bungkus, roti dan kue-kue serta teh dan kopi.

Menjelang subuh Dedy mengantarkan Amira pulang dengan motornya Amira minta diantarkan ke toko roti dan cafenya yang sekaligus tempat tinggalnya. Amira mengatakan dia bekerja di cafe itu sebagai cleaning service yang tidur dalam. Sejak saat itu mereka sering bertemu dan akhirnya Dedy melamarnya.

Papa Amira memberikan restu dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya untuk melihat ketulusan calon suaminya beserta sikap keluarganya. Beliau tidak ingin Amira dimanfaatkan hartanya oleh keluarga suaminya.

Dedy bekerja serabutan dikota Surabaya dan papa Amira memberitahukan lowongan sebagai security di pabrik dikota asal Dedy. Sejak saat itu Amira mengikuti suaminya dan usahanya dikelola oleh adiknya.

Papa Amira bekerja di pabrik gula dikota asal Dedy dengan jabatan direktur tapi keluarga Dedy tidak mengetahuinya.

Saat lamaran pun dilaksanakan di rumah yang disewa sekaligus untuk keperluan pernikahan mereka.

Orangtua Amira tinggal di rumah dinas yang disediakan pabrik.

Nenek Amira tinggal di Surabaya ditemani oleh adik Amira. Sebelum ayah Amira bekerja di pabrik gula di kota kecil itu mereka tinggal dengan nenek yang merupakan ibu dari papa Amira.

Toko roti milik Amira awalnya adalah toko roti kecil usaha milik neneknya. Setelah neneknya pensiun toko roti itu dikelola oleh Amira dan berkembang dengan pesat. Akhirnya toko roti itu diberikan kepada Amira oleh neneknya.

Sudah sebulan Amira menikah. Dia akan membuat usaha baru di desa suaminya. Dia masih survey kira-kira usaha apa yang cocok di desa kecil itu. Tentu saja bukan toko roti atau cafe seperti miliknya di Surabaya.

“Sepertinya aku harus mulai dari jobing order. Menerima kue ulang tahun dan kue kotakan arisan dan pengajian.” Batin Amira.

Dia mulai berpikir tentang menu ulang tahun Dinar Nabila. Ini adalah moment yang pas untuk melakukan promosi langsung dengan customer. Untuk suvenirnya dia akan membuatkan kotak kue ada tart mini dan kue yang biasa dipesan untuk acara arisan dan didalamnya ada kartu namanya. Untunglah dia masih memiliki kartu nama toko rotinya dengan no kontaknya.

Sore itu Amira memasak untuk makan malam dan memasak cemilan untuk minum teh sore.

Semua anggota sudah berkumpul menunggu moment minum teh sore yang di budayakan Amira. Kali ini mbak Erna ikut dengan anaknya.

Amira menyajikan kopi untuk suaminya dan teh untuk semua orang.

“Mbak aku sudah menyiapkan konsep untuk ulang tahun Dinar besok sore, kira-kira berapa orang yang akan diundang?”

“Teman-teman sekolah Dinar ada 15 orang, untuk tetangga 5 orang dan keluarga 3 orang.”

“Ini uangnya Mir,” kakak iparnya menyodorkan lembaran uang. Amira menerimanya tanpa menghitungnya.

“Biarlah kalau kurang aku akan menambahinya toh aku juga sekalian promosi bisnisku yang baru.” Batin nya.

“Terimakasih mbak. Besok acaranya jam berapa ya?”

“Jam 16.00, sebelum Maghrib sudah selesai.”

“Baiklah, Ani besok bantu mbak ya, mbak Erna sebaiknya besok juga bantu saya memasukkan kue ke dalam kardus untuk dibawa pulang anak-anak. Mas juga membantu meniup balon ya nanti anak-anak akan membawa pulang kue dan balon.”

“Selesai minum teh tolong antarkan Mira belanja dong mas biar besok pagi langsung bisa memasak.”

“Iya tunggu sebentar mas pasangkan plat nomor motor barumu. Hari ini sudah jadi kita naik motormu saja dek. Mas belum pernah merasakan naik motor mahal.”

“Ha… ha …. ha ndeso kamu ini Ded.” Ledek mbak Erna sedangkan yang diledek cuma nyengir sambil bangkit dan mengambil plat nomor motor baru itu lalu keluar untuk memasangnya.

Amira bergegas bersiap-siap dan menyusul suaminya keluar. Sebelum pergi dia mengingatkan adik iparnya untuk mencuci piring sehabis makan malam.

Amira dan suaminya berboncengan dengan motor baru menuju toko bahan kue yang ada dikota. Jaraknya lumayan agak jauh. Untunglah saat mereka tiba tokonya masih buka. Amira membeli banyak bahan kue dan loyang-loyang kue.

“Banyak sekali belanjanya dek. Apa ini tidak terlalu banyak?” Tanya suaminya.

“Aku sekalian beli untuk stok awal usaha kue ku mas biar tidak bolak balik beli jaraknya lumayan jauh dari rumah.” Jawabnya

“Oh begitu. Apa masih ada yang mau dibeli?”

“Aku rasa sudah cukup mas ayo kita pulang.” Ajak Amira.

Suami istri itu pun meluncur membelah jalanan dengan roda motor yang masih baru dan body motor yang masih kinclong.

1
Nadira ST
thor smoga keluarga mertua Amira baik terus ya jangan sampai berubah jahat
Diah Susanti
kalau yang aq baca sampai sini sih, yang toxic cuma kakak iparnya saja. ibu dan ani juga baik, semoga gk dibikin berubah sama othor😁😁😁
Sri Wahyuni
😍
Sri Wahyuni
Amira benar kakak ipar harus dilawan KLO ngelunjak
Sri Wahyuni
Amira pinter bgt
Sri Wahyuni
Bagus ceritanya n tidak belibet
Ceritanya bagus kak, reletabel sama kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!