Di balik megahnya pusat kekuasaan, selalu ada intrik, pengkhianatan, dan darah yang tertumpah.
Kuroh, putra dari seorang pemimpin besar, bukanlah anak yang dibuang—melainkan anak yang sengaja disembunyikan jauh dari hiruk-pikuk politik, ditempatkan di sebuah kota kecil agar terhindar dari tangan kotor mereka yang haus akan kekuasaan.
Namun, takdir tidak bisa selamanya ditahan.
Kuroh mewarisi imajinasi tak terbatas, sebuah kekuatan langka yang mampu membentuk realita dan melampaui batas wajar manusia. Tapi di balik anugerah itu, tersimpan juga kutukan: bayangan dirinya sendiri yang menjadi ujian pertama, menggugat apakah ia layak menanggung warisan besar sang ayah.
Bersama sahabatnya Shi dan mentor misterius bernama Leo, Kuroh melangkah ke jalan yang penuh cobaan. Ia bukan hanya harus menguasai kekuatannya, tetapi juga menemukan kebenaran tentang siapa dirinya, mengapa ia disembunyikan, dan apa arti sebenarnya dari “takdir seorang pemimpin”.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ell fizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darah Dingin Zithra
Ziodes mengajak Kuroh dan Shi ke istana Zithra sambil mengobrol tipis
"Oh ya aku belum mengetahui darimana dan siapa orang tua kalian"tanya Ziodes
Mendengar pertanyaan itu Kuroh menjawab dengan sedikit keraguan
"ibu ku sudah meninggal 10 tahun yang lalu, sedangkan ayah ku aku pun tak tahu,aku mendengar kalau ayah ku mati,dan aku berasal dari tanah Lansea"jawab Kuroh
"sedangkan aku berasal dari Lansea juga namun orang tua ku bercerai dan tak merawat ku jadinya aku tinggal sendirian dengan kekuatan pengetahuan yang ku punya ini"jawab Shi
Mendengar perkataan mereka Ziodes turut prihatin dan sedih karna orang tua mereka sangatlah jauh dari mereka.
Setelah obrolan singkat itu terlihat istana megah dengan corak corak es di atas menara ada logo Zithra dan logo naga Chrono
"Lambang naga itu??kami pernah melihat nya di gerbang Zithra,siapa sebenarnya naga itu?"tanya Kuroh
"Naga ini sangat penting bagi tanah Zithra namun 10 tahun dahulu kala setelah kejadian pemimpin Nozar dibunuh naga Chrono ini justru pulang ke daerah sini dan bersembunyi entah dimana,ada beberapa teori kalo ada beberapa orang yang menemukan dia sedang tertidur di sebuah gua namun setelah kami memeriksa nya jelas itu hanya khayalan semata"Ziodes menjelaskan dengan terus berjalan ke taman istana
"Peristiwa 10 tahun yang lalu?,mengapa kejadian meninggal nya ayah ku sama dengan peristiwa yang kau katakan tadi?"tanya Kuroh
"Entahlah namun yang ku tahu dulu ada sosok pemimpin di tanah pusat yaitu Nozar,dia adalah seseorang yang tak mempunyai pilar namun impact nya sangat besar,rumor nya dia memiliki kekuatan yang hampir sama seperti mu namun lebih sempurna dari pilar mu itu"Ziodes menjelaskan
Mendengar pernyataan itu timbul pertanyaan lagi di benak Kuroh
"Tentu pemimpin Nozar kala itu sangat lah monster,pantas saja kalian berusaha sekali melindungi ku karna aku mempunyai pilar yang hampir sama dengan sosok pria pemimpin Nozar itu."
"Oh ya siapa nama pemimpin itu??"tanya Kuroh.
"Hmmm,kalau tidak salah Kurosaki,dan aku baru ingat dia lahir di tanah Lansea dan sempat tinggal disana dengan istrinya,mereka melahirkan seorang anak namun anak itu di telantarkan karna Kurosaki takut anak nya kenapa kenapa"Ziodes menjelaskan.
Kuroh menghentikan langkahnya sejenak, wajahnya menegang mendengar nama yang baru saja disebutkan.
“Kurosaki…” gumamnya pelan, hampir tidak terdengar.
Shi melirik Kuroh, melihat perubahan ekspresi temannya itu.
“Ada apa, Kuroh? Kau terlihat… berbeda,” tanya Shi dengan nada hati-hati.
Kuroh menarik napas dalam, menatap lurus ke depan sambil berusaha menyembunyikan kegelisahannya.
“Tidak… tidak ada. Hanya sebuah nama. Tapi entah kenapa terasa… dekat.”
Ziodes menoleh cepat, tatapannya tajam penuh rasa ingin tahu.
“Dekat? Kau mengenal nama itu?”
Kuroh menggeleng pelan.
“Bukan mengenal… lebih tepatnya seperti deja vu. Seakan aku pernah mendengar nama itu di suatu tempat, entah mimpi atau bisikan masa lalu.”
Udara semakin dingin saat mereka melewati taman istana. Pohon-pohon es berkilau diterpa cahaya bulan, seakan mencatat percakapan mereka dalam keheningan beku.
Shi berdeham kecil, mencoba mengalihkan suasana yang mulai berat.
“Tuan Ziodes, jika benar Nozar adalah pemimpin pusat tanpa pilar, bagaimana mungkin ia bisa berdiri sejajar dengan orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa? Itu terdengar mustahil.”
Ziodes tersenyum tipis, namun ada rasa hormat di wajahnya.
“Itu pertanyaan yang bagus. Pemimpin Nozar berbeda dari siapa pun. Dia tak punya pilar, benar, tapi justru di situlah letak keistimewaannya. Pilar hanyalah alat, sementara Nozar adalah sumber. Dia mampu menyalurkan keinginan dan tekadnya ke dalam dunia nyata. Kekuatan semacam itu… jarang sekali bisa dijelaskan dengan logika.”
Kuroh merapatkan mantel tipisnya, hatinya berdegup keras.
“Dan kau menyebut kekuatan itu mirip denganku…”
Ziodes menatap Kuroh lekat-lekat.
“Ya. Pilar pikiranmu, yang bisa mewujudkan apa saja, adalah bayangan dari kekuatan Nozar. Bedanya, miliknya lebih stabil, lebih sempurna. Karena itu, ia dijuluki ‘Raja tanpa Pilar’.”
Shi terbelalak mendengar istilah itu.
“Raja tanpa Pilar? Jadi semua orang di dunia ini tahu tentang dia?”
“Bukan semua,” jawab Ziodes dengan nada berat. “Hanya orang-orang tertentu. Kebanyakan menganggapnya legenda, sebuah dongeng untuk menakut-nakuti musuh. Tapi aku… aku melihatnya sendiri.”
Langkah mereka kini memasuki halaman dalam istana. Pilar-pilar tinggi dari kristal es berdiri menjulang, dengan ukiran naga Chrono melingkar di tiap sisinya. Api biru menyala di obor kristal, membuat bayangan bergerak liar di dinding.
Ziodes berhenti sejenak, lalu menoleh pada Kuroh.
“Aku masih ingat hari ketika Nozar jatuh. Tanah pusat berguncang, Chrono pergi, dan dunia seakan kehilangan cahaya. Semua yang ada di sana… menganggap akhir zaman telah datang. Tapi kenyataannya, dunia terus berjalan, meski dengan luka yang tak akan pernah sembuh.”
Kuroh menatap lambang naga di atas menara, hatinya terasa berat.
“Jika benar semua yang kau katakan… berarti kematian ayahku ada hubungannya dengan peristiwa itu. Tapi mengapa aku tidak tahu apa pun? Mengapa ibuku tak pernah menceritakan?”
Ziodes menghela napas panjang.
“Karena mungkin, anak muda… ada kebenaran yang terlalu berbahaya untuk diceritakan. Kebenaran yang bisa menghancurkanmu sebelum waktunya.”
Shi menatap Kuroh, wajahnya cemas.
“Kuroh… bisa jadi semua ini lebih dari yang kita bayangkan. Jika benar ayahmu ada hubungannya dengan Nozar, berarti darah yang mengalir di tubuhmu bukan darah biasa.”
Kuroh mengepalkan tangan, matanya menatap lurus ke depan.
“Kalau begitu, aku akan mencarinya sendiri. Aku tidak peduli seberapa berbahaya kebenaran itu. Aku ingin tahu siapa sebenarnya ayahku, siapa ibuku, dan mengapa aku harus hidup dengan kekuatan yang bahkan aku sendiri tak mengerti.”
Ziodes menatap pemuda itu dengan senyum samar, ada rasa hormat yang muncul di matanya.
“Kau mirip dengan Nozar saat muda. Tegas, keras kepala, dan tidak takut pada apa pun. Tapi ingatlah, anak muda, tekad yang besar tanpa kendali bisa membawa kehancuran.”
Mereka bertiga kini tiba di gerbang utama istana. Pintu besar dari baja es terbuka perlahan, memperlihatkan aula megah berlapis kristal. Cahaya biru berkilau dari lantai hingga langit-langit, menciptakan suasana dingin namun agung.
Shi menatap takjub, sementara Kuroh masih terdiam dengan pikiran yang bergolak.
Ziodes berjalan ke depan, lalu berbalik menghadap mereka.
“Mulai malam ini, kalian berdua akan tinggal di istana ini sebagai tamu kehormatan. Aku akan memastikan tidak ada yang berani menyentuh kalian. Tapi… bersiaplah. Karena berada di sini berarti kalian telah masuk ke dalam pusaran besar yang akan menentukan nasib dunia.”
Kuroh mengangkat wajahnya, sorot matanya penuh tekad.
“Kalau memang begitu, maka aku akan melangkah tanpa ragu. Karena aku yakin, jawabanku ada di sini.”
Ziodes menatapnya sekali lagi, sebelum akhirnya memberi isyarat pada para penjaga untuk menutup pintu.
Di balik pintu besar yang menutup rapat, gema suara besi beradu terdengar, seolah dunia luar terputus dari mereka.
Dan di dalam aula megah itulah, takdir baru mulai terbentuk—takdir yang akan menyeret Kuroh semakin dekat pada misteri ayahnya, naga Chrono, dan kebenaran kelam yang tersembunyi sepuluh tahun lalu.
Saat mereka bertiga melewati taman istana yang dipenuhi patung naga es, langkah Ziodes tiba-tiba melambat. Tatapannya mengarah pada sebuah bangunan kecil di sisi kanan taman, pintu kayunya terbuka perlahan oleh angin dingin. Dari dalam, terdengar suara langkah ringan mendekat.
Seorang pemuda muncul, rambutnya putih berkilau seperti salju dengan mata biru pucat yang memancarkan ketenangan. Meski wajahnya masih muda, aura yang mengelilinginya begitu berbeda—dingin namun penuh wibawa.
Ziodes tersenyum kecil.
"Ah, kalian beruntung. Ini adalah putraku."
Pemuda itu menundukkan kepala singkat ke arah Kuroh dan Shi.
"Namaku Zephyr," ucapnya dengan suara tenang namun tegas. "Pewaris Zithra, dan… pengendali pilar ‘Frozen Pulse’."
Kuroh merasakan hawa dingin menekan sekelilingnya, seperti jantung yang berdetak dalam setiap hembusan angin salju. Shi bahkan tanpa sadar menggenggam lengannya, merasakan energi aneh yang seakan bisa membekukan aliran darah.
Ziodes menepuk bahu anaknya.
"Zephyr… mungkin kau akan menemukan sesuatu dalam diri mereka yang membuatmu belajar lebih banyak."