NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:36.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hana, gadis sederhana anak seorang pembantu, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam sekejap. Pulang dari pesantren, ia hanya berniat membantu ibunya bekerja di rumah keluarga Malik, keluarga paling terpandang dan terkaya di kota itu. Namun takdir membawanya pada pertemuan dengan Hansel Malik, pewaris tunggal yang dikenal dingin dan tak tersentuh.

Pernikahan Hansel dengan Laudya, seorang artis papan atas, telah berjalan lima tahun tanpa kehadiran seorang anak. Desakan keluarga untuk memiliki pewaris semakin keras, hingga muncul satu keputusan mengejutkan mencari wanita lain yang bersedia mengandung anak Hansel.

Hana yang polos, suci, dan jauh dari hiruk pikuk dunia glamor, tiba-tiba terjerat dalam rencana besar keluarga itu. Antara cinta, pengorbanan, dan status sosial yang membedakan, Hana harus memilih, menolak dan mengecewakan ibunya, atau menerima pernikahan paksa dengan pria yang hatinya masih terikat pada wanita lain.

Yuk, simak kisahnya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03. Menikah tapi terpaksa

"Hansel, menikahlah dengan Hana, anak Jamilah." ucap Rohana saat melihat anaknya duduk di meja kerjanya.

“Mama gila?!” Hansel membentak, berdiri dengan suara yang bergetar.

“Dia anak seorang pembantu! Apa mama ingin mempermalukanku?!”

Rohana melangkah mendekat, menatap putranya tanpa gentar.

“Justru karena itu dia pilihan terbaik. Hana tidak akan menuntut apa pun. Dia hanya akan menjadi ibu pengganti. Setelah bayi lahir, semuanya selesai. Perjanjian itu jelas. Laudya tetap istrimu di mata publik. Hana tidak akan pernah ada.”

Laudya tersenyum puas, lalu menambahkan dengan nada dingin, “Itu syaratku. Tidak ada yang boleh tahu. Tidak media, tidak publik, bahkan tidak keluarga besar. Hana hanya akan menjadi rahasia kecil di rumah ini. Kalau sampai terbongkar, reputasiku akan hancur. Dan aku tidak akan memaafkanmu, Hansel.”

Hansel mengepalkan tangan, menahan gejolak di dadanya. Dia ingin menolak, dia ingin berteriak. Namun di balik sorot matanya yang tajam, ada rasa sakit yang tak mampu ia ungkapkan.

Di sisi lain, Hana duduk bersama ibunya di kamar sederhana para pekerja. Wajahnya pucat, tangannya gemetar ketika mendengar penjelasan Jamilah.

“Mereka ingin kau menikah dengan Tuan Hansel,” suara Jamilah bergetar, matanya berkaca-kaca. “Hanya untuk setahun. Setelah bayi lahir, semuanya selesai. Kau bisa kembali ke pesantren, kembali ke hidupmu.”

Hana menggeleng cepat, air matanya jatuh. “Bu, tidak! Aku sudah katakan aku tidak bisa, bukan? Bagaimana mungkin aku masuk di antara mereka?”

Jamilah meraih tangan putrinya, menatapnya dengan penuh permohonan. “Nak, tolong mengerti. Ibu tidak punya pilihan. Mereka bisa menghancurkan kita kalau menolak. Ibu mohon, hanya setahun saja. Kau lakukan ini untuk ibu.”

Hana terisak, dadanya sesak. Ia ingin berlari, ingin kabur dari kenyataan. Namun melihat wajah ibunya yang penuh harap, ia tak sanggup berkata tidak. Air matanya mengalir deras, membasahi jilbabnya.

Hari itu juga, tanpa pesta, tanpa gaun mewah, pernikahan itu berlangsung.

Hanya ada seorang penghulu, dua saksi yang tak lain adalah pelayan rumah, dan beberapa orang kepercayaan Rohana. Di ruang tamu yang luas namun terasa asing, Hana duduk dengan tubuh bergetar, mengenakan kebaya sederhana berwarna putih. Tangannya terasa dingin, bibirnya pucat.

Hansel duduk di hadapannya, wajahnya datar, tanpa ekspresi. Hatinya berkecamuk, tapi suaranya tetap tegas saat ijab kabul dilafalkan.

“Saya terima nikahnya Hana binti Syukri dengan maskawin tersebut, tunai.”

Kalimat itu menggetarkan ruangan. Hana menunduk, air mata mengalir di pipinya. Ia kini resmi menjadi istri Hansel Malik, meski hanya dalam ikatan yang disembunyikan. Nikah siri yang tak seorang pun boleh tahu.

Setelah doa dipanjatkan, penghulu pergi. Rohana tersenyum puas, sementara Laudya hanya menatap Hana dengan tatapan penuh kemenangan, seolah dia telah terbebas dari keinginan ibu mertuanya.

Malam itu, Hana duduk sendiri di kamar pengantin yang telah disiapkan untuknya. Kamar itu indah, ranjang besar dengan sprei putih, lampu gantung berkilau, dan aroma mawar memenuhi udara. Tapi bagi Hana, kamar itu terasa seperti penjara. Dia menunggu, menanti Hansel datang. Waktu berjalan lambat, jam demi jam berlalu. Hingga jarum jam menunjuk pukul dua belas malam, pintu itu tetap tak terbuka.

Di sisi lain rumah, Hansel berada di kamar Laudya. Istrinya menyambutnya dengan senyum menggoda, membelai wajahnya, menariknya ke pelukan. Hansel menutup matanya, membiarkan dirinya larut dalam dekapan Laudya.

Namun jauh di dalam hatinya, ada rasa bersalah yang mengganjal. Ia tahu, di kamar lain, seorang gadis polos yang baru saja sah menjadi istrinya sedang menunggunya. Seorang gadis yang bahkan tak pernah ia beri pilihan.

Hana menatap kosong ke arah pintu, matanya sembab. Ranjang pengantin terasa dingin, selimut yang membalut tubuhnya tak mampu menghangatkan hatinya. Malam pertama yang tak pernah ia harapkan, ia lewati dalam sepi, ditemani air mata.

Keesokan paginya, sinar matahari masuk lembut melalui jendela besar ruang makan keluarga Malik. Aroma roti panggang dan kopi hitam memenuhi udara. Hana sudah sejak subuh membantu pelayan lain menyiapkan sarapan. Tangannya cekatan menata buah-buahan di atas piring kristal, namun hatinya berdebar keras. Malam yang ia lewati masih terasa seperti mimpi buruk dan sunyi, sepi, dan penuh air mata.

Dia tak tahu bagaimana harus bersikap pagi ini. Bagaimana cara menatap Hansel yang kini sah menjadi suaminya, meski hanya dalam pernikahan yang tak boleh ia sebutkan pada siapa pun. Hana merapikan meja makan, menundukkan wajah, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

Tak lama, suara langkah sepatu bergema di lantai marmer. Hansel muncul dari arah tangga, mengenakan kemeja putih dan jas abu-abu muda. Wajahnya datar, seakan malam tadi tak pernah ada pernikahan, seakan Hana tak pernah duduk di kamar pengantin menunggunya dengan sia-sia.

Tak lama kemudian, Laudya menyusul. Wanita cantik itu tampak elegan dengan gaun kasual berwarna krem, kacamata hitam menggantung di rambutnya. Di tangannya, sebuah tas mewah diletakkan begitu saja di atas meja makan, seolah meja itu bukan tempat makanan melainkan pajangan untuk barang-barang mahalnya.

Hansel mengikuti di belakang, menarik koper besar berwarna hitam.

“Kamu sudah siap?” tanya Hansel singkat.

“Tentu saja,” jawab Laudya ringan, lalu meraih segelas jus jeruk yang sudah tersedia. Ia meneguknya setengah, kemudian menoleh pada Hana yang berdiri di sisi meja. Tatapan matanya penuh makna, seolah ingin menegaskan posisi siapa yang paling berkuasa di rumah itu.

“Aku akan terbang ke Inggris hari ini,” ucap Laudya sambil tersenyum tipis. “Ada acara launching produk baru brand internasional yang bekerja sama denganku. Beberapa minggu aku tidak akan di rumah.”

Hana hanya menunduk, jantungnya berdegup lebih cepat. Ia bisa merasakan arah pembicaraan itu. Laudya menaruh kembali gelasnya dengan suara kecil yang terdengar nyaring di telinga Hana.

“Selama aku tidak ada, kau harus merawat suamiku. Pastikan dia mendapatkan semua yang dia butuhkan. Mengerti?”

Kalimat itu seperti duri yang menusuk. Hana menahan napas, menelan ludah dengan susah payah. Belum sempat ia menjawab, Laudya melanjutkan dengan suara dingin, “Dan kau tahu apa yang ku inginkan, Hana. Aku tidak ingin pernikahanmu dengan Hansel berlangsung lama. Selesaikan tugasmu secepat mungkin. Hamil, melahirkan, lalu keluar dari kehidupan kami. Itu saja.”

Ucapan itu membuat Hana terpaku. Bibirnya gemetar, matanya membelalak penuh terkejut. Ia berani menoleh ke arah Hansel, mencari sedikit pembelaan, atau setidaknya penjelasan. Hansel menatapnya sekilas. Tatapan itu bukan kemarahan, bukan pula kasih sayang, hanya kosong. Ia menarik kursi, duduk, lalu berkata pelan namun tegas, “Aku tidak ingin buru-buru punya anak.”

Keheningan mendadak menyelimuti meja makan. Laudya tertawa kecil, sinis, seolah mempermainkan kalimat Hansel. “Oh, jadi kau ingin memperpanjang waktu? Kau kira aku punya kesabaran sebanyak itu, Hansel?”

Hansel meletakkan sendoknya dengan suara beradu ke piring. Tatapannya tajam, namun tetap dingin. “Aku yang memutuskan kapan. Bukan kau ... bukan siapapun.”

Laudya terdiam sejenak, lalu tersenyum licin, meneguk sisa jusnya tanpa bicara lebih lanjut. Ia tahu, meskipun Hansel membantah, pada akhirnya keluarga akan selalu menekan sampai tujuan mereka tercapai.

Hana berdiri kaku, tangannya gemetar memegang serbet di sudut meja. Ia merasa sesak, terperangkap dalam permainan besar yang tidak pernah ia pilih. Ia ingin berteriak, ingin menangis, tapi semua tertahan dalam kerongkongannya.

Sementara itu, Hansel hanya menunduk, menyendok sarapannya tanpa gairah. Namun dalam hati, ia merasakan perih yang sulit dijelaskan. Ia tidak pernah ingin menjadikan Hana korban. Tapi keadaan, desakan, dan cinta butanya pada Laudya telah menyeret semuanya menjadi rumit.

Laudya bangkit, meraih tas mewahnya dan berjalan anggun menuju koper yang sudah siap. Hansel ikut berdiri, menarik koper itu tanpa banyak bicara.

“Jangan lupa, Hana,” ucap Laudya sambil melewati gadis itu. “Tugasmu hanya satu, pastikan kau mengandung anak suamiku. Setelah itu, kau tidak lagi ada di sini.”

Setelah pasangan itu berjalan keluar, Hana terduduk di kursi dengan tubuh lemas. Matanya panas, tapi ia menahan air mata agar tidak jatuh. Ia sadar, sejak hari itu hidupnya bukan lagi miliknya. Ia hanya pion dalam permainan keluarga kaya raya.

"Hana," panggil Jamilah, Hana menoleh lalu merentangkan tangannya untuk memeluk sang ibu.

"Ibu minta maaf," ucap Jamilah pelan, Hana menggelengkan kepalanya pelan, seakan akan mengatakan ibunya tak bersalah dan tak perlu meminta maaf.

1
ken darsihk
Laudya rela melepaskan bayi itu kalau Hansel memilih diri nya
Habsel benar benar nggak bisa memilih 🤦‍♀️🤦‍♀️
ken darsihk
Bayi nya tidak bisa minum asi ibu nya itu sering terjadi , keponakan ku anak dari adik ku juga seperti itu dulu
Sekarang keponakan ku sdh besar cantik dan sdh lulus sarjana juga
Jadi nggak perlu khawatir dede bayi tetap akan baik 2 sajah 🤗🤗
ken darsihk
Aq sudah ada du buku 2 itu thor
Rahma
laudya emg g punya perasaan Hana msh koma udah minta Hansel cerai in Hana 🤦🤦
Eva Karmita
Ayo Sel sudah saatnya kamu ambil keputusan pilih Hana dan deby atau laudya istri mandul mu ..
Fitria Syafei
Hadeh die dilema si Hansel 😏 deh pilih salah satu dan jangan serakah 🙄 Kk cantik terima kasih 😘
ChikoRamadani
Hansel sejak awal sudah plin-plan apalagi disuruh milih behhhh pusingkan dirimu...
jika memang awalnya laudya tidak menyembunyikan penyakit itu mungkin saat ini hana tidak terseret dalam kehidupan kalian berduaa... bisa saja kalian mengambil anak adopsi ntah darimana bukan dari hasil hubungan pernikahan siri hana dan kontrak gila kalian itu yang hanya ingin mewariskan penerus keluarga malik...
setelah pulih koma, sebaiknya rayyan membawa kabur hana dan bayinya biar bingung mereka semua mencari keberadaan hana...
Ir
sholat istikharah Hansel bahlul
gini yaa kalo yg di pilih Hansel Hana oke Laudya ga berhak atas bayi itu mungkin lebih baik Laudya adopsi sendiri aja kalo memang dia pengen anak, tapi kalo Hansel pilih Laudya dan lepasin Hana sama bayi nya, bisa di rawat bareng² tapi dari baru lahir sampe umur 6bln bayi harus sama ibunya dulu, ntar seterusnya bisa gantian kan adil tohhh jadi Laudya jangn egois mau kuasai bayi itu sendiri tak timpuk batu Kepala mu nanti
Aisyah Alfatih: ketawa aku bacanya kak 🤭
total 1 replies
ken darsihk
Kasihan Hana lagi nya koma dan sang bayik tidak baik baik sajah
Kasih yng terbaik thor untuk Hana dan bayi nya
Ir
kak serius hana si pisahin sama bayinya kaka tega?
Naufal Affiq
lanjut kak
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen 😍😍 terimakasih 😘
Putri Dhamayanti
nah loh... cinta segitiga dah
Retno Harningsih
lanjut
juwita
jgn lah baby nya meninggal kasihan hana sia" pengorbanan dn perjuangan dia klo babynya meninggal
Ir
kak maaf maaf banget ini mah mungkin kelihatan jahat aku nya yaa, tapi udah itu baby nya di buat meninggal aja, biar adil biar sama² ga dapet, terus Hana sama Rayyan aja, meski di sinopsis kisah Hansel sama Hana, cuma kalo posisi Hansel masih berat sebelah kasihan Hana, Hansel memang cinta sama Hana tapi lebih berat cinta dia ke laudya, lihat kemarin pas laudya balik dari LN kek seneng nya minta ampun beda kalo dia saat bareng Hana cinta tapi masih kaku, setelah itu terserah dah karma apa untuk keluarga Malik alias, Hansel, laudya, Rohana dan suaminya, juga Jamila udah muak lihat mereka, yakin dah kalo Hansel masih sama Hana tau laudya pilih mundur ntar Hansel ga bakal beli rumah baru, pasti tetep tinggal di rumah yg ada bayang² laudya
Puji Rahayu: stju kk biar adil
total 4 replies
edelweis🌻
kenapa bayinya
Fitria Syafei
Waduh segitu mudah nya Hansel ucap kan itu 🙄 semoga Rayan yg jadi pemenangnya ya 😏 Kk cantik terimakasih 🥰
Ir
wahh siapa nih yg datang, kak maaf aku lupa, bapak nya Hana ini meninggal kah? soalnya nya kaya nya dari awal baca ga di sebutin bapaknya Hana kemana
udah lah Ray kalo gua jadi lu gaya bawa minggat ke Cairo tuh si Hana sama bayinya juga, di rawat di rumah sakit sana, kalo udah begini apa Laudya masih egois mau pisahin anak sama ibu nya
Rayyan be like : kalian adalah manusia yg egois, kalian hanya memikirkan untuk mengambil bayi itu tanpa memikirkan apa yg Hana ingin kan, dan anda ibu jamilah di sini siapa yg anak ibu sebenarnya, Hana atau Laudya sampi ibu tega menggadaikan kebahagiaan anak ibu sendiri, jika ibu ingin membalas budi apakah tidak cukup dengan ibu mengabdikan diri di keluarga besar malik, kalian ingin bayi itu kan Hansel Laudya, ambil bayi itu tapi aku pastikan hidup kalian tidak akan di hampiri bahagia, hanya ada penyesalan dan kesedihan dalam hidup kalian berdua, aku pastikan setelah Hana sadar dari koma, aku akan membawa nya pergi dari negara ini, aku akan memberikan dia banyak anak suatu hari nanti
gubrakk Hansel langsung kebakaran jenggot sama kumis 🤣🤣🤣
Aisyah Alfatih: 🤣🤣🤣 panjang amat kak... tapi aku suka, lnjtkan ...🤭 bapak hana udah mninggal kak.
total 1 replies
Sunaryati
Lelaki plin- plan serta berat sebelah seperti kamu kok belum pantas jadi ayah, dan untuk Bu Jamilah, bagaimana kamu bangga kan bisa mengorbankan anakmu untuk majikanmu. untuk Rayyan ingat Hanna statusnya masih bersuami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!