"Mulai sekarang kamu harus jadi Istriku dan juga Ibu sambung dari Ratu!"
"Siapa kamu? apa hak kamu memaksa aku menikah?"
"Aku Ayahnya Ratu! anakku menyukaimu dan aku harus memenuhi keinginan putriku yang ingin kamu menjadi ibunya!"
"Tapi ingat jangan berharap lebih pada ku! karena statusmu hanya Istri Rahasia dan juga Ibu Sambung Ratu!"
Deg!
"Aku belum bilang setuju!"
"Kamu tidak punya pilihan selain setuju!"
****
Nayyara dipaksa menjadi istri rahasia dari CEO Kejam bernama Ravindra dan juga Ibu sambung anak kecil lucu bernama Ratu.
Nayyara tidak bisa menolak karena Ravindra mengancamnya.
Apakah Cinta akan hadir diantara Ravindra dan Nayyara? Atau justru Nayyara pergi setelah memberikan kasih sayang yang tulus pada Ratu?
Simak cerita nya hanya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAYYARA-14.
Beberapa hari berlalu....
Belum genap seminggu Ratu masuk sekolah, nampaknya ada perubahan signifikan dari Ratu, anak itu kebanyakan murung setiap kali pulang sekolah.
Biasanya setiap pulang sekolah Ratu akan bercerita semua kegiatannya di sekolah, namun 3 hari belakangan Ratu hanya diam dan murung.
Dea berusaha membujuk Ratu bercerita, tapi Ratu tidak mau buka suara, Dea berusaha bertanya pada wali kelas Ratu namun mereka mengatakan tidak tau apa yang terjadi pada Ratu.
Satu hal yang membuat Ratu semakin murung adalah Ravin yang kembali sibuk dengan pekerjaannya, bukannya terus membujuk Ratu eh Ravin malah menghilang dan semakin sibuk.
Pergi saat Ratu belum bangun dan kembali setelah Ratu tidur.
Dea yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ratu, untuk itu Dea meminta tolong pada Nayya untuk menjemput Ratu hari ini, meskipun Nayya sibuk mengurus bisnis rumah makan milik orang tuanya, Nayya tetap menyempatkan waktu untuk menjemput Ratu.
Nayya merasa tidak tega begitu mendengar cerita dari Dea, untuk itu Nayya memutuskan untuk menjemput Ratu sendiri tanpa ditemani oleh Dea.
"Nayya, Tante minta maaf udah ngerepotin kamu, tapi Tante gatau harus gimana lagi siapa tau nanti Ratu mau cerita kalo sama kamu." begitulah ucapan Dea tadi saat bertemu Nayya.
Wajah Dea begitu pucat, bahkan matanya berkaca-kaca karena khawatir pada Ratu, Dea merasa ada yang tidak beres makanya dia sempat meminta Ravin untuk mencari tau, namun kenyataannya Ravin malah sibuk bekerja.
Raka harus turun tangan sendiri, Dea juga meminta bantuan Nayya supaya Ratu mau bercerita.
"Nayya gak merasa di repotkan sama sekali Tante, nanti Nayya coba bujuk Ratu ya." Nayyara menggenggam erat tangan Dea, dia mencoba menenangkan ibu dari Ravin itu.
"Makasih Nayya."
"Sama-sama Tante."
Nayya melamun sambil memikirkan semua perkataan Dea padanya tadi, ada hal yang membuatnya sangat kesal.
Ravindra penyebabnya! pria itu katanya menyesal tapi lihat kesalahan itu terus diulang, bahkan saat kondisi Ratu tidak baik-baik saja, Ravin seolah tidak peduli sama sekali.
"Dia itu sebenernya peduli gak sih sama Ratu? kalo gak peduli mending biarin Ratu di urus sama orang tuanya aja, kasian Ratu." Nayya ngomel sendiri, dia sangat geram dengan perilaku Ravin yang selalu membuat Ratu terluka dan bersedih.
"Kakak Nayya!" suara Ratu terdengar begitu antusias saat melihat Nayya datang menjemputnya.
Dengan senyuman manis, Nayya mendekat kemudian merentangkan tangannya, Ratu yang melihat itu langsung berlari kemudian memeluk Nayya dengan erat.
"Halo cantik, seneng gak nih kalo Kakak yang jemput?" tanya Nayya menggendong tubuh Ratu yang sedikit turun.
Bukannya menjawab, Ratu malah menangis jelas saja Nayya langsung panik.
"Hei kenapa sayang? kok nangis?" Nayya mengusap lembut punggung Ratu, gadis kecil itu masih menangis di pelukan Nayya.
Karena tidak tega, Nayya memutuskan untuk membawa Ratu masuk kedalam mobil, Nayya memang diantar supir atas permintaan Dea.
"Jangan nangis sayang ada Kakak disini." Nayya terus menenangkan Ratu, punggung gadis kecil itu bergetar karena menangis.
Nayya ikut sesak karena tangis Ratu begitu memilukan, entah apa yang sebenarnya terjadi pada Ratu yang pasti itu semua bukan hal baik.
'Pak Duda itu udah keterlaluan banget, Ratu sampai nangis kaya gini dan dia masih gak peduli.' batin Nayya geram sendiri.
Nayya terus berusaha menenangkan Ratu, setelah puas menangis Ratu menyenderkan kepalanya di dada Nayya.
Mobil sudah berjalan menuju ke kediaman Ratu, Dea dan Raka sudah menunggu di sana.
"Ratu kenapa nangis sayang? mau cerita sama Kakak?" tanya Nayya lembut, Nayya mengusap sudut mata Ratu yang masih basah karena airmata.
Gadis kecil itu tidak langsung menjawab melainkan mendongakkan kepalanya menatap Nayya, mata Ratu begitu sendu dan Nayya terkejut melihat itu.
"Kenapa Ratu?" Nayya menangkup lembut pipi Ratu.
"Kakak..." suara Ratu bergetar.
"Apa Papa ndak cayang Latu lagi?" tanya Ratu semakin bergetar.
"Kenapa Ratu nanya kaya gitu?" Nayya mengusap pucuk kepala Ratu dengan lembut.
"Latu celalu di ledek katanya ndak punya Papa cama Mama, coalnya Latu celalu belangkat cendili." cicit Ratu menundukkan kepalanya, Nayya cukup terkejut.
Dia tidak menyangka ternyata di sekolah paud sudah ada anak yang berani mengejek temannya, padahal itu tidak baik apalagi menyinggung tentang orang tua.
Ya meskipun masih anak-anak tapi tetap saja kebiasaan itu tidak bisa di biarkan, karena kedepannya akan berdampak buruk.
"Kata siapa Ratu gak punya Papa sama Mama, Kakak kan udah sering bilang kalo Mama Ratu udah di surga, jadi Mama selalu ada di hati Ratu." Nayya mencoba menjelaskan dengan penuh pengertian, ya meskipun hati Nayya terasa sesak saat mengatakan itu.
"Tapi Latu mau punya Mama, apa ndak boleh?" Ratu menatap Nayya penuh harap, Nayya tersenyum.
"Tentu Ratu boleh punya Mama baru, jadi nanti Ratu punya dua Mama." Nayya menjelaskan semuanya dengan sangat lembut supaya Ratu bisa memahaminya dengan mudah, beruntung Ratu bisa memahaminya.
"Kalo gitu Kakak Nayya mau ndak jadi Mama nya Latu?"
"EH!"
****
Dea dan Raka sudah menunggu kepulangan Ratu, kali ini Ravin akan pulang juga setelah dipaksa oleh Raka.
Tanpa menunggu lama Raka sudah mendapat laporan dari anak buahnya, jadi selama beberapa hari terakhir Ratu sering diledek oleh temannya yang nakal karena tidak pernah diantar Ravin.
Ratu yang cerewet tentu saja suka bercerita, namun ada saja anak yang jahil dan malah mengatai Ratu.
Tentu saja Ratu langsung sedih, meskipun begitu Ratu selalu membela diri, tapi sayang anak yang meledek Ratu itu tidak di beri hukuman atau peringatan oleh guru, katanya dia adalah anak donatur di sekolah.
Jelas saja Dea langsung kesal, karena itu semua sangat salah, dan nantinya psikis anak-anak lain bisa terganggu jika anak yang bermulut kurang ajar itu di diamkan.
"Papi sama Mami kenapa minta aku pulang?" suara Ravin terdengar begitu memasuki ruang tengah.
Raka langsung melayangkan tatapan tajamnya, begitupun Dea.
"Masih berani kamu nanya gitu hah?! apa kamu gatau apa yang udah Ratu alami!" Raka berteriak marah, Ravin mengerutkan keningnya.
"Maksud Papi apa? bukannya Ratu baik-baik aja?"
"Dasar bodoh!" Dea yang kesal langsung mengumpati Ravin, tentu saja Ravin langsung membulatkan matanya tak percaya.
"Mami bilang aku bodoh?"
"Iya kamu bodoh! harusnya dari dulu Mami bawa Ratu dari pada harus dirawat sama kamu yang egois itu!"
"MI!" Ravin jelas saja tidak terima.
"Apa mau ngelawan kamu!" Dea menantang Ravin.
Dari pintu masuk nampak Nayya datang bersama Ratu yang sudah tertidur di pelukan Nayya, tadi Ratu tertidur karena kelelahan.
"Permisi." suara Nayya terdengar dingin, Ravin menoleh belum sempat dia bertanya Nayya maju satu langkah dan....
PLAK!
DEG!
Bersambung........
.
.
rasain noh kenak senggak sama papi raka kn,, makanya jngn ego mulu yg diutamakan ravindra....